Mohon tunggu...
M Rifqi Satryo
M Rifqi Satryo Mohon Tunggu... Freelancer - Student

Student

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kaitan Luar Angkasa dalam Hubungan Internasional yang Liberal

13 Maret 2020   01:27 Diperbarui: 10 April 2020   20:47 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Luar angkasa, suatu alam yang telah menarik perhatian manusia sejak beberapa ribu tahun yang dulu. Tapi kita sebagai manusia baru sekitar seabad ini bisa menjelajahi sebutir kecil dari keseluruhan luar angkasa, terutama dalam sistem surya kita ini. 

Dari penemuan roket, satelit yang mengelilingi Bumi, dan seterusnya berhasil melandas di Bulan. Yang menjadi masalah adalah kaitan kekuasaan suatu aktor hubungan internasional terhadap luar angkasa yang tidak memiliki batasan yang substantif, dan juga pandangan aktor tersebut yang melihat alam luar angkasa yang bisa dibandingkan dengan Bumi. 

Seperti yang dikatakan oleh Pfaltzgraff "Kita sebagai manusia terbatas dalam berpikir tentang luar angkasa dengan teori hubungan politik dari ikatan Bumi" (Pfaltzgraff Jr., 2000) maka dari itu kaitan hubungan politik yang terbentuk berdasarkan hubungan negara dan aktor di Bumi harus didefinisikan kembali dan diadaptasikan sesuai dengan alam luar angkasa yang luas dan tidak bisa dibataskan ataupun dikuasai.

Sebelum masuk ke dalam perspektif Liberalisme terhadap luar angkasa, diperlukan wawasan terlebih dahulu terhadap sejarahnya luar angkasa bisa digunakan sebagai amunisi atau sasaran objektif suatu negara untuk meningkatkan kekuasaannya atau reputasinya. 

Tapi sebelum kita keluar atmosfer, yang harus kita bahas dulu adalah perkembangan teknologi roket jarak jauh yang dikembangkan oleh para ilmuwan Nazi Jerman pada abad ke-30, roket tersebut digunakan sebagai senjata militer yang diluncurkan oleh Nazi Jerman terhadap musuh-musuhnya. 

Sebagai contoh misil V-2 yang diluncurkan terhadap London dengan kejauhan 200 mil (Aerospace, 2018). Setelah selesainya Perang Dunia 2, Amerika Serikat dan Uni Soviet membentuk agensi dan program misil mereka sendiri.

Era penjelajahan luar angkasa didorong dari kompetisi antar Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam masa Perang Dingin. Space Race ini didahului oleh Uni Soviet yang berhasil meluncurkan satelit Sputnik 1 pada tanggal 4 Oktober 1957, dan juga berhasil mengirimkan manusia pertama ke luar angkasa, Yuri Gagarin, pada tanggal 12 April 1961. 

Tetapi Amerika Serikat berhasil mengirimkan manusia pertama ke permukaan Bulan dengan menggunakan roket Apollo 11. Dengan pendaratan ke permukaan Bulan tersebut, Amerika Serikat dinyatakan menang dalam Space Race tersebut.

Awal mulainya hubungan internasional dalam kaitan luar angkasa ialah pembentukan suatu traktat hukum yang bersifat umum dan mendasari seluruh hukum internasional dalam kajian luar angkasa. Outer Space Treaty. 2 hal penting yang harus dipatuhi oleh seluruh aktor dan negara Bumi ialah;

  • Tidak dibolehkan adanya senjata pemusnah massal dan senjata nuklir di orbit Bumi.
  • Bulan, planet, dan benda langit lainnya hanya dinyatakan sebagai tempat yang damai, suatu negara atau aktor tidak dibolehkan untuk mengakui suatu benda langit tersebut sebagai miliknya.

(The United Nations Office for Outer Space Affairs, 1967)

Dengan terbentuk dan mayoritas negara meratifikasikan traktat tersebut, hukum dan persetujuan dalam kaitan laur angkasa bisa terlihat jelas. Maka dari itu, sifat dan paham realisme susah diadaptasikan karena faktor "The Common Heritage of Mankind" yang berlaku terhadap seluruh benda langit di alam semesta.

Karena itu, Sheehan mengatakan bahwa hubungan internasional di luar angkasa "harus berfokus terhadap faktor domestik, organisasi internasional, dan rezim internasional." (Sheehan, 2007). 

Dimana juga didorong dari pembentukan Outer Space Treaty yang memfokuskan perdamaian bersama tanpa ada suatu negara/aktor yang memiliki kekuasaan lebih dari negara/aktor lain, dan juga memfokuskan kerja sama antar negara/aktor untuk menyelesaikan masalah internasional dan nasional.

Teori liberal menganggap bahwa kooperasi dalam suatu sektor, dominan dalam ekonomi, bisa juga mengakibatkan kooperasi dalam sektor lainnya. 

Dalam hal ini, setelah terbentuknya dan menyebarnya pengetahuan mengenai teknologi roket dan satelit, banyak organisasi negara dan non-negara yang telah melakukan bisnis komersial menggunakan teknologi tersebut, seperti contoh adalah satelit multimedia/informasi, dan juga bantuan dari organisasi non-negara terhadap organisasi negara seperti SpaceX. 

Diestimasikan pada tahun 2017, pendapatan industri global dari pembentukan, pemasaran, dan penggunaan servis satelit meningkat menjadi $260,5 milyar, 2% lebih besar dari tahun 2015-2016 (Satellite Industry Association, 2017). Hal ini membuat organisasi untuk bekerja sama di sektor lainnya.

Seperti yang dikatakan oleh Ernst Haas "Kemajuan teknologi telah memunculkan sebuah sistem global dan sosial internasional, teori neoliberal menempatkan bahwa jangkauan manusia ke dalam sistem surya dan selanjutnya ke alam semesta yang luas ini akan mendorong butuhnya kooperasi." (Haas, 2008)

Demikian, faktor liberalisme dan neoliberal terhadap kegiatan hubungan internasional dalam skala luar angkasa sangat terlihat, karena faktor dominan "The Common Heritage of Mankind" terhadap seluruh faktor dan subjek luar angkasa. 

Diperlukannya suatu kooperasi antar negara ataupun organisasi untuk mengembangkan wawasan manusia dalam teknologi dan ekonomi yang difasilitaskan oleh kekurangan pengetahuan kita terhadap luar angkasa, bukan suatu kekerasan dan kekuasaan yang hanya bisa merampas semua benda di alam semesta ini.

Karya yang dikutip

Aerospace. (2018, June 1). A BRIEF HISTORY OF SPACE EXPLORATION. Dikutip dari Aerospace.org

Haas, E. B. (2008). Beyond the Nation-State: Functionalism and International Organization. Colchester: ECPR Press.

Pfaltzgraff Jr., R. L. (2000). Contending Theories of International Relations: A Comprehensive Survey (5th Edition). London: Pearson.

Satellite Industry Association. (2017, June 1). State of the Satellite Industry Report 2017. Dikutip dari nasa.gov

Sheehan, M. (2007). The international politics of space. The International Politics of Space, 12.

The United Nations Office for Outer Space Affairs. (1967). Outer Space Treaty. New York: UNITED NATIONS PUBLICATION.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun