Mohon tunggu...
Rifqi Pasca Very D
Rifqi Pasca Very D Mohon Tunggu... Seniman - BPTP Maluku

Penulis Amatir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisa Teoritis Komunikasi Pembangunan Pertanian

29 Juni 2022   12:17 Diperbarui: 29 Juni 2022   12:23 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekatan Komunikasi Pembangunan Multitrack

Konsepsi teoritis model multitrack pada dasarnya mempertimbangkan komunikasi sebagai proses horizontal dan partisipatif, terutama pada tahap awal dimana isu dan prioritas didefenisikan dan diukur. Dalam model multitrack, pendekatan monologis hanya akan digunakan setelah komunikasi horizontal dilaksanakan. 

Model ini bersifat partisipatif dengan menentang model intervensi sosial. Pada awalnya, pendekatan multitrack membutuhkan fitur komunikasi dialogis, nauamn setelah itu akan berkombinasi dengan pendekatan lain yang sesuai dengan situasi yang dihadapi seperti pola penyebaran informasi, pemasaran sosial , lobi, mobilisasi komunitas sebagai rangkaian tindakan atau jalur yang harus diikuti (track), oleh karena itulah pendekatan ini dinamakan dengan multitrack.

Model ini bukan hanya gabungan dari pendekatan komunikasi yang berbeda namun memiliki kerangka teoritis dan metodologis yang konsisten, yang mampu memuat dan mencari perbedaan utama dari dua paradigma yang berlawanan tanpa menimbulkan dasar kontradiksi. 

Paradigma komunikasi baru tidak membutuhkan penggantian yang mendasar dari fungsi komunikasi terkait dengan penyebaran informasi, tetapi lebih kepada memperluas batasan untuk memasukkan cara berkomunikasi yang lebih interaktif. 

Konsepsi ii berisi fungsi dari kedua mode komunikasi yaitu monologis dan dialogis. Komunikasi dialogis tepat dalam mengurangi peluang asumsi yang salah dan menghindari resiko penggiringan opini dari pemerintah setempat yang tidak dimasukkan dalam pengambilan keputusan. 

Setelah tahap ini, pendekatan dari kedua mode dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan ruang lingkup inisiatif. Berbeda dengan pendekatan lain, model multitrack memilih dan menggabungkan berbagai jenis komunikasi menjadi pendekatan besar yang terpadu. 

Perbedaan saluran komunikasi tetap dianggap signifikan, namun perbedaan antar saluran bila diintegrasikan dengan baik akan menjadi asset yang berharga dalam model. Pendekatan multitrack menggabungkan potensi teoritis berbagai perspektif komunikasi utama dengan berbagai macam aplikasi. 

Menggunakan komunikasi dua arah dalam menyelidiki masalah dan menentukan tujuan. Lalu menggunakan saluran dialog, monolog atau kombinasi dari keduanya sesuai dengan keadaan. Pendekatan ini telah digunakan dalam berbagai proyek komunikasi pembangunan pertanian. Namun, sangat membutuhkan study sistematis untuk menilai efektivitasnya secara akurat.

People Based Development Theory

People Centered Development merupakan teori pembangunan yang digagas oleh David C. Korten. Konsep ini menitikberatkan pada peran dan fungsi Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian dalam memanfaatkan potensi dan kemampuan pedesaan menuju desa yang berdikari. 

Korten berpendapat, bahwa setiap manusia mampu memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri, namun yang lebih penting adalah, bagaimana dapat terbangun suatu iklim pembangunan yang baik, yang didasari kemauan untuk memperbaiki kualitas hidupnya, dan lingkungan masyakarakat sekitarnya.

Model pembangunan yang di gagas Korten bertujuan agar terciptanya suatu komunitas masyarakat dalam hal ini adalah desa yang dapat bergerak secara mandiri dalam mengupayakan segala kebutuhan pokok masyarakatnya sehingga mewujudkan sebuah iklim yang mandiri. 

Dampaknya adalah ketergantungan masyarakat terhadap birokrasi secara perlahan dapat dikurangi, masyarakat dapat secara mandiri membangun kualitas dirinya dan mengembangkan segala potensi yang ada

Pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered develompent) memiliki fokus dan nilai pembangunan yang telah dialihkan dari industri (growth oriented) kepelayanan (basic needs-oriented), kemudian digeser dan menjadikan manusia sebagai episentrum pembangunan (people centered). 

Jika pembangunan yang growth oriented menggunakan indikator ekonomi makro, maka pembangunan berbasis basic need oriented, menggunakan indikator sosial, maka pembangunan yang people center. menggunakan hubungan manusia dengan sumber daya yang ada. Pembangunan yang menjadikan manusia sebagai episentrum tidak hanya menjadikan kesejahteraan dan modernisasi sebagai tujuan utama, namun berorientasi agar masyarakat mampu merencanakan sendiri masa depannya dengan baik. 

Proses pembangunan ini mencakup analisis keadaan (being) dan upaya tindak lanjut (doing). Dengan demikian paradigm pembangunan mengarah kepada peningkatan kapasitas sumber daya manusia masyarakat dalam upaya menghadapi tantangan zaman kedepannya. Ada empat aspek yang terkandung dalam pembangunan dengan model ini. 

Pertama, pembangunan harus memberikan penekanan pada kapasitas (capasity) penduduk untuk menentukan masa depan mereka. Kedua, pembangunan harus menekankan pemerataan (equity). Ketiga, pembangunan mengandung arti pemberian kuasa kepada rakyat. Keempat, pembangunan mengandung pengertian kelangsungan perkembangan (sustainable) dan interdependensi di antara negara-negara di dunia.

Kerangka People Centered Development (PCD)

PCD sesungguhnya lebih menekankan pada pemberdayaan manusia melalui peningkatan kapasitasnya, sehingga mampu mengendalikan kehidupan mereka sendiri dengan melakukan pengelolaan terhadap sumber dayanya. 

Dalam hal ini, mereka mampu menciptakan sumber kehidupan rumah tangganya dan secara langsung dapat mengejar pembangunan nasional yang diprogramkan sebagai suatu upaya mencapai kesejahteraan sebagai wujud dan realisasi dari tujuan akhir PCD. 

Meskipun suatu langkah baru dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan pemerintah, namun PCD terkadang mendapatkan kritik dari berbagai kalangan dan banyak pakar. 

Kompleksitas isu terkait dengan PCD seringkali dikaitkan dengan lembaga sosial modern saat ini yakni suatu lembaga yang demokratis sampai kepada terwujudnya birokrasi di bidang bisnis, dan lembaga perburuhan yang condong melakukan pembelaan terhadap ketidakberdayaan masyarakat. 

Selain itu, ketidakberdayaan manusia seringkali menjadi sasaran kebijakan yang memarjinalkan mereka. Konsep sentral dari PCD sangatlah sederhana. Konsep tersebut sebagai suatu pendekatan pembangunan yang memperhatikan proses yakni berasal dari inisiatif yang kreatif dari masyarakat atau orang-orang yang menjadi sumber daya utama pembangunan dan materinya. 

Selain itu, sangatlah penting memperhatikan konsep dari sisi kesejahteraan spiritual sebagai akhir dari proses dan implementasi pembangunan yang diprogramkan. Jika melihat kegagalan terbesar dari model pembangunan konvensional sebelumnya yang bersifat sosialis dan kapitalis, pada dasarnya keduanya mengandalkan pusat produksi dengan sistem produksi masal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun