Mohon tunggu...
Rifqi Fauzi Ahmad
Rifqi Fauzi Ahmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ngedit video

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sultan - Pelajar IPS yang Mampu Menjuarai Berbagai Kompetisi Robotik Tingkat Nasional

22 Maret 2023   00:11 Diperbarui: 16 April 2023   16:05 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah robot dapat dibuat dengan ilmu-ilmu kelistrikan yang biasanya  dipelajari oleh anak jurusan IPA. Apabila kita bandingkan dengan anak IPS terbilang beda dalam pembelajarannya. Pelajar dengan jurusan IPS tidak mempelajari tentang kelistrikan atau bahkan robotika. Ilmu tentang robotika ini dapat dipelajari melalui ekstrakulikuler. Bidang ini tentunya peminatnya kebanyakan adalah anak IPA, namun tidak dengan pelajar satu ini yaitu bernama Sultan Alaudin Rifqi Junaid Firmansyah.

Sultan Alaudin Rifqi Junaid Firmansyah bisa kita sebut dengan nama Sultan. Sultan ini merupakan pelajar dengan jurusannya itu IPS mampu mebuat berbagai robot dan menjuarai berbagai perlombaan. Sebelum membahas robotikanya, kita mengenali dulu siapa sih sosok Sultan ini? Dan latar belakang dari orang bernama Sultan Alaudin Rifqi Junain Firmansyah.

Kita mulai dari biodatanya dulu yaitu dengan nama lengkap Sultan Alaudin Rifqi Firmansyah Junaid dan biasa dipanggil dengan nama Sultan oleh teman serta gurunya. Sultan lahir pada tanggal 16 desember 2003. Sultan beralamat di dusun bringin, desa wonosari, kecamatan pagu dan kabupaten kediri. Sultan bersekolah di sebuah madrasah bernama MAN 1 KOTA KEDIRI. Di sekolah ini, Sultan masuk pada jurusan ilmu pengetahuan sosial atau biasa kita singkat dengan jurusan IPS. Dengan jarak kurang lebih 10 km dari rumahnya, tidak membuat sultan menyerah.

Berasal dari sekolah inilah Sultan mampu membuat robot dengan berbagai fungsinya. Bagaimana sultan bisa membuat robot sedangkan dia adalah anak IPS? Tentunya Sultan sendiri memiliki latar belakang yang memang suka merakit sesuatu. Sejak kecil Sultan juga sudah menyukai sesuatu yang berbau elektronik. Saat masih ia SD, Sultan memang suka merakit atau membuat mainan dari barang barang elektronik seperti perahu motor, mobil yang dirakit sendiri menggunakan kardus dan memakai dinamo serta PLTA angin di atas rumah. akan tetapi, dalam tes penjurusan pada sekolah tersebut Sultan bukannya masuk jurusan IPA melainkan dimasukkan jurusan IPS.

Semua orang pastinya sudah tahu mengenai jurusan IPS itu berbeda jauh dengan IPA. Jurusan memiliki pembelajaran inti seperti ekonomi, sosiologi, geografi, dan sejarah. Sedangkan jurusan IPA memiliki pembelajaran inti seperti fisika, biologi, kimia dan matematika wajib. Ilmu tentang robotika dapat di temukan dalam mata pelajaran fisika. Akan tetapi, jurusan IPS tidak spesifik dalam mempelajari fisika meskipun ada pelajaran fisika peminatan. Jurusan IPS tidak dapat dipungkiri mampu untuk masuk ke dalam robotika. Masalah sekitar dapat ditemukan dengan mempelajari sosiologi. Apabila robot tersebut dikembangkan menjadi bisnis, maka perlu untuk mempelajari tentang ilmu ekonomi. Dengan ini, Sultan bersama timnya mampu menemukan suatu masalah pada sekitarnya untuk dicarikan solusinya dengan teknologi robot.

Sultan mengenal robotika sejak kelas 10 semester 2. Saat itu ia ikut dalam sebuah kompetisi nasional yaitu Akademi Madrasah digital tahun 2020. Sultan dalam membuat sebuah robot tidak sendirian, melainkan bersama rekan timnya. Rekat satu timnya pertama kali yaitu diantaranya Sultan Alauddin Rifqi Firmansyah Junaid,  Altanov Ken Arsya Ramadhan, Zulfani Nur Akmalia, Talitha Zarifah Anwar dan Moh. Ichsan Bilnadzari yang merupakan satu satunya kakak kelas dari empat anggota lainnya, Sehingga Moh. Ichsan Bilnadzari menjadi ketua tim dari Sultan. Tim ini bernama mansa robot corp yang membuat robot bernama F-CLEAN. Robot dan tim ini menjadi yang pertama kali buat Sultan.

Robot F-Clean merupakan Robot pembersih lantai masjid. Sultan memang baru pertama kali ikut kompetisi robotik. Akan tetapi, dengan ide sebuah robot pembersih lantai ini membuat tim Sultan lolos 20 besar dan mengharuskan Sultan Bersama timnya merealisasikan ide robot tersebut. Maka dari itu, Sultan diharuskan untuk belajar dalam membuat sebuah robot. Dalam hal ini Sultan mulai belajar mengenai sebuah robotika. Peserta yang lolos Akademi Madrasah Digital akan mengikuti suatu pelatihan terlebih dahulu dari kemenag. Pelatihan ini kurang lebih delapan bulan dengan didampingi mentor yang kompeten.

Akademi Madrasah Digital merupakan program dari Kemenag untuk para pelajar dalam belajar tentang IT dalam menyelesaikan masalah masyarakat. Program ini ditujukan untuk sekolah yang berada pada naungan Kemenag seperti Madrasah Aliyah. Madrasah Aliyah atau disebut MA ini masih setara dengan SMA atau SMK. Program Akademi Madrasah Digital atau disingkat AMD bekerjasama dengan X-camp dari XL -- Axiata dalam program pelatihan dunia digital bagi siswa Madrasah Aliyah(MA).

Dikutip dari website Tempo.co Direktur KSKK Madrasah, Kementerian Agama, Moh. Isom Yusqi mengatakan bangga dengan pencapaian anak-anak madrasah. "Saya berharap akan lahir para inventor dan penemu teknologi masa depan yang hebat dari madrasah, yang mampu mengembangkan prototype solusi digital yang sudah dirancang untuk diproduksi secara masif. Dari kegiatan grand final ini semoga dapat memotivasi anak-anak madrasah untuk bisa terus berprestasi. Semoga kemandirian dan berprestasi terus berlanjut pada anak-anak madrasah sehingga sukses di dunia dan akhirat," ujarnya.

AMD tahap pertama hanya mengirimkan sebuah proposal atau ide gagasan tentang suatu alat yang mampu dalam menyesaikan suatu masalah yang ada di Masyarakat. Dari semua gagasan dan ide yang dikirimkan peserta, akan dipilih 20 gagasan yang paling menarik. Tahap selanjutnya setelah ide tersebut lolos, peserta diharuskan megikuti pelatihan Bersama X-camp dari XL -- Axiata. Setelah dari pelatihan ini akan dipilih 10 tim terbaik untuk merealisasikan gagasan dan idenya dengan sebuah robot yang berguna sesuai fungsinya. Sepuluh besar tim ini akan mendapat salah satu nominasi dengan hadiahnya masing-masing.

Bersama robot F-Clean, Tim Sultan mampu melewati semua tahapan tersebut dan mendapatkan nominasi The Most Attractive. Dengan mengangkat masalah masjid yang kurang terawat karena di era covid-19, robot F-Clean mampu menyaingi robot lainnya. Meskipun, Sultan saat itu masih menjadi anggota tim dibawah kakak kelasnya bernama Moh. Ichsan Bilnadzari mampu menangkap materi tentang IoT. Dengan mendapat nominasi dan pelatihan yang menarik membuat sultan lebih minat pada sebuah robotika dan membuat robot lain selanjutnya.

Robot dari Sultan selanjutnya yaitu BINA-JEK. Robot ini juga dibuat pada saat era covid-19. Robot ini berfungsi dalam membantu masyarakat dalam mengambil barang yang berada di swalayan untuk mendukung program pembatasan sosial saat pandemi COVID-19. Hal ini supaya tidak terjadi kerumunan di swalayan tersebut. pembuatan Robot ini Sultan bersama kakak kelasnya bernama Ahmad Irzaquz Zamzami. Sultan masih belajar dari kakak kelas yang lebih memahami tentang robotik terlebih dahulu dari Sultan. Robot BINA-JEK ini telah mengikuti berbagai kompetisi. BINA-JEK mengikuti kompetisi nasional dari kemenag yaitu MRC atau Madrasah Robot Competition yang diadakan oleh kemenag. Akan tetapi, robot ini tidak mampu untuk membuatnya bersaing dengan robot lainnya. robot ini tidak berhenti dan tetap dilakukan pengembangan.

Sultan melakukan pengembangan dengan menambahkan kamera pada robot tersebut untuk memudahkan penggunanya dalam mengambil barang belanjaan. Pengembangan ini mampu mendapat juara 2 pada perlombaan PNBRC atau Politeknik Negeri Bali Robot Competition. Akan tetapi, dalam kompetisi ini robot BINA-JEK tidak dibawakan oleh sultan, melainkan oleh adik kelasnya karena Sultan juga mengikuti kompetisi ini dengan robot yang lain. Robot tersebut adalah pengembangan dari F-Clean dengan perubahan nama menjadi Auto Clean. Penghargaan yang didapat Sultan dalam kompetisi ini tidak kalah membanggakan yaitu Sultan mendapatkan Juara 1 dalam kompetisi PNBRC 2021.

Sultan dalam mendapat juara 1 bersama tim yang berbeda dengan awal. Sultan Bersama Septika Rizmadhani dan Irma Ningtiyas membawa pengembangan dari robot F-Clean. Sultan hadir sebagai ketua dari temannya karena hak cipta pengembangan dipegang oleh Sultan. Pada akhirnya Sultan sepakat mengikuti hingga menjuarai kompetisi PNBRC 2021 dengan pengembangan robot F-Clean bernama Auto Clean.

Kompetisi PNBRC merupakan kompetisi yang diadakan oleh UKM robotik dari Politeknik Negeri Bali. Kompetisi ini setiap tahun diadakan oleh UKM tersebut. PNBRC (Politeknik Negeri Bali Robot Competition) merupakan sebuah kompetisi robotik tingkat nasional. Untuk sekarang ini, PNBRC memiliki 3 kategori yang dapat diikuti oleh peserta. Kategori tersebut yaitu Lomba Inovasi Karya Cipta Teknologi, Lomba Robot Line Follower, dan Lomba Sumobot.

Selama bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota kediri, Sultan tidak hanya berhenti disitu saja. Robot F-Clean pengembangannya tidak hanya Auto Clean saja, melainkan diikutkan pada kompetisi Barosan dengan nama C-IoT. Bersama tim yang sama dengan Auto Clean Sultan tetap mampu meraih juara 1 pada kompetisi Baronas. Secara fungsi masih sama dengan sebelumnya, namun terdapat fitur baru yaitu dapat berjalan secara otomatis sesuai waktu sholat.

Kompetisi baronas merupakan kompetisi robotik yang diadakan oleh Institut Teknologi Sepuluh nopember. Kompetisi robotik ini memiliki kategori sesuai tingkatannya. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar(SD), Sekolah Menengah Pertama(SMP), Sekolah Menengah Atas(SMA) dan untuk umum. kompetisi ini diadakan setiap tahun oleh mahasiswa Teknik elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Setelah selama setahun melakukan pengembangan pada robot yang sudah sultan buat, Sultan memiliki sebuah ide tentang robot baru yang akan ia buat. Sultan memikirkan gagasan yang berkaitan dengan petanian yang ada di Indonesia. Gagasan sultan ini diharapkan mampu membantu petani cabai. Sultan menemukan ini karena melihat dari lingkungan sekitar rumahnya yang banyak berprofesi sebagai petani cabai termasuk ayahnya. Berasal dari situlah Sultan menemukan gagasan yang brilliant.

Sultan menuangkan gagasan ini pada sebuah perlombaan yang mampu mengantarkan sultan mengenal robotik. Pada kesempatan Akademi Madrasah Digital 2021 Sultan kembali mengikutinya dengan ide gagasan tentang pertanian cabai. Kali ini Sultan masih tetap memakai tim yang sama seperti dengan F-Clean Sebelumnya di sebuah kompetisi yang sama yang diantaranya Sultan Alaudin Rifqi Junaid Firmansyah, Altanov Ken Arsya Ramadhan, Zulfani Nur Akmalia, Talitha Zarifah Anwar. Akan tetapi, kali ini sultan membawa wajah baru bernama Achmad Zea C Shiraath Dajullabib. Siswa ini Sultan ambil sebagai penggani dari kakak kelasnya yang harus fokus dalam belajar. Sultan memilih Zea karena Zea terkenal ahli dalam coding dan diharapkan mampu membantu dalam pembuatan sebuah robot.

Dengan kompetisi yang sama dengan sebelumnya, nyatanya Sultan mampu lolos dan terpilih untuk mengikuti X-Camp yang diadakan oleh XL -- Axiata yang bekerja sama dengan Kemenag. Gagasan Sultan ini menciptakan sebuh robot bernama Grow -- C. Robot Grow - C ini memiliki fungsi membantu para petani cabai dalam perawatan benih cabai sehingga siap ditanam. Kompetisi AMD di ikuti oleh seluruh Madrasah Aliyah dari seluruh Indonesia yang mana banyak ratusan gagasan dan ide menarik. Akan tetapi, Sultan mampu membuat gagasan dan ide yang mungkin menurut juri berbeda dan lebih menarik dari yang lain. Pada kesempatan kali ini, Sultan berperan sebagai ketua timnya. Berawal dari anggota tim bersama temannya, tapi sekarang menjadi ketua tim bagi temannya.

Robot Grow -- C menampilkan beberapa fitur yang menarik. Ketika tanah benih cabai kering, Sensor dapat mendeteksinya sehingga robot tersebut dapat menyiram secara otomatis pada benih cabai. Jadi para petani tidak perlu khawatir jika benih cabai lupa untuk diberi air. petani juga dapat memantau benih dan debit air yang tersisa pada robot melalui smartphone. Robot Grow -- C ini memakai accu motor sehingga memiliki kapasitas yang sedikit lebih besar dari baterai. Apabila accu habis, petani tidak perlu khawatir karena robot ini memakai panel surya dalam pengisian dayanya. Pemanfaat energi sinar matahari dapat menghemat biaya dalam penanaman bibit cabai yang unggul.

Sultan bersama Timnya mampu menciptakan sebuah karya robot baru. Cara berpikir kreatifnya mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi para petani benih cabai termasuk ayah sultan sendiri yang kesulitan dalam mencari benih cabai unggul. Pada kesempatan kompetisi Akademi Madrasah Digital Kali ini sultan bersama tim diharuskan untuk mempresentasikannya secara offline di Jakarta. Pada tahun sebelumnya pada tahun 2020 karena covid-19 sehingga presentasi produk robotiknya secara online. Akan  tetapi, pada AMD 2021 sultan bersama timnya harus membawa robot Grow -- C yang telah dibuat untuk dipresentasikan didepan jurinya langsung. Presentasi ini dilakukan pada 2022 karena memang terdapat tahap pelatihan yang harus dilewati peserta selama 8 bulan.

Akademi Madrasah Digital 2021 menjadi pencapaian terbaik Sultan selama berseragam MAN 1 Kota kediri. Pada AMD 2021 Sultan bersama Tim mendapatkan nominasi The Most Contender. Kompetisi ini tidak tanggung-tanggung, Sultan dan Tim mendapatkan hadiah senilai Rp 10.000.000,- dari kompetisi Akademi Madrasah Digital 2021.

Setelah lulus Sekolah saat ini, Sultan tetap masih membuat berbagai Robot menarik lainnya. Robot lama yang telah dibuat Sulta, ia wariskan kepada adik kelas untuk dilombakan dalam berbagai kompetisi. Contohnya sepeti Robot Grow -- C mampu juara 1 baronas ITS tingkat umum. Pada kompetisi tersebut Grow - C dibawakan oleh tim yang diketuai oleh Istianatul Latifah.

Sultan membuat robot lain yaitu robot bernama TOS yang berfungsi dalam penanaman tanaman kedalam potrai. Robot ini mampu memasukkan benih kedalam potrai sesuai trek yang telah diatur. Dengan ini para petani yang memakai potrai lebih mudah dan efisien dalam menanam benih tanamannya.

Kemudian terdapat Robot bernama WASTE -- E yaitu robot tempat sampahyang berfungsi untuk edukasi anak usia dini dalam membedakan jenis sampah organik, anorganik dan logam. Pada kali ini Sultan membuatnya bersama tim bernama Septika Rizmadhani dan Irma Ningtiyas

Sultan tidak hanya membuat robot yang bermanfaat untuk sebuah masalah saja, namun sultan juga membuat robot yang berfungsi untuk hiburan yaitu robot bernama sumo. Robot sumo ini merupakan Robot tanding dengan cara saling mendorong untuk mengeluarkan lawan dari arena. Memiliki fungsi untuk hiburan bagi masyarakat untuk menikmati pertarungan robot yang saling menghancurkan.

Ketiga robot yang dibuat oleh sultan setelah lulus sekolah ini mampu untuk menjadi finalis dalam kompetisi baronas ITS tingkat Nasional dalam kategori umum. Robot sultan tidak mampu bersaing dengan robot yang memang oleh dibuat mahasiswa dibidangnya. Sultan tidak hanya diam dan mengembangkan robotnya.

Sultan selalu memakai komponen yaitu menggunakan ESP32/ARDUINO MEGA 2560 karena komponen tersebut kontroler utama dalam robotik. Dalam setiap robot yang dibuat oleh sultan menghabiskan kurang lebih 1-3 juta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun