Selasa (05/12/2023), mahasiswa prodi Film dan Televisi ISI Surakarta melakukan kunjungan dan penelitian di Padepokan Keris Brojobuwono yang terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Kunjungan ini bermaksud untuk studi seni, dan juga mengapresiasi seni.
Padepokan Keris Brojobuwono merupakan tempat wisata sekaligus tempat pembuatan keris. Padepokan Brojobuwono, yang didirikan oleh Bambang Gunawan dan Basuki Teguh Yuwono pada tahun 1999, adalah sebuah kompleks tempat pembuatan keris sekaligus museum keris. Museum keris merupakan sebuah tempat di mana koleksi keris-keris jaman dahulu dapat diakses oleh masyarakat luas sekarang.
Jika kebanyakan museum keris Hanya digunakan untuk menyimpan atau memamerkan keris-keris saja, Padepokan Brojobuwono ini akan menawarkan pengalaman dan wawasan yang berbeda. Padepokan ini juga menjadi tempat langsung pembuatan keris atau dalam masyarakat jawa biasa disebut "Besalen".
"Untuk pembuatan satu buah keris sendiri biasanya memakan waktu sekitar 6 bulan." Ucap salah satu empu sembari menempa sebuah keris. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama, hal ini tidak menyurutkan minat para pecinta keris untuk dibuatkan keris impiannya di Padepokan ini.
Setelah sekitar 40 menit berkeliling di museum penyimpanan keris dan berlanjut menonton proses pembuatannya, ini menjadi sebuah pengalaman yang sangat berkesan bagi kami. Rasa penasaran tentang bagaimana keris dapat tercipta sampai sejarah keris dari masa ke masa bisa kita dapatkan jawabannya di Padepokan ini. Termasuk prototype masyarakat yang menganggap keris identik dengan hal mistis ternyata juga tidak demikian.
Selama ini, orang banyak yang menghubungkan keris dengan hal-hal klenik dan menganggap kalau keris tercipta karena bantuan makhluk gaib. Padahal kenyataannya tidak demikian. Sebab, sebuah keris tercipta berkat perpaduan banyak ilmu. Mulai dari ilmu kriya, ilmu tempa, sampai dengan ilmu metalurgi. Penyatuan ilmu dari berbagai disiplin ilmu inilah bukti jika pengetahuan leluhur kita tidak kalah leluhur bangsa-bangsa lain, dan sudah sepantasnya sebagai generasi muda kita wajib melanjutkan dan melestarikannya.
Cara melestarikan tradisi keris di masa sekarang tentu harus disesuaikan perkembangan zaman pula. Sebagai mahasiswa prodi Film dan Televisi, kami melihat peluang ini. Sejarah, latar belakang, dan cerita-cerita keris ini sangat menarik untuk dijadikan sebuah skenario kemudian disulap menjadi sebuah film. Tentu, tidak harus film dengan gaya kuno, misalnya kita bisa membuat film superhero dengan kekuatan utama sebuah keris. Dengan metode seperti ini, diharapkan generasi penerus kita akan terus mengenal dan mencintai keris, tanpa harus malu untuk tetap memegang tradisi yang ada.
Penulis : Muhammad Rifqi Marcellino dan Akbar Fisabilillah (Prodi Film dan Televisi ISI Surakarta)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI