Mohon tunggu...
Rihad Wiranto
Rihad Wiranto Mohon Tunggu... Penulis - Saya penulis buku dan penulis konten media online dan cetak, youtuber, dan bisnis online.

Saat ini menjadi penulis buku dan konten media baik online maupun cetak. Berpengalaman sebagai wartawan di beberapa media seperti Warta Ekonomi, Tempo, Gatra, Jurnal Nasional, dan Cek and Ricek.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengapa Media Mainstream Seharusnya Tidak Membuat Klikbait

17 Februari 2022   07:00 Diperbarui: 19 Februari 2022   06:58 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Rihad Wiranto

Berita baiknya adalah pengelola media sosial seperti facebook, instagram, youtube, tiktok dan sebagainya melakukan berbagai kontrol atas konten bermasalah sehingga berita bohong semakin berkurang. Antara lain mereka menghapus akun-akun penyebar kebohongan.

Saat ini, media sosial bahkan mulai diisi oleh orang-orang berkualitas. Banyak pejabat termasuk menteri, bekas menteri, pengusaha, tokoh masyarakat, beramai-ramai mengisi media sosial dengan informasi yang positif. 

Saat ini banyak sekali tokoh yang bersedia meluangkan waktu untuk berbagi ilmu. Para dosen, guru, ulama, tokoh bisnis, dokter, pakar-pakar mengisi media sosial dengan informasi yang positif. 

Contoh sederhana, dulu saya kalau mau belajar bahasa Inggris memgalami kesulitan mencari native speaker di tempat kursus. Saat ini kita bisa belajar dari para native speaker bahasa Inggris gratis setiap waktu melalui medsos.

Kita bisa belajar di mana saja, kapan saja. Kita juga bisa berkomunikasi dengan pembuat konten, layaknya kursus betulan. Itu juga terjadi di pelajaran bahasa asing lainnya. 

Media sosial telah berubah dari yang semula berisi konten "sampah" menjadi wadah konten-konten bermanfaat. Banyak dari para tokoh-tokoh ini dengan sukarela berbagi ilmu.

Ini adalah fenomena yang luar biasa positif. Ada kesadaran bersama bahwa media sosial tidak bisa dicegah. Yang perlu diubah adalah mengubah konten dari negatif ke positif. 

Kondisi ini menjadi tantangan jurnalis yang bekerja di media pemberitaan mainstream untuk mawas diri. Mengapa?

Masyarakat di Indonesia dan di negara maju sebenarnya mulai menengok lagi ke media mainstream. Mereka sudah bosan dengan informasi media sosial yang sering menyesatkan. Masyarakat mungkin melihat informasi pertama kali di medsos. Tapi umumnya, mereka curiga dengan kebenaran informasi di medsos.

Lalu mereka akan mencari media mainstream untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. Arus balik masyarakat dari medsos ke media mainstream sedang berlangsung. 

Tapi ada masalah baru di media pemberitaan yang merasakan persaingan ketat dalam industri. Karena umumnya mereka sudah online, keberhasilan mereka diukur dengan indikator yang transparan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun