Kalau kita melihat bersama di daerah sendiri yaitu Banyuwangi yang pimpin oleh bupati Abdullah Azwar Anas bahwasanya sosok yang harus dijadikan panutan oleh mahasiwa adalah beliau dari segi pembangunan desa. Karena pada saat ini program Smart Kampung yang di gagas pada pertengahan 2016 lalu sudah membawa dampak yang sangat pelayanan desa yang mendari sekaligus inovatif dan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Tetapi dari program tersebut tidak menutup kemungkinan terjadi kekurangan pemahaman atau kurang maksimalnya pengelolaan dana desa. Karena melihat pada setiap desa mempunyai tipologi masyarakat dan tata letak geografis yang berbeda-beda.
Untuk mewujudkan pembangunan desa yang berbasi pada kemandirian, mahasiswa seharusnya melakukan terobosan inovasi dengan car membentuk/menghidupkan kembali karang taruna desa yang pada pada tahun  sembilan puluhan menjadi organisasi favorit pemuda desa atau pun ikut masuk dalam kepengurusan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang kesemuanya adalah wadah bagi mahasiswa dalam pembangunan desa.
Ketika kedua lembaga ini baik karang taruna dan BUMDes bejalan dengan baik dan inovatif. Karang taruna sebagi Tim kreatif desa sedangkan Badan Usaha Milik Desa sebagai tempat pengembangan dan peningkatan Ekonomi kerakyatan yang ada di desa, maka solusi untuk mewujudkan kemandirian desa yang digagas oleh bupati Abdullah Azwar Anas akan lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H