Mohon tunggu...
Moh Rifqi Falah Al Farabi
Moh Rifqi Falah Al Farabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia: Surga Dunia yang Hilang

10 November 2022   17:30 Diperbarui: 10 November 2022   17:29 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Indonesia. Negara yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, dan agama. Negara yang memiliki berbagai macam flora dan fauna, dan juga kaya akan sumber daya alam nya. Menurut naskah Yunani kuno, negara Indonesia adalah surga dunia yang hilang di muka bumi. Dalam naskah tersebut di jelaskan bahwa kawasan yang hilang itu bernama Atlantis. Dalam naskah tersebut juga di jelaskan ciri-ciri nya seperti, dapat melihat matahari terbit di pagi hari, dan terbenam pada malam hari, sumber air tidak pernah habis, terdapat berbagai macam musim, cuaca tidak panas dan juga tidak dingin. Banyak dari masyarakat Yunani yang tidak percaya akan hal itu, karena di Eropa sendiri tidak dapat menemukan hal seperti itu. Tetapi ada pula sebagaian masyarakat yang percaya akan hal itu.

Pengemuka Bangsa Yunani, Aristoteles percaya bahwa surga dunia yang tertulis dalam naskah Yunani kuno itu memang ada, kemudian ia menulisnya dengan judul "Atlantis yang hilang". Sebagian orang yang percaya akan hal itu, memerintahkan seorang pelayar terkenal yang bernama Batolomius, untuk mencari surga dunia yang hilang ini dengan di iringi oleh beberapa pengikutnya. Setelah Batolomius menemukan tempat tersebut, ia menulis surat, yang berisi, "bahwa surga dunia yang di maksud oleh Aristoteles itu memang ada, tempat tersebut bernama Jabadiu terletak di kawasan Argil."

Setelah mengetahui bahwa surga dunia tersebut memang ada, mereka berencana pindah ke kawasan tersebut, tetapi rencana mereka gagal, karena terjadi konflik antara Kreta dengan Arta. Setelah konflik tersebut berakhir, catatan tersebut hilang, dan di temukan oleh orang India, sang Mu'allim kapal. Sang Mu'allim kapal ini mempunyai seorang budak yang bernama Kudunga. Setelah Kudunga mengetahui akan hal tersebut, ia menceritakan hal itu kepada masyarakat, dan mengajak mereka untuk berangkat berbondong-bondong mencari surga yang hilang tersebut.

Saat melakukan perjalanan, Kudunga beserta rombongannya terdampar di suatu pulau yang bernama Maldiv, yang sekarang bernama Maladewa, dan membuat Kerajaan di tempat itu. Seiring berjalannya waktu, dengan berbekal catatan Kudunga, perjalanan tersebut di  lanjutkan oleh anaknya. Karena terombang-ambing oleh ombak lautan, rombongan mereka pun terdampar di ujung timur Pulau Kalimantan, dan membuat Kerajaan besar bermana Kutai Kartanegara sekitar tahun 200-300. 

Di daerah ini masih belum pas dengan catatan tersebut, kemudian anak raja Mulawarman beserta rombongan nya melanjutkan perjalanan tersebut, dan rombongan mereka terdampar di ujung barat Pulau Jawa, dan membuat Kerajaan bernama Saloko Negoro. Daerah ini juga masih kurang pas, kemudian di lanjut oleh Purnawarman menuju ke pedalaman Jawa Barat, tepatnya di daerah Citandui, disana mereka membuat Kerajaan besar yang bernama Tarumanegara. Tetapi daerah ini masih belum pas, seiring berjalan nya waktu, anak Purnawarman terpecah menjadi dua. Satu menuju ke pesisir Utara Pulau Jawa dan dikenal dengan nama Kalingga, satu lagi menuju ke pesisir Selatan Pulau Jawa, dan membuat kerajaan di sekitar Panjalu, Ciamis.

Singkat cerita, kemudian Sanjaya, melanjutkan perjalanan ke pedalaman Jawa Tengah, tepat nya di daerah Dahyang yang berarti "daerah para Dewa" yang sekarang di kenal dengan nama Dieng, Wonosobo, dan membuat Kerajaan besar benama Mataram. Tempat inilah yang dimaksud dalam naskah kuno tersebut. Ujar K.H. Muwaffiq saat ceramah nya pada tanggal 2 November 2017.

Dari cerita ini dapat di ambil kesimpulan bahwa memang dari dahulu, Indonesia adalah negara yang istimewa, surganya dunia, berbagai macam tumbuhan dapat tumbuh di sini, berbagai macam kekayaan alam terdapat di sini. Maka dari itu banyak para penjajah yang rela datang jauh-jauh dari negara mereka hanya untuk menguasai Indonesia. Mereka ingin menjajah bangsa Indonesia karena mungkin di negara mereka sulit untuk menemukan kekayaan alam seperti di Indonesia, mereka ingin menjajah Indonesia untuk memeras semua kekayaan yang terdapat di Indonesia.

Pada saat penjajahan tersebut, masyarakat Indonesia mungkin masih belum mengerti. Saat itu pula masyarakat Indonesia kalah dari sisi persenjataan, Indonesia kalah canggih dengan negara penjajah, sehingga masyarakat Indonesia di permainkan oleh para penjajah, di peras oleh para penjajah. Ketika di lihat dari segi fisik orang Indonesia, mereka mampu dan lebih unggul dari para penjajah. Ketika ditarik dari sisi sejarah Indonesia sendiri, sebenarnya Indonesia ini adalah Bangsa yang kuat, bangsa yang hebat. Bangsa Indonesia mampu mengalahkan Bangsa yang begitu kuat, Bangsa yang telah mengalahkan Bangsa Arab, dan Eropa, yakni Bangsa Mongol, sehingga Bangsa Indonesia mampu menguasai 1/3 dunia. Indonesia adalah Bangsa yang kuat, hal ini terbukti sampai sekarang, orang Indonesia mampu membunuh orang lain dengan tanpa menyentuh, mampu membuat orang lain jatuh cinta, meskipun ia tidak mencintainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun