Mohon tunggu...
Rifqi Rahmanda
Rifqi Rahmanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Penggiat karya dan hal yang menyenangkan / Fresh Graduated of IAIN Metro - Komunikasi dan Penyiaran Islam / Belajar Menulis / Freelancer

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Keran Ekspor Pasir Berdampak Kompleks pada Lingkungan

8 Juni 2023   09:00 Diperbarui: 8 Juni 2023   09:09 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pantai Ketapang (Loc.Pesawaran-Lampung)

Dalam era modern ini, kita sering kali terjebak dalam rutinitas sehari-hari yang sibuk, sehingga kita sering lupa akan pentingnya melindungi warisan alam kita. Terutamanya dilaut karena Indonesia merupakan Negara Maritimnya yang memiliki besaran daratan 30% dari 70% hamparan lautnya. Pentingnya perlindungan warisan ini, untuk menciptakan masa depan yang lebih kongkret.

Melalui pemahaman dan kesadaran akan keharmonisan antara manusia dan alam, kita dapat mengambil tindakan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam kita. Dalam upaya ini, kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan individu sangatlah penting. Dengan melindungi ekosistem alam kita, sebetulnya kita sedang berinvestasi dalam masa depan yang lebih baik dan damai bagi generasi mendatang.

Dalam ajaran seluruh Agama pun, terutama agama Islam menjaga alam sekitar adalah tugas setiap muslim. Cara pandang hidup Islam yang berasal dari Al-Quran dan Hadis, mengajarkan keharmonisan dan kesatuan dengan semua ciptaan Allah SWT. Muslim diajarkan untuk menghormati, melindungi, dan mempromosikan hak semua makhluk hidup dan bersyariat mencatat struktur praktis untuk pengelolaan lingkungan disekitar.

Pemerintah yang baru-baru ini membuka keran ekspor pasir setelah 20 tahun dilarang telah menjadi topik kontroversial yang memunculkan berbagai opini. Pendapat saya terhadap keputusan ini adalah pemerintah untuk membuka keran ekspor pasir setelah 20 tahun dilarang memiliki implikasi yang kompleks. Beberapa pendapat telah menguatkan keputusan ini.

Salah satunya adalah potensi manfaat ekonomi yang dapat dihasilkan melalui ekspor pasir, yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat. Dalam konteks ini, keputusan pemerintah dapat dianggap sebagai upaya untuk memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara efisien.

Foto: Pulau Mahitam/Maitem (Loc.Pesawaran-Lampung)
Foto: Pulau Mahitam/Maitem (Loc.Pesawaran-Lampung)
Saya juga memahami keprihatinan dan kritik yang dilontarkan terhadap keputusan ini. Walaupun saya tidak tinggal didaerah pesisir, namun menikmati keindahan lautan yang sangat mempesona untuk healing. Pasir adalah komponen penting dalam ekosistem laut dan pesisir. Eksploitasi pasir yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ekologis yang serius, termasuk erosi pantai, hilangnya habitat laut, dan perubahan pola aliran air. Hal ini dapat berdampak negatif pada keanekaragaman hayati dan mempengaruhi mata pencaharian masyarakat pesisir yang bergantung pada sumber daya laut.

Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang proaktif dan berkelanjutan untuk melindungi kesehatan ekosistem laut dan pesisir. Menjaga kualitas air, mencegah polusi, dan memperkuat perlindungan terhadap area pesisir yang sensitif adalah beberapa langkah yang dapat diambil. Selain itu, mengembangkan program pemulihan dan penghijauan pantai juga penting untuk mengatasi dampak negatif eksploitasi pasir.

Terpentingnya menjaga ekosistem laut dan pesisir tidak hanya cukup dengan menghindari pencemaran. Ada lebih banyak yang dapat kita lakukan sebagai individu untuk merawat pantai saat berkunjung ke sana. Pertama, kita harus memastikan bahwa kita tidak meninggalkan sampah apa pun di pantai. Mengumpulkan sampah yang kita temui dan membuangnya pada tempatnya adalah tindakan sederhana yang dapat membantu menjaga kebersihan dan kesehatan pantai.

Karena itu, kita juga dapat terlibat dalam kegiatan konservasi dan pemulihan pantai. Misalnya, ikut serta dalam program penanaman mangrove atau membersihkan pantai dari material asing yang tidak alami. Melalui partisipasi aktif dalam upaya konservasi pantai, kita dapat membantu memperkuat ekosistem laut dan pesisir serta mempromosikan kesadaran akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan.

Kegiatan seperti ini telah menyebabkan kepunahan banyak spesies tumbuhan dan hewan, serta rusaknya ekosistem. Perubahan iklim adalah salah satu ancaman paling signifikan terhadap warisan alam, dan dampaknya dirasakan di seluruh dunia. Kenaikan permukaan laut, peningkatan suhu, dan kondisi cuaca ekstrem telah mengganggu ekosistem dan membuat berbagai spesies terancam punah.

Perlu diakui bahwa eksploitasi pasir yang berlebihan dapat berdampak negatif pada ekosistem laut dan pesisir. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang berkelanjutan dalam melindungi kesehatan ekosistem tersebut. Sebagai insan utama pada kehidupan, kita juga dapat berkontribusi dengan tidak mengotori pantai dengan sampah dan terlibat dalam kegiatan pemulihan dan konservasi pantai saat kita berkunjung ke sana. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat menjaga dan merawat lingkungan laut dan pesisir untuk masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun