Mohon tunggu...
riganningsihsyifaknurrohmah
riganningsihsyifaknurrohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa ilmu komunikasi, universitas negeri malang

takbir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Kebenaran Ilmu Filsafat

17 Oktober 2024   22:22 Diperbarui: 17 Oktober 2024   22:28 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TEORI KEBENARAN

Apa itu yang di maksud dengan Teori kebenaran? Teori kebenaran adalah teori yang menjelaskan tentang apa yang dapat di katakan sebagai kebenaran dalam suatu pernyataan.
Kebenaran adalah suatu konsep yang merujuk pada kesesuaian antara pernyataan atau keyakinan dengan realitas fakta atau logika. Kebenaran dapat di artikan dalam berbagai cara tergantung pada pendekatan filosofis yang di gunakan.
Sehubungan dengan berbagai bentuk kebenaran, ada beberapa teori kebenaran dalam filsafat. Secara ringkas, di sini di jelaskan 4 teori kebenaran dalam filsafat, yaitu :
1.Teori Kebenaran Korespondensi : Teori Korespondensi itu melihat bahwa sesuatu yang benar apabila memiliki kesesuaian antara konsep atau pernyataan maupun argumentasi. Teori ini mengemukakan bahwa suatu proposisi dianggap benar apabila sesuai dengan fakta atau realitas yang ada di dunia, yang artinya teori ini menilai sesuatu dengan fakta. Teori kebenaran korespondensi ini adalah teori kebenaran yang pertama sehingga di anggap teori kebenatan klasik atau tradisianal (tertua). Contohnya kebenaran terhadap pernyataan bahwa semua makhluk hidup membutuhkan air untuk bertahan hidup. Apakah pernyataan itu benar menurut teori korespondensi tentu harus di lihat dulu faktanya seperti apa, itu yang di sebut dengan teori korespondensi.

2.Teori Kebenaran Koherensi : Dalam teori ini terkait dengan hubungan antara satu proposisi dengan proposisi yang lain. Suatu pernyataan di anggap benar jika pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan peryataan-pernyataan sebelumnya yang di anggap benar. Atau bisa juga di sebut dengan kebenaran suatu pernyataan tergantung pada konsistensinya yang sebelumnya memang sudah ada. Yang dimana Teori Koherensi ini adalah pernyatan yang di setujui semua orang sebagai kebenaran atau bisa di sebut dengan postulat.

 
3.Teori Kebenaran Pragmatis : Dimana teori kebenaran pragmatis itu lebih di tekankan pada hal hal yang memberikan sebuah nilai kebermanfaatan secara praktis bagi kehidupan manusia. Singkatnya adalah menurut kebenaran pragmatis yang di namakan sebagai sesuatu yang benar itu,  jika proposisi atau pernyataan itu mempunyai konsekuensi praktis, konsekuensi yang logis, konsekuensi yang bernilai guna bagi kehidupan manusia. Dengan kata lain, suatu pengertian itu tidak pernah benar melainkan hanya dapat menjadi benar jika dapat di manfaatkan secara praktis. Intinya segala kebenaran atas hal hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia itu di klaim sebagai sebuah kebenaran oleh teori kebenaran pragmatis.            

4.Teori kebenaran Performatif: Performatif tidak dapat di tentukan benar dan salah berdasarkan pada peristiwa atau fakta yang telah lampau melainkan sesuatu yang memiliki konsekuensi perbuatan. Dalam teori ini, kebenaran tidak hanya di lihat dari kesesuaian dengan fakta, tetapi dari kemampuan pernyataan untuk menghasilkan realitas baru. Contoh penerapan nya terlihaat dalam konteks janji atau komitmen. Dimana pernyataan tersebut menjadi nyata.

Langkah -- Langkah sederhana yang bisa membantu dalam mengidentifikasi mana berita hoax dan mana berita asli menurut Septiaji Eko Nugroho ada lima hal yakni :
-Hati hati dengan judul provokatif.
Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif. Isinya bisa di ambil dari berita media resmi, hanya saja kata kata nya di ubah agar menimbulkan presepsi sesuai yang di kehendaki sang pembuat hoax,  agar kita dapat terpengaruh oleh postingan atauu berita hoax.
-Periksa faktanya.
Perhatikan dari mana berita tersebut berasal dari mana dan siapa sumbernya? Apakah dari web atau situs resmi? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari seseorang yang tidak jelas, perhatikan sumber berita. Jika hanya dari satu sumber, dan pemberita tersebut tidak bisa menjelaskan dengan rinci dan jelas. Hal lain yang perlu di amati adalah perbedaan antara berita yang di buat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah yang terjadi dengan kesaksian  dan bukti dan pernyataan yang benar, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga mereka memiliki kecenderungan untuk bersifat subyekif atau kebenaran sesuai pribadi.
-Cermati Alamat situs.
Untuk informasi yang di peroleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah dan cek terdahulu Alamat URL. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai situs resmi sebaiknya hati hati dalam mencari berita.
-Cek keaslian foto.
Di era teknologi digital saat ini, bukan hanya konten berupa teks yang dapat di manipulasi, melainkan juga bisa di konten lain berupa video atau foto. Misalnya ada seseorang yang ingin berniat jahat dengan kita, mereka bisa mengedit foto atau video kita sesuai apa yang mereka inginkan.
-Gunakan situs pengecek fakta terpercaya atau ikut serta dalam grup anti hoax
Di facebook maupun di komunitas Whatsapps sekarang tersedia grup atau perkumpulan orang yang ingin berdiskusi mengenai apapun. Misalnya grup anti hoax atau fitnah. Di grup diskusi ini pembaca bisa ikut bertanya dan melihat fakta apa yang terjadi yang sudah di bagikan oleh orang lain. Grup ini menjadi dampak positif terhadap kasus kasus yang sering terjadi saat ini contohnya penyebaran hoax yang banyak di permasalahkan saat ini.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi,Universitas Negeri Malang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun