Mohon tunggu...
Rifqi Anugrah Hanami
Rifqi Anugrah Hanami Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Bored Medical Student

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

KKN di Era Covid-19, Apakah Efektif?

10 Juli 2020   16:38 Diperbarui: 10 Juli 2020   16:34 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program KKN COVID 19 merupakan metode Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk memastikan bahwa mahasiswa tingkat akhir mampu menjalankan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di masa pendemi ini. 

Kuliah Kerja Nyata atau KKN sendiri memiliki esensi mengabdikan diri ke masyarakat dan membantu mengembangkan aspek -- aspek tertentu pada suatu daerah seperti misalnya kesehatan, perekonomian, kemawasan teknologi dan lain -- lain. 

Pertama-tama mungkin perkenaln merupakan hal yang kita harus lewati. Halo, nama saya Rifqi Hanami, dengan NIM G0017180, Mahasiswa aktif di Universitas Sebelas Maret. Saya sebagai mahasiswa yang berdomisili di daerah Tangerang Selatan, tepatnya area Bintaro Jaya, diberi kesempatan untuk mengikuti tipe KKN yang baru ini. 

Saya memilih Kesehatan Masyarakat sebagai tema besar dari kegiatan yang akan saya lakukan di daerah rukun tetangga saya, yang diawasi oleh DPL kelompok saya Dr. Titis Srimuda Pitana, S.T., M.Trop.Arch. Dengan anggapan bahwa, saya mampu memberi manfaat dengan membantu meningkatkan tingkat kesehatan di masa pandemi ini terlebih lagi meningkatkan pengetahuan tentang lawan kasat mata kita COVID 19. Akan tetapi, ada hal yang terlihat jelas saat saya mau memulai KKN ini. Saya tinggal di Jalan Graha Bintaro di RT.04/RW.07 di antara beberapa komplek rumah lainnya.

Terlihat bahwa saat UNS baru membuka pendaftaran untuk KKN COVID 19, PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar, sudah berlangsung selama kurang lebih dua minggu. 

Sehingga, mentalitas pembatasan sosial pada warga masih sangat kuat. Hal ini didampingi dengan tindakan pemilik komplek untuk membuat tempat disinfektan, pemasangan banner, jam malam, kemudian penutupan jalan. 

Semua hal yang saya deskripsikan diatas menandakan bahwa kesadaran masyarakat akan COVID 19 sangatlah tinggi sehingga peran KKN di daerah perkotaan hanya sebatas edukasi daring melalui media sosial atau membagikan masker maupun hand sanitizer. 

Selain itu, di area Bintaro Jaya, masyarakatnya kecenderungan memiliki status ekonomi menengah ke atas dengan pekerjaan keluarga yang utama adalah pekerja formal, sehingga melaksanakan Work From Home. 

Oleh karena itu, tidaklah efektif bila saya menargetkan program saya ke tetangga atau warga komplek, membuat tempat cuci tangan ?, mereka lebih gemar mencuci tangan di rumah sendiri, membuat tempat disinfektan, lebih baik pulang ke rumah lalu mandi.

Saya tidak memberikan anekdot, tempat disinfektan mangkrak hanya 3 hari setelah dibuat, tempat cuci tangan dibongkar karena menghalangi jalan. Warga perkotaan cenderung sudah cermat dan tanggap dalam menggali informasi mengenai peristiwa  emergensi tertentu, contoh pandemik global. Penggalian informasi ini tentu tidak hanya memberikan informasi positif saja, misinformasi dan maraknya hoaks menghantui. 

Media sosial menjadi tempat utama orang mencari informasi, terlebih lagi sifat publik dari informasi yang dilepas memberikan keabsahan sendiri dalam validitasnya. Edukasi yang dilakukan melalui media sosial daring menjadi alternatif unik dalam menjalankan KKN COVID 19 dengan baik. 

Selain itu, maraknya pekerja informal yang masih bekerja dalam jam kerja normal menghadapi gelombang COVID 19 di area publik memberikan sasaran yang baik dalam memberikan edukasi mengenai metode disinfeksi diri dan keluarga

Terdapat 3 program yang saya lakukan yaitu edukasi online berupa post IG dan edukasi via grup WhatsApp RT, Edukasi menggunakan Leaflet untuk beberapa topik seperti cuci tangan dan menggunakan masker, Serta pembagian hand sanitizer dan masker kepada pekerja informal tersebut. 

Pekerja informal menjadi demografi sasaran yang baik untuk program KKN COVID 19 ini, mereka lah yang terimbas pencaharian nafkahnya akibat PSBB ini, merekalah yang harus keluar untuk bekerja sehingga resiko terpaparnya juga tergolong  tinggi, dan yang terakhir, mereka juga yang menjadi korban dari banyaknya berita hoaks yang timbul mengenai COVID 19 pada periode PSBB ini. 

Program KKN saya laksanakan dalam jangka waktu 4 minggu , 2 minggu untuk pembagian masker dan Hand Sanititzer, dari tanggal 8 -- 18 Juni dengan 6 hari efektif pembagian serta 2 minggu edukasi melalui media online. Hal ini saya lakukan untuk mencegah, bergerombolnya massa yang ingin dibagikan masker dan hand sanitizer padahal mereka sendiri mampu untuk membelinya. 

Selain itu, pada daerah saya marak kejadian bergerombolnya warga untuk mendapatkan bingkisan yang jauh melebihi kuota masker/ hand sanitizer serta diluar demografi sasaran. 

Saya berangkat untuk membagikan di jalan pada pukul 06.00, untuk menghindari rush hour yang akan membuat saya kesulitan untuk berhenti dan berdiskusi dengan baik bersama pekerja tersebut. Karena setiap pekerja saya berikan edukasi singkat mengenai leaflet yang saya berikan dan tempat mencari informasi lebih lanjut, kegiatan baru selesai pada pukul 10.00, sekitar 4 jam berikutnya. 

Menggunakan motor saya berkeliling di rt lalu rw kemudian berakhir pada lingkup luas sekitar kelurahan saya, mencari tukang sapu, tukang sampah, dan pekerja informal lainnya untuk saya berikan hand sanitizer dan masker.

Edukasi daring saya mengangkat topik -- topik yang sering mengalami misinformasi atau salah penafsiran seperti, istilah ODP dan PDP, Metode infeksi virus, dan metode untuk menjalankan tes diagnosis. 

Intisarinya adalah membuka diskusi kondusif dalam upaya mematahkan persepsi negatif publik mengenai PSBB dan Tatalaksana pemerintah terhadap pasien COVID 19 menggunakan informasi yang akurat mengenai peristiwa pada waktu kegiatan. 

Pada kolom komen post terdapat beberapa pertanyaan yang membuktikan bahwa persepsi masyarakat masih skeptis, negatif, dan bahkan, derogatif. Setelah waktu tenggang untuk kegiatan KKN sudah tiba pada tanggal 19 Juni 2020, maka kegiatan KKN saya tutup.

Seluruh fakta dan proses kegiatan saya sudah saya paparkan, dan ada beberapa kesimpulan yang bisa saya tarik dari pengalaman saya.

  • KKN COVID 19 Merupakan upaya dari UNS untuk memberikan mahasiwa tingkat akhir yang sudah memenuhi persyaratan KKN supaya dapat tetap melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal kaldik universitas
  • UNS tidak siap dalam aspek administratif, supportif, dan juga pengawasan pelaksanaan yang dibuktikan dengan kegagalan sistem KKN daring dalam memberikan perekaman kegiatan yang terkendali
  • UNS tidak memiliki sistem penyebaran informasi yang baik, dengan berbagai informasi mengenai kegiatan yang simpang siur, ambigu, dan bahkan, berlawanan antar satu dosen pembiming dengan yang lain.
  • KKN COVID 19 tidak efektif dalam membantu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai COVID 19 di daerah Bintaro Jaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun