Masa kecil merupakan masa yang paling bahagia dan indah diantara masa lainnya dalam kehidupan manusia. Masa kecil selalu identik dengan anak dan bermain. Seorang anak tidak akan melewati masa-masa bermainnya. Baik itu bermain permainan tradisional maupun permainan modern.
Permainan tradisional yang paling membekas dan favorit saya adalah dhakon. Dhakonatau mayoritas orang menyebutnya “congklak”.Permainan ini mudah saja dalam memainkannya dan harganya cukup terjangkau. Tak hanya itu manfaat dari permainan ini pun tak kalah dengan harganya yang terjangkau.
Bermain congklak dapat mengasah dan meningkatkan kempuan fisik dan konsentrasi anak. Dalam permainan congklak hanya dibutuhkan ketelitian, kerja sama, kejujuran, kecepatan dan belajar berhitung. Tanpa sadar ketangkasan anak dalam bermain congklak akan meningkatkan kecerdasan anak.
Congklak terdiri dari dua jenis yakni congklak yang terbuat dari kayu dan congklak yang terbuat dari plastik. Congklak yang terbuat dari kayu adalah congklak yang pertama kali ada dan menggunakan biji-biji tumbuhan. Sangat tradisional sekali bukan?
Permainan ini dapat dimainkan oleh siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Permainan ini dilakukan oleh dua orang, selanjutnya tiap-tiap lubang diisi dengan tujuh buah biji-bijian. Kecuali induk lubang, tiap induk lubang harus dikosongkan. Kemudian salah seorang pemain menjalankan biji ke dalam lubang, tiap lubang ditambah satu biji dan seterusnya.
Permainan selesai jika diantara kedua pemain yang tiap-tiap lubang sudah kosong. Itu tandanya permainan selesai. Untuk menentukan pemenangnya dilihat dari berapa banyak biji yang terkumpul dilubang induk. Yang memiliki biji paling banyak dialah pemenangnya.
Sekarang kita hidup di zaman serba modern. Sekarang congklak dapat kita mainkan di smartphone dengan cara mengunduh aplikasi permainan congkak. Ketika congklak dimainkan di smartphone apakah manfaatnya akan berkurang? Tentu saja permainan congklak yang dimaikkan oleh anak di smartphone memiliki dampak negatif, diantaranya:
- Menganggu kesehatan. Menganggu kesehatan mata karena terlalu lama menatap smartphone dan jika terlalu sering memainkannya akan timbul rasa nyeri ditangan terutama pada area jempol.
- Membuat anak malas. Bermain dismartphone membuat anak bermalas-malasan karena terfokus pada game.
- Anak menjadi individual. Anak akan susah berkomunikasi dan sosialisasi terhadap orang disekitarnya.
- Bisa saja mengajarkan curang. Karena takut atau tidak mau kalah diakhir permainan ketika ada tanda-tanda kalah anak akan memilih memulai permainan kembali.
- Berkurangnya sikap kerjasama karena dimainkan oleh individu dan operator.
Agar permainan tradisonal tetap terjaga hendaknya kita mengajarkan permainan tradisional pada anak-anakl. Jangan perkenalkan mereka dengan gadget ketika mereka belum cukup umurnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H