Mohon tunggu...
Rifqi Thoriq Ubaydillah
Rifqi Thoriq Ubaydillah Mohon Tunggu... Tutor - Mahasiswa - Aktivis

Motivasi : Setiap orang adalah guru, dan setiap tempat adalah ruang belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengetahuan dan Pemahaman Islam tentang Akulturasi Budaya

19 April 2023   06:34 Diperbarui: 19 April 2023   14:54 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lokal Islam datang ke-Nusantara sebagai agama yang universal, sempurna,lentur, elastis dan selalu dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi memberikan dampak yang sangat signifikan bagi kehidupan masyarakat Indonesia, Islam terus merambat kesemua penjuru bumi nusantara mengakibatkan bumi nusantara dianggap sebagai suatu negeri yang sangat kayadengan budaya. Alasannya, secara ilmiah kehidupan agama dan budaya sedangmemberi suatu ekspose tentang seluk beluk yang mendasar. Islam dikenalsebagai salah satu agama yang akomodatif terhadap tradisi lokal danikhtilfulama dalam memahami ajaran agamanya. Islam dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Kepada seluruh manusia dalam segala aspek kehidupan,termasuk dalam bidang sosial politik. Beliau membebaskan manusia dari kegelapan peradaban menuju cahaya keimanan. Islam merupakan konsep agama yang humanis, yaitu agama yangmementingkan manusia sebagai tujuan sentral dengan mendasarkan pada konsep"humanisme teosentris" yang poros Islam adalah tauhidullah yang diarahkanuntuk menciptakan kemaslahatan kehidupan dan peradaban umat manusia. Prinsip humanisme teosentris adalah yang akan ditransformasikan sebagai nilaiyang dihayati dan dilaksanakan dalam konteks masyarakat budaya. Dari sistemhumanisme teosentris inilah muncul simbol-simbol yang terbentuk karena prosesdialektika antara nilai agama dengan tata nilai budaya.

Konsep normatif agama mengenai budaya tidak hanya mencoba memahami,melukiskannya, dan mengakui keunikan-keunikannya tetapi agama mempunyaikonsep tentang amr (perintah), dengan tanggung jawab. Sementara ilmu menjadikan budaya sebagai sasaran pemahaman, agama memandang budayasebagai sasaran pembinaan. Masalah budaya bukanlah bagaimana kitamemahami, tatapi bagaimana kita mengubah.Keniscayaan diperoleh manakala ditinjau dari aspek yang melingkupinya,mulai dari etnis, bahasa, budaya hingga agama. Dalam setiap agama, kita akan menemukan bahwa sebuah perubahan dalam strata yang menentukan secarasosial biasanya menjadi sangat penting.

Dengan pengertian tersebut maka istilah kebudayaan lokal adalah lebih dekat dengan istilah kebudayaan suku. Hubungan antara Islam dengan sebagai "tradisi besar"dengan kebudayaansetempat sebagai "tradisi kecil" tidak lagi dilihat dalam krangka "penundukan". Akan tetapi justru dalam kerangka makin beragamnyaekspresi Islam setelah bertemu dengan unsur-unsur lokal, termasuk juga dalamkaitanyadengan pertemuan Islam dengan kebudayaan populer dewasa ini. Islam tidak saja dilihat sebagai unsur yang universal, tetapi juga akomodatif.Sementara kebudayaan lokal tidak dipandang sebagai unsur rendah yang harus mengalah kepada Islam. Sebab unsur setempat ini juga bisa menolak unsur yang baru. begitu juga dengan tradisi yang ada di masyarakat Islam Nusantara tidak mengganti tradisi itu secara langsung akan tetapi tradisi itu diadopsi dan disisipkan nilai-nilai ke-Islaman di dalamnya.

Islam dan budaya lokal dua hal yang hidup secara bersama tanpa ada pertentangan dan kebuayaan Islam adalah kebudayaan yang di dasari oleh ajaran Islam akan tetapi tidak melepaskan produk lokalnya. Di mana sifat ajaran agama Islam yang fleksibel yang selalau menyesuaikan diri dengan keadaan suatumasyarakat. Akan tetapi relasi Islam dengan kebudayaan tidak memilikirintangan jikalau tidak slektif, akan terjadi kehawatiran karena tercampurbaurnya kebudayaan dengan ajaran Islam sehingga ajaran Islam tidak lagi murni.Dikarenakan Islam didominasi dengan kebudayaan. Dampak dari hal yangdemikian orang akan menganggap agama hanya akan menjadi obat dikalakesusahan dan menjadikan agama tak bermakna dikala kesenangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun