Mohon tunggu...
Rifqy Azza
Rifqy Azza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lagi mikir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

NFT: Harapan Baru Seniman?

17 Januari 2022   23:59 Diperbarui: 18 Januari 2022   09:47 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Republika.co.id

Oleh karena itu, tren NFT yang sedang booming tentunya tidak dapat dilewatkan. Besarnya porsi partisipasi oleh remaja dalam dunia NFT, menjadi momentum bagus bagi seniman agar seninya bisa lebih dikenal. Selain itu, seniman juga dapat menyuarakan perubahan atau gagasan yang dituangkan dalam seninya dengan lebih vokal.

Sumber: Newsbtc.com
Sumber: Newsbtc.com

Penjelasan tersebut menggambarkan bahwa pentingnya suatu apresiasi terhadap seni. Penyampaian gagasan dalam seni diharapkan oleh seniman dapat memberikan makna pada siapapun yang berinteraksi dengan seni tersebut. Esensi dari penciptaan seni sendiri tidak hanya berfokus pada seniman, tapi juga bagaimana penikmat seni mendapatkan sesuatu dari tahapan apresiasi yang dilakukan terhadap karya seni.

Maka dari itu, diharapkan peran NFT dapat mengamplifikasi proses apresiasi tersebut ke khalayak yang lebih luas dan tetap memberikan insentif bagi seniman untuk terus berkarya dalam koridor ethical business.

Kesimpulan

Kehadiran NFT bukan hanya menjadi tren belaka. NFT dengan segala inovasi yang dibawa memberikan harapan baru bagi seniman/artist untuk bisa berkarya tanpa perlu memperhatikan batasan-batasan yang sebelumnya ada sebelum hadirnya NFT. Ke depannya, diharapkan NFT tidak hanya menjadi suatu bentuk aset digital, namun juga bisa menjadi pioneer suatu perubahan yang lebih besar, khususnya bagi dunia seni agar bisa terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi peradaban manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun