Muhammad Fadhel Nurjaman atau biasa yang dikenal dengan Fadhel adalah seorang pria kelahiran tahun 1995 yang sejak 2014 lalu sudah mencoba untuk berjualan walaupun hanya jualan kecil-kecilan saja.
Fadhel merupakan anak pertama yang lahir di Bogor. Ia sudah mencoba berbagai macam bisnis dari menjual baju kokoh, kaus kaki, hingga parfum sejak tahun 2014 lalu. Dirinya mengaku merupakan seseorang yang penasaran dengan bisnis penjualan dan mencoba berbagai macam jenis usaha untuk dijual.
“Sejak saat (dulu) saya di pesantren, saya udah mulai tuh jualan-jualan kaus kaki. Saat itu saya lihat prospek kedepannya bagus atau tidak, jika bagus maka saya berjualan bisnis (kaus kaki) tersebut. Saat suatu ketika dimana saya rasanya sudah tidak menemukan prospek yang bagus kedepannya, maka baru saya ganti jenis usaha lain. Pokoknya saya coba semua yang sekiranya memang panjang (prospek) kedepannya”. Ungkap Fadhel.
Memulai Bisnis Pertenakan Burung Puyuh
Akhrinya pria kecil itu memutuskan untuk berternak burung puyuh pada 2019 lalu. Perternakan burung puyuh yang dibuat Fadhel saat itu mempunyai potensi yang besar kedepannya, maka itu ia memutuskan untuk berternak burung puyuh dengan menjual berbagai olahan dasar, seperti daging ungkep, burung puyuh itu sendiri, telur, hingga kotoran burung puyuh.
“Saya penasaran saat itu kenapa kotoran burung puyuh dicari-cari orang, ternyata untuk budidaya kutu air. Kutu air itu sendiri merupakan pakan ikan hias yang mana memang sejak dulu sudah banyak orang yang memeliharan ikan hias.” Ungkap Fadhel terkait penjelasan kotoran burung puyuh.
Tak langsung sukses begitu saja, Fadhel memakan waktu untuk mencoba belajar lebih dalam lagi terkait perternakan burung puyuh untuk menghasilkan daging dan telur yang enak, sehingga bisa memuaskan para konsumennya.
Segala Proses Dimaksimalkan, Agar Kualitas Baik Saat Mencapai Tangan Konsumen
Tidak hanya itu, pria nan kecil itu juga mengirim sendiri telur puyuh ataupun daging ungkep yang ia jual langsung kepada konsumen-konsumennya untuk mendapatkan kualitas yang baik kala itu.
“Saat itu, karena saya sempat mengajar pramuka di Jakarta, saya sekalian bawa saja telur-telur yang ingin dibeli oleh konsumen. Rumah sayakan memang di Ciawi, jadi sekalian saja jalan, selain itu juga pengiriman langsung yang saya lakukan untuk menjaga agar kualitas telur puyuh tetap terjaga, entah karena pecah ataupun busuk.” Jelas Fadhel terkait proses pengiriman telur puyuh.
Fadhel sangat menikmati perjalanannya saat ia berproses, mulai dari memberi pakan ke burung-burung puyuhnya, mengambil telur-telur terbaik, mengukep daging, hingga pengambilan kotoran-kotoran burung puyuhnya.
Tak hanya dijual kepada beberapa orang, Fadhel juga mendistribusikan olahan-olahan tersebut keberbagai pasar ataupun market yang memang membutuhkannya.
Seperti yang kita tahu, saat akhirnya pandemi covid-19 menerjang Indonesia pada awal maret 2020 lalu, bisnis perternakan burung puyuh di Indonesia mengamali penurunan, sehingga membuat banyak orang yang menyelami bisnis tersebut terpaksa gulung tikar.
Namun tidak untuk seorang Fadhel yang saat itu tetap meneruskan pertenakan burung puyuhnya dan mencoba untuk bertahan ditengah badai yang saat itu kebanyakan orang telah gugur dalam bisnis tersebut.
Permulaan Budidaya Ikan Guppy
Pada saat itu juga ia mencoba jenis usaha selain ternak burung puyuh yaitu budidaya ikan guppy. Ia lebih memilih untuk budidaya ikan guppy dibandingkan ikan cupang, karena menurutnya ikan cupang memperlukan perlakuan yang khusus untuk sampai bisa bertelur. Jika ikan guppy cukup menyatukan ikan jantan dan betina saja untuk bisa bertelur.
Ia juga mengaku memang menyukai ikan guppy untuk dipelihara dan sekaligus untuk dijual ke konsumen. Selama penjualan ikan guppy juga ia banyak menemukan konsumen yang hanya sekedar ‘bertanya’ tanpa membeli, apalagi diluar jam kerja pada biasanya.
“Kalau orang kerja kan gampang ya, tinggal mengikuti peraturan yang sudah berlaku dan rata-rata juga cuma 8 jam aja, kalau saya sendiri bisa kerja sampai 16 jam, tapi ya namanya juga usaha sendiri pasti lebih banyak rintangannya.” Jelas Fadhel.
Fadhel menerapkan beberapa sistem pembayaran untuk pembelian ikan guppy, karena memang untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan, seperti melakukan setengah pembayaran saat membeli ikan yang banyak.
Untuk sampai dititik seperti saat ini, butuh perjuangan dan semangat yang tiada akhir, tak lupa juga terkait izin dari keluarga. Menurutnya mengapa ia bisa bertahan sampai saat ini merupakan dorongan dan support dari keluarga, walaupun pada awalnya keluarganya tidak yakin kepada dirinya untuk memulai usaha bisnis sendiri hingga memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya.
Namun memang tanpa adanya dorongan dari situasi dan kondisi yang cukup, pada akhirnya saat ini yang merupakan peningkatan covid-19 yang sampai sehari mencapai 20 ribu orang, akhrinya Fadhel gulung tikar untuk bisnis perternakan burung puyuhnya. Ia tak mampu lagi untuk memenuhi pakan-pakan yang selalu naik harganya, namun permintaan pasar yang sangat sedikit.
Menabrak dinding yang sangat besar dan tak bisa dilewatinya membuat pria kecil itu sedih akan bisnis ternak burung puyuh yang sudah sangat ia sukai dan perjuangkan sejak tahun 2019. Modal-modal yang ia tanamkan pada bisnis tersebut juga hilang terbawa badai. Padahal ia sudah punya daya tampung 1.200 burung puyuh dengan penjualan dalam sehari bisa mencapai 900 butir telur puyuh.
Pada saat ini, pria yang sudah menikahi wanita idamannya, hanya akan berfokus kepada budidaya ikan guppy saja. Total kapasitas yang ia jalani saat ini sudah mencapai lebih dari 30 tank, lebih dari 30 kolam, dan lebih dari 2.000 ikan guppy.
Memang pada saat pandemi seperti ini, memulai usaha sendiri tidaklah mudah, banyak rintangan dan tantangan yang harus diperhitungkan sedemikian rupa untuk mencapai omset atau hanya sekedar balik modal. Saat ditanya tentang apa persiapan yang harus dipersiapkan dalam memulai usaha, Fadhel menekankan pentingnya kesiapan mental, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H