Mohon tunggu...
Rio Rijaldi
Rio Rijaldi Mohon Tunggu... -

mahasiswa baru UNJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Masa Kini di Finlandia

26 Agustus 2014   22:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:28 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Duh, yang namanya kemandirian ini kan memang susah-susah gampang, ya. Apalagi untuk kita di Indonesia yang terbiasa banyak dibantu orang lain. Mulai dari mbak pengasuh sampai orangtua yang ikut membantu mengasuh anak. Yah, nggak bisa disalahkan juga, secara latar belakang budaya juga berbeda.

Di Finlandia, kemandirian tak hanya untuk murid tapi juga guru. Jadi, tidak ada yang namanya tes Ujian Nasional. Setiap sekolah berhak menentukan kurikulum masing-masing. Pemerintah tidak ada sangkut paut dengan kurikulum, mereka hanya sebagai penyandang dana dan fasilitas.

Kebayang ya, nggak ada lagi yang namanya deg-degan atau bahkan di Indonesia sampai ada yang bunuh diri menjelang Ujian Nasional :(

Tidak ada tes sampai anak usia 16 tahun

Ini masih berkaitan dengan poin di atas. Karena perbedaan kurikulum, maka setiap murid yang merasa siap, akan mengajukan dirinya untuk mengikuti tes tertentu. Di sistem pendidikan Finlandia juga tidak mengenal kata ‘tidak naik kelas’. Satu lagi, di pendidikan Finlandia, tidak ada PR dan semua tugas sekolah dilakukan dengan cara yang menyenangkan.

Saat menulis artikel ini, saya sempat mampir ke banyak situs dan menemukan banyak hal menarik mengenai pendidikan di Filandia. Misalnya,  di sana jarang sekali guru kelas berdiri di depan kelas sambil ‘ngoceh’ tentang pelajaran. Belajar kerap dilakukan di luar ruangan, ini tak hanya untuk pendidikan seni atau yang berkaitan dengan fisik, matematika pun bisa dilakukan di luar ruangan. Misalnya murid diminta mengumpulkan 50 batu kerikil, lalu mereka harus membagi batu-batu tersebut dalam sejumlah kelompok. Dari sini mereka belajar sistem pembagian, kan? Dan saya rasa sih, metode ini akan lebih menyenangkan dan mudah diingat oleh anak-anak, ya. Dibandingkan menghitung di awang-awang seperti yang banyak dilakukan sekolah di Indonesia saat ini.

Masa iya nggak ada tes?

Hanya ada 1 tes ujian kesamaan di Finlandia, yaitu saat mereka akan masuk ke Universitas atau saat usia mereka sekitar 16 tahun. Kalau dibandingkan dengan di Indonesia, di mana anak lulus TK saja sudah menghadapi tes untuk masuk Sekolah Dasar, rasanya miris sekali ya? :(

Tidak ada pembedaan antara satu anak dengan yang lain

Semua anak dianggap memiliki kemampuan akademis yang sama, maka sekolah di Finlandia tidak mengenal konsep sekolah unggulan atau kelas unggulan. Karena itu 93% anak di Finlandia lulus SMA dengan standar akademis yang hampir setara.

Mungkin hal ini juga terjadi karena pemerintah menanggung biaya pendidikan di sekolah hingga perguruan tinggi, termasuk sekolah swasta. Kesempatan belajar terbuka lebar untuk siapa saja dan ditanggung pemerintah. Menyenangkan sekali kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun