Mohon tunggu...
Rifqi Salsa Fauzi
Rifqi Salsa Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Sejarah Universitas Siliwangi

Historia Magistra Vitae

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Situs Lingga Yoni Indihiang Tasikmalaya Pasca Ekskavasi oleh Balai Arkeologi Bandung Tahu

29 Mei 2023   10:09 Diperbarui: 6 Juli 2023   20:49 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situs Indihiang secara administratif terletak di Kampung Nangkerok, Kalurahan Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang. Lokasi situs berada dengan ketinggian 420 meter di atas permukaan laut. Situs berada pada bukit memanjang arah tenggara -- barat laut yang terdiri atas dua puncak. Puncak di sebelah tenggara disebut Bukit Cikabuyutan (Kabuyutan adalah tempat yang disucikan dan menjadi pusaka masyarakat)dan yang di sebelah barat laut disebut Pasir Gadung. Di sebelah barat daya situs terdapat aliran Ciloseh yang merupakan anak Citanduy.

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Balai Arkeologi Bandung pada tahun 2005 dengan tema Ikonografi masa Hindu-Buddha di Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya, tercatat adanya temuan berupa lingga dan yoni di Situs Indihiang. Selain lingga dan yoni di lokasi tersebut juga terdapat beberapa batu bulat. Adanya temuan tersebut dan kajian terhadap bentuk, kawasan geomorfologi dan kawasan budaya mengindikasikan bahwa Situs Indihiang merupakan sebuah bangunan suci pada masa pengaruh Hindu-Buddha (Widyastuti, 2012, hal. 40).

Dok Balai Arkeologi Bandung
Dok Balai Arkeologi Bandung

Selanjutnya pada tahun 2012 Balai Arkeologi Bandung kembali melakukan kegiatan penelitian berupa ekskavasi di Situs Linggayoni Indihiang. Kegiatan ekskavasi tersebut dilakukan terutama bertujuan untuk mengetahui denah bangunan. Dalam kegiatan ekskavasi tersebut berhasil diketahui bahwa denah bangunan berupa persegi dengan ukuran sekitar 7 m x 7,30 m. Pada tahun 2013 kembali dilakukan penelitian di situs tersebut. Hasil kegiatan tersebut adalah diketahuinya indikasi tangga dan dinding (Widyastuti, 2013, hal. 32).

Situs Linggayoni Indihiang berada di puncak Bukit Kabuyutan. Akses ke situs berada sekitar 500 m di sebelah selatan pintu gerbang perusahaan penambang pasir PT. Trimukti Pratama Putra. Vegetasi di sekitar situs ditumbuhi pohon kelapa, bambu, kopi, nangka, dan salak. Sekarang di situs ini sudah dilakukan pemagaran oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten serta pemasangan papan nama oleh Balai Pengelolaaan Kepurbakalaan, Kesejarahan, dan Nilai Tradisional Propinsi Jawa Barat. Di lokasi situs terdapat batu datar, menhir, batu bulat serta lingga dan yoni (Widyastuti, 2005).

Berdasarkan analisis pertanggalan yang sudah dilakukan Situs Lingga Yoni Indihiang diketahui bahwa situs tersebut berasal dari sekitar abad 7 M. Data yang digunakan dalam tulisan ini berasal dari hasil ekskavasi tahun 2012 dan 2013. Berdasarkan hasil ekskavasi tahun 2012 telah diperoleh data mengenai ukuran bangunan. Dalam ekskavasi yang dilakukan di empat titik bagian sudut lahan ditemukan keempat sudut bangunan. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa ukuran bangunan adalah 7 m x 7,30 m. Batu bulat, lingga dan yoni di Situs Indihiang, Kota Tasikmalaya. (Sumber: Dokumen Juru Pelihara Situs Indihiang, 2014).

Berdasarkan paparan dan permasalahan yang telah diajukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Struktur yang terdapat di Situs Indihiang hanya bagian fondasi bangunan. Struktur fondasi tersebut terdiri atas tiga susun batu dengan lapisan terbawah menonjol keluar. Selama kegiatan ekskavasi yang telah dilakukan tidak ditemukan batu bagian tubuh dan atap bangunan sehingga bangunan di Situs Indihiang hanyalah berupa batur tunggal tanpa dinding bagian tubuh.

Adanya batu bulat di sekeliling lingga yoni mengindikasikan bahwa bangunan tersebut menggunakan atap meskipun kemungkinan atap tersebut terbuat dari bahan yang mudah rusak. Batu-batu bulat tersebut berfungsi sebagai umpak penyangga tiang. Ekskavasi yang dilakukan juga telah menampakkan adanya struktur tangga di bagian barat bangunan. Dengan terungkapnya bagian tangga di sebelah barat, dapat diketahui bahwa bangunan di Situs Indihiang menghadap ke barat.

Menurut Imam, Lingga Yoni tak sebatas sebuah simbolisasi, namun mengandung pesan kehidupan yang sangat luas. Lingga identik dengan simbol dari energi maskulin, 'yang', pria. Sementara, Yoni sebagai simbol dari energi feminin, 'Yin', wanita. Jadi, Lingga dan Yoni merupakan simbol penciptaan. Namun sayangnya hingga 2019 ini belum ada keinginan Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk memugar situs tersebut. Malah, kawasan di sekitar bukit sudah tergerus penambangan batu dan pasir yang kian hari bisa menggerus perbukitan Lingga Yoni.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun