Masih lanjutan "Pengaruh Dongeng Terhadap Kemajuan Bangsa". Mari kita terbang ke masa lalu. Dongeng apa yang berkembang. Salah satu contohnya adalah dongeng Kancil dan Buaya.
Pada suatu hari dihutan yang sangat tenang. Didalalamnya ada berbagai banyak binatang. Kancil bermain-main disana. Kemudian ada suara yang menggagetkan yang membuat kancil merasa terancam. Kancil pun berlari sekuat tenaga yang ia miliki. Sampai-sampai kaki kancil tersandung akar pohon dan mengakibatkan Kancil memantul dibatang sebuah pohon besar yang ada di hutan.
Setelah tidak bisa lari kemana-mana. Tiba-tiba seekor Kerbau muncul dari semak-semak dan mengagetkan kancil. Si Kerbau mengajak main Kancil. Akan tetapi Kancil tidak mau diajak main oleh Kerbau. Ketika Kerbau sedang asyik berbicara, Kancil secara diam-diam meninggalkan kerbau sendirian. Karena Kancil tidak mau diajak bermain oleh Kerbau.
Ketika sedang berjalan-jalan Kancil melihat buah rambutan yang pohonnya terdapat disebrang sungai. Kancil menginginkan rambutan akan tetapi Kancil berpikir bagaimana caranya mendapatkan rambutan disebrang sungai. Dan berpikir bagaimana menyebrangi sungai yang tidak ada jembatannya.
Kemudian Kancil memanggil Buaya yang ada didalam sungai “Buaya.. Buaya.. Oh Buaya”. Raja Buaya yang sedang tidur siang pun bangun dan muncul ke permukaan sungai. Buaya pun marah kepada Kancil dan membuka mulutnya lebar-lebar untuk makan kancil yang ada didepan mata Buaya.
Akan tetapi Kancil yang cerdikpun tidak kehabisan akal untuk menipu Buaya. Kancil berkata pada buaya bahwa Raja Sulaiman akan mengadakan opesta kenduri. Tiba-tiba semua yang ada didalam sungai pun muncul. Betapa senangnya mereka mendapat kabar akan ada kenduri. Karena mereka sudah lama tidak diundang untuk acara kenduri.
“Saya kesini untuk menjemput kalian untuk menghadiri kenduri yang diadakan oleh Raja Sulaiman”, kata Kancil. Seekor Buaya lainnya pun bertanya “ada hewan apa saja yang dihidangkan disana?”. “ada kambing, sapi, rusa, kerbau, tapi kancl tidak ada” jawab Kancil. “aku mau kambing” kata seekor buaya.
Oke kalau kalian mau pergi kesana kalian baris yang rapi nanti akan aku hitung jumlah kalian ada berapa untuk aku laporkan ke Raja Sulaiman.
Para buaya dan raja buaya pun berdiskusi. Dan mereka sepakat untuk mau hadir dalam acara kenduri yang diadakan oleh raja Sulaiman.
“Siap semuanya. Semua baris yang rapi”. Kata Kancil
Ketika semua buaya berbaris dengan rapi. Kancil menaikki punggung buaya sambil menghitung “satu.. dua.. tiga.. empat.. dan seterusnya sampai disebrang sungai.
“Berapa Kancil jumlah kita” kata Raja Buaya.
“Semuanya ada 10 ekor Buaya” jawab Kancil.
Tanpa berpikir panjang pun Kancil mengambil Rambutan yang kini sudah hadir didepan mata dan berkata pada buaya “Dasar Buaya bodoh pesta kenduri Raja Sulaiman itu diadakan seminggu yang lalu bukan seminggu yang akan datang”
“Awas kau Kancil. Kalau kau nanti ku tangkap akan ku makan kau” kata raja buaya.
Tanpa memikirkan apa yang dikatakan buaya, Kancil pergi begitu saja dengan membawa Rambutan incarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H