Mohon tunggu...
Rifqoh Roziah
Rifqoh Roziah Mohon Tunggu... mahasiswa -

masih dalam proses menjadi seseorang yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anakku dan Bakatnya

1 April 2016   04:54 Diperbarui: 1 April 2016   06:59 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai anak dilahirkan sebagai individu dengan temperamen sendiri-sendiri, tingkat perkembangan yang berbeda, dan cara yang berbeda dalam berhubungan dengan yang lain. Penting bagi pengasuh untuk mengakui efek dari perangai dalam perkembangansetiap anak dan menghormati perbedaan perangai ini. Hal ini memerlukan pakar yang bekerja dengan anak-anak untuk mengetahui perbedaan sifat perangai yang berpengalaman dengan kualitas perkembangan yang dinamis. Kesadaran dan memberi ruang bagi perbedaan perangai pada anak-anak merupakan langkah pertama menuju pengasuhan pribadi. Perangai adalah sebuah jendela dimana orang dewasa dapat melihat hubungan mereka dengan setiap anak. Memahami anak yang aktif, anak yang lamban dan pemalu, dan anak yang tidak bersemangat dan mudah bersemangat dengan berlebihan semua memerlukan pendekatan yang sedikit berbeda yang penting dalam individualisasi.

Setiap anak berbeda satu dengan yang lainnya. Mereka adalah individu dengan segala hal yang unik. Dengan kemampuan dan bakat yang berbeda pula. Sekalipun anak kembar, tentunya mereka berbeda dalam segala hal. Meskipun mereka sama dalam rupa dan postur tubuh, karena mereka dilahirkan dari gen yang sama, tetapi tidak selalu anak kembar selalu kembar identik.

Apabila kita mempunyai anak dengan bakat yang berbeda dan bingung bagaimana cara mengembangkannya. Misalnya anak pertama bakat berenang, alangkah baiknya jika orang tua sering mengajak anak tersebut kekolam renang atau membawanya ke tempat kursus renang untuk mengembangkan bakatnya dan bisa jadi anak tersebut menjadi perenang handal dan penari renang indah. Dan anak kedua bakat dalam bermain piano misalnya, akan tetapi kita binggung untuk mengembangkan keduanya dalam waktu yang sama karena tempatnya kursusnya yang jauh misalnya atau tidak ada waktu karena waktu libur (weekend) yang sedikit. Solusinya adalah dengan mengaturnya seperti minggu pertama ketempat kursus renang, minggu kedua ketempat kursus piano, dan seterusnya. Atau bisa juga mencari tempat kursus yang berdekatan antara kursus renang dan kursus piano.

Dan apabila kita tidak memiliki uang yang lebih untuk mengantarkan anak ke tempat kursus. Bisa juga dengan belajar otodidak. Salah satunya dengan membeli buku cara belajar piano misalnya, dan mempraktekkannya dirumah secara bertahap. Dan apabila sang anak sudah lumayan bisa kita bisa membawanya ketempat kursus dengan sang anak sudah membawa bekal materi dasar sehingga tidak belajar mulai dari awal. Sekaligus tidak memerlukan waktu yang lama dan mengeluarkan biaya yang banyak pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun