Media Massa (Pers) atau yang biasa kita sebut sebagai media mainstrem atau media pemberitaan atau penyiaran adalah salah satu unsur yang disebut-sebut sebagai bagian dari penegak demokrasi, pers mempunyai peranan penting dalam menyampaikan informasi lintas sektor, dari pemerintah kepada rakyat atau sebaliknya. Pers diharapkan berjalan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Mendekati Pemilu 2019, sebagian besar Pers di Indonesia disebut-sebut tidak netral dan cenderung tendensius, klaim ini didasari oleh isi pemberitaan yang dinilai terlalu condong atau berat sebelah kepada Pemerintah atau kepada Oposisi.
Benarkah demikian atau hanya sebatas pandangan pribadi pembaca saja hanya karna mereka berada dipihak tertentu? atau dalam kata lain, Pers yang Tidak Netral atau Kepentingan kita yang cenderung menuduh Pers tersebut tidak netral?
Rasanya memang kurang bijak jika tuduhan atau klaim tersebut didasari oleh kepentingan pribadi masing-masing dari pembaca, namun kali ini, kita tidak akan membahas soal bijak atau tidak bijak. Â Yang coba kita diskusikan kali ini adalah soal Sikap Pers, haruskah mereka Netral? Atau Independen?
Sebelum masuk kedalam pembahasan tersebut, pertama yang harus disadari oleh kita adalah bahwa Pers adalah Media Pemberitaan yang diklaim harus berimbang juga adalah sebuah Perusahaan. Artinya, Pers dimiliki oleh Badan Usaha (Persero / PT).
Sebagaimana Badan Usaha yang legal, dalam proses perjalanannya, tujuan Pers tentu saja tidak hanya menyajikan informasi falid kepada Publik tetapi juga berkewajiban menyejahterakan para pekerjanya, termasuk Wartawan, OB, dan perangkat publikasi yang lain.
Tentu saja jalan terjal yang harus dilalui oleh Pers sangat berat, dimana jika sedikit saja dari narasi pemberitaannya tidak sesuai data dan fakta, maka Perusahaannya bisa saja dibekukan dan Ratingnya sebagai perusahaan pers yang kredibel akan terjun bebas.
Atas pertimbangan tersebut, Pers setidaknya harus memilih dan memilah pemberitaan yang benar-benar mempunyai nilai berita yang tinggi (News Value) dan menyasar kepada pembaca mayoritas. Untuk melancarkan strategi tersebut, tidak jarang Pers mengabarkan pemberitaan yang dianggap Samasekali tidak penting oleh sebagian pembaca dan dianggap penting oleh pembaca lainnya. Maka, hal yang wajar jika Isi Pemberitaannya dianggap tidak netral hanya karna sentimen pribadi pembaca.
Netral dan Independent, adalah dua istilah yang hampir sama namun jauh berbeda. Netral dapat dimaknai sebagai Suatu sikap yang tidak peduli, tidak memihak, tidak melakukan apapun atau tidak menolak dan tidak membantu pihak manapun. Istilah ini saya rasa lebih tepat disebut Apatism atau Sikap Bodoamat. Jika sikap ini harus dipegang teguh oleh media atau Pers, saya rasa malah Pers tidak menjadi Pers secara Utuh dan Pers tidak menjalankan Tugas dan Fungsinya secara benar.
Lain halnya dengan Independent, Pers lebih tepat jika ia Independent, Bergerak bebas dan merdeka dalam menyampaikan Pemberitaan kepada Publik tanpa Kungkungan dan tekanan dari pihak manapun, termasuk tekanan dari Publik yang tidak sepakat terhadap isi pemberitaan nya atau tekanan dari Penguasa. Pers harus menyajikan pemberitaan yang benar dan sesuai fakta, pers harus menyajikan Data yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan walaupun data tersebut berpengaruh terhadap citra baik maupun buruk pihak-pihak tertentu (dalam hal ini misalnya Pemerintah dan Oposisi).
Jika kemudian ada desakan dari Publik karna tidak sepakat dengan Isi Pemberitaan atas Kecendrungan Pers terhadap pemberitaan yang dianggap "Memihak", maka ini malah menjadikan Pers tidak berjalan bagaimana seharusnya, Pers tidak WAJIB berpihak kepada Publik atau Pemerintah, tapi Pers wajib berpihak pada kebenaran Data dan Informasi, selama informasi yang disajikan benar, maka kesanalah Pers seharusnya berpihak. Inilah yang disebut dengan istilah Kebebasan Pers.
Pers harus benar-benar dibebaskan untuk menggali dan menyajikan informasi baik oleh Pemerintah, Oposisi maupun oleh Publik. Tidak dibenarkan siapapun termasuk Publik menghalang-halangi tugas kerja Jurnalis (Wartawan) dalam mengumpulkan data dan informasi (jika memang data dan informasi tersebut harus dikonsumsi publik dan demi kepentingan Publik).Â
Namun dalam perkembangannya, Pers seringkali digunakan sebagai alat Propaganda oleh Pemerintah, Oposisi bahkan oleh Publik. padahal seharusnya tidak, Pers menyajikan Informasi yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan.Â
Jika kemudian Pemerintah menggunakan Pers sebagai alat atau media Sosialisasi Rencana, Anggaran dan Pencapaian Hasil Kerja, ini justru Positif, sebab Pemerintah benar-benar menggunakan Media sebagai alat Transparansi (Keterbukaan Informasi Publik) selama Hasil Kerja atau Pencapaian Kerja tersebut benar-benar ada dan bisa dipertanggungjawabkan. Artinya, selama informasi tersebut benar dan berdasar serta bisa dipertanggungjawabkan, maka itulah sebenarnya salah satu tugas Pers (Menyajikan Informasi yang Akurat).
Maka, Independensi dan Keberpihakan Pers harus kepada Data dan Kebenaran Fakta di lapangan.Â
Selamat Hari Pers Nasional. Semoga Kuli Tinta semakin sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H