Mohon tunggu...
Rifqiy Akmal Syarif
Rifqiy Akmal Syarif Mohon Tunggu... PNS -

Selalu ingin menjadi pribadi yang pandai bersyukur dan senantiasa dibimbing di jalan yang lurus

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Resep “sukses” Berdagang dari Ranah Minang

7 Februari 2011   03:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:50 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1297050521317267737


Sudah menjadi rahasia umum bahwa Orang Minang selalu identik dengan profesipedagang., Kita akan menemukannya hampir di seluruh penjuru nusantara. Selain berjualan masakan padang yang terkenal kelezatannya, orang minang juga aktif berjualan pakaian dan berbagai perabot rumah tangga di toko-toko hingga bazar-bazar yang diadakan setiap malam atau setiap akhir pekan.

Saya sempat terheran-heran dengan “fenomena” ini, sewaktu saya mengunjungi bazar akhir pekan di kotaku. Di sepanjang jalan di area bazar tersebut, banyak kujumpai orang-orang berlogat khas minang menawarkan dagangannya.

“Fenomena” yang saya alami ini, tentunya ada dasar dan sebab musabab yang mendasarinya. Usut punya usut ternyata pada “urang minang” – profesi sebagai pedagang, merupakan salah satu diantara aktualisasi peran fungsional dalam mencari nafkah hidup. Menjadi Saudagar, adalah suatu cita-cita.

Diakui, memang dari kecil putra-putri Minang sudah dikenalkan dengan toko karena mereka harus siap menggantikan bapak untuk makan siang misalnya atau menyerahkan kunci toko dipagi hari, sekaligus ikut membantu beres-beres .

Mencatat uang masuk, belajar membungkus barang, memperhatikan barang-barang jualan, memperhatikan orang-orang dan lain-lain, itupun dikasih tahu caranya oleh para orang tua. Kalau liburan sekolah tiba, mereka diwajibkan ikut menjaga toko.

Selain faktor budaya di atas, ternyata “urang minang” punya “resep” turun-temurun agar sukses dalam berdagang. Inilah sedikit “resep” sukses berdagang yang berhasil saya korek dari “urang minang” langsung:

1.1. Bentuk dulu kepercayaan pembeli pada kepribadian kita, melalui bicara yang baik-baik, barulah boleh menawarkan barang.

2. 2. Senantiasa memperluas jaringan, baik dengan cara mengikuti pameran, maupun menjaga hubungan dengan pembeli.

3.3. Selalu beranggapan ada pengusaha lain yang menjadi pesaingnya. Dengan demikian jadi terpacu untuk selalu meningkatkan kualitas dan menjaga stabilitas harga.

4.4. Lakukan bisnis yang sesuai dengan hati, karena biasanya kita akan bekerja dengan sungguh-sungguh

5.5. Agar Mantap, jika kita sudah menekuni satu bisnis, maka apapun yang terjadi pada bisnis itu, tetap harus kita jalani. Jangan cepat berubah arah bila bisnis itu mengalami badai.

6.6. Anggap kritik konsumen untuk memacu kita menjadi lebih pintar.

Mungkin dengan sedikit “resep” tersebut, bisa membuat kita lebih sukses dalam berwirausaha selayaknya para saudagar Minang. Sebagai tambahan, ingatlah selalu pepatah “Jangan besar pasak daripada tiang” dan “Hemat pangkal kaya”, niscaya usaha kita akan berkembang dan membuahkan hasil.

NB: “Hemat pangkal kaya” tidak sama dengan “Pelit pangkal kaya”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun