Mohon tunggu...
Rigop Darmiko
Rigop Darmiko Mohon Tunggu... -

Biar, biar aku berarti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kontroversi Lembaga Survey dan Kunjungan Capres ke Istana

10 Juli 2014   06:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:48 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rakyat Indonesia akhirnya selesai melakukan pesta demokrasi. Rakyat Indonesia konon begitu antusias baik dalam negeri maupun di luar negeri untuk memilih RI 1 periode 2014-2019 mendatang. Antusiasme rakyat sekaligus menunjukkan keinginan untuk menyambut perubahan. Karena siapapun yang terpilih di antara 2 calon sudah pasti adalah pemimpin baru terlepas dari siapakah orang-orang yang menjadi tim suksesnya.

Sekarang kita menunggu proses penghitungan suara di tingkat KPUD dan KPU Pusat hingga beberapa hari ke depan akan di umumkan siapakah yang akan menjadi pemimpin Indonesia ke depan. Tetapi sebelum pengumuman dilakukan oleh KPU kita telah melihat sebuah penghitungan cepat (Quick Count). Sehingga sangat wajar kalau pasangan yang dinyatakan memenangi penghitungan cepat ini merasa bangga dan melakukan sebuah pernyataan publik akan kemenangannya. Tetapi yang menjadi kejanggalan adalah ternyata kedua pasangan dinyatakan menang.

Sebenarnya kalau kita melihat dengan lebih seksama maka lembaga-lembaga survey yang menyatakan pasangan nomor urut 1 menang ada di TV pendukung pasangan nomor urut 1 sedang lembaga-lembaga yang menyatakan kemenangan nomor urut 2 ada di TV pendukung nomor urut 2 tersebut dan beberapa TV swasta yang menyatakan sikap netral. Selain itu lembaga-lembaga survey yang melakukan pengumuman hari ini juga dengan mudah bisa kita lihat kredibilitasnya. Paling tidak dari sejarah dan pengalaman lembaga survey tersebut. Namun demikian, setelah diamati lebih seksama lagi maka akan timbul pertanyaan, mengapa masing-masing pasangan dinyatakan menang?

Sebelum menjawab pertanyaan itu maka siang tadi timbul pertanyaan dalam benak penulis ketika di salah satu TV swasta Maruara Sirait sebagai Tim Sukses pasangan nomor 2 dengan tegas menyatakan terimakasih kepada Presiden, TNI dan Polri. Pernyataan tegas ini pantas mendapat perhatian khusus mengingat Maruarar yang berasal dari PDIP ini selama ini cukup dikenal sebagai tokoh oposisi sesuai sikap partainya. Kalau kemudian ada sebuah ungkapan terimakasih yang begitu lugas maka kita patut bertanya. Setelah pernyataan publik pasangan nomor urut 2 maka Jokowi juga menyatakan rasa terimakasih yang lugas yang ditujukan kepada presiden SBY.

Setelah malam tadi teranglah kedua pasangan melakukan kunjungan kepada presiden. Apa yang dapat kita lihat di sini. Ini hanyalah opini dari seorang awam. Beginilah penulis dapat melihatnya. Setiap pasangan dinyatakan menang oleh lembaga-lembaga survey. Agar masyarakat tidak mempunyai sikap. Kemudian kedua pasangan capres mengunjungi presiden menyatakan rasa terimakasih mereka tetapi tentu terlihat pesan politik.

Mulai malam ini hingga beberapa hari ke depan akan dilakukan penghitungan suara. Maka siapapun yang akan dinyatakan menang kelak maka masing-masing pasangan akan menyatakan benar sesaui dengan proses penghitungan cepat. Dengan demikian, maka salah satu pasangan sedang mengawal penghitungan suara dan pasangan lain akan berusaha mengupayakan penghitungan suara sesuai dengan penghitungan cepat lembaga surveynya.

Saat ini, diperlukan ketegasan pemerintah untuk menjaga proses demokrasi di Indonesia. Pemerintah dalam hal ini presiden mesti menjaga proses penghitungan suara ini benar-benar berlangsung jujur, adil dan lancar dan tidak dicemari dari berbagai intervensi dari kedua belah pihak.

Selain itu, diperlukan ketegasan dari persatuan lembaga survey untuk menindak tegas lembaga-lembaga survey yang kalau terbukti telah melakukan rekayasa data demi pihak yang menaungi atau membayarnya karena itu telah menciderai intelektulitas bangsa Indonesia. Perbedaan hasil lembaga survey itu tentu dapat diterima masyarakat tetapi kebohongan publik melalui rekayasa data secara nasional itu telah menciderai moralitas bangsa. Ini tidak dapat ditawar-tawar, pesan penulis mereka yang bertanggungjawab kalau dapat dibawa hingga ke pengadilan untuk mendapat hukuman yang setimpal.

Bangunlah negeriku, bangunlah bangsaku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun