Mohon tunggu...
Rifqi Rahman
Rifqi Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Self-Sufficient

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Media Sosial Tumblr NBA sebagai Tempat Menuangkan Kegelisahan Kaula Muda

26 Juni 2022   08:00 Diperbarui: 26 Juni 2022   20:19 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat masih duduk kelas dua SMA, saya punya teman yang mengelola suatu akun. Akun tersebut bertemakan sepak bola dan terdapat kata-kata sebagai pusat perhatiannya. Kebanyakan dari kata-kata yang ia tulis adalah mengenai pertemanan dan percintaan. Saya melihat jumlah adders dan likes pada setiap unggahannya. 

Saya bertanya pada diri sendiri, "Kok, akun seperti ini banyak peminatnya?" Saya sempat berpikir untuk ikut serta mengelola akun tersebut bersama teman saya. Beberapa minggu kemudian saya memutuskan untuk membantu teman saya untuk mengelola akun tersebut. 

Teman saya pun mengizinkan. Saya mengelola akun Tumblr Sepak Bola di LINE@ (sekarang Line Official Account), akunnya memiliki ratusan ribu adders, saya lupa persisnya. Saya mengunggah kata-kata bertemakan bola dan video bola di akun tersebut. Saya mulai pegang akun bulan Oktober 2017.

Saya juga digaji sama teman saya saat mengelola akunnya. Saya digaji 150rb pada saat itu, lebih dari cukup untuk seorang anak SMA. Setelah beberapa bulan mengelola akun, saya merasa 'menulis' sebagai suatu terapi. Ada perasaan untuk rajin unggah konten setiap hari. 

Saya pernah mengunggah sepuluh konten dalam satu hari, cuma memang lelahnya minta ampun. Tak lama mengelola akun di LINE@, teman saya menyuruh saya untuk pegang akun Instagram @tumblrsepakbola juga. 

Saya dengan senang hati menerima tawaran itu. Saat itu, akun @tumblrsepakbola hanya memiliki sekitar tiga ribu followers dan hanya berkisar antara 500-1000 likes. Kalau untuk akun Instagram, saya hanya mengunggah sekali setiap hari jam 18:30. Jadi, saya waktu itu memegang Tumblr Sepak Bola di dua platform, LINE@ dan Instagram.

Singkat cerita, pada bulan Januari, saya berkata pada diri sendiri, "Saya suka apa lagi ya, selain sepak bola?" Saya jadi ingat kalau saya juga suka basket, NBA tepatnya. "Apa iya, saya buat @tumblrnba?" Dengan konsep yang sama yaitu kata-kata, hanya bedanya bertemakan NBA. 

Sebulan kemudian saya mulai mengelola akun Tumblr NBA di LINE@. Niat saya buat akun basket sederhana, saya mau memperkenalkan NBA ke orang Indonesia, yang di mana sebenarnya peminatnya sudah sangat banyak. Awalnya, saya buat stok konten yang banyak lalu diunggah sekaligus. Dengan bantuan akun yang satu, saya promosikan Tumblr NBA di Tumblr Sepak Bola, saya ingin tahu apakah penonton bola punya potensi suka nonton NBA atau tidak. Jawabannya, lumayan. 

Sebagian besar pengikut Tumblr NBA adalah pengikut Tumblr Sepak Bola juga. Setelah promosi di akun bola, saya coba 'rakit' akun basket sendiri, mengunggah 1-2 konten per hari. Waktu itu, dapat sepuluh likes saja saya sudah senang, kalau kurang, unggahannya saya hapus. 

Seiring dengan berjalannya waktu, saya mendapatkan seratus, lima ratus, dan seribu pengikut pertama di akun NBA. Tak lupa, saya mengelola dua akun di dua platform sekaligus. Saya terus konsisten unggah konten setiap hari, seminimal-minimalnya sehari sekali. Jumlah pengikut makin naik dan naik hingga menyentuh sepuluh ribu pengikut. 

Di titik inilah saya berpikir, "Gimana kalau Tumblr NBA pindah ke Instagram?" "Kira-kira bakal mau gak ya, adders-nya ditarik ke Instagram?" Menurut saya, pada saat itu, kalau di Instagram, bisa menjangkau pasar anak-anak muda yang lebih luas. LINE@ Tumblr NBA pun saya tinggalkan.

Oh, ya, saya membuat akun Tumblr NBA karena melihat orang-orang di lingkungan sekolah, saya memerhatikan mereka dan dapat satu hal. Saya baru tahu bahwa kegelisahan anak-anak SMA adalah galau. Galau diputusin pacarlah, galau jomlolah, dan masih banyak lagi. Terdengar menjijikan, tapi ya sudahlah. Saya membuat akun Instagram @tumblrnba pada pertengahan 2018. Lagi-lagi, saya promosikan akunnya di akun bola agar mendapat suntikan followers. Setelah itu, saya berjalan sendiri. 

Pengikut yang di LINE@ juga akhirnya pindah ke Instagram juga. Itu sebabnya saya memulai akun basket di LINE@ dulu, karena kalau langsung di Instagram, susah memulai akun dari nol. Dalam kurun waktu tiga bulan, pengikut @tumblrnba sudah menyentuh angka seribu. 

Menurut saya, pada saat 0-1000 followers adalah masa-masa sulit dalam menemukan audiens yang minat dengan konten kita. Kalau sudah melewati seribu, itu masa-masa senang dan semangat bikin konten, berdasarkan apa yang saya rasakan. Kembali dulu ke akun bola. Teman saya memutuskan untuk tidak lagi mengelola akun Instagram bola. Akun bola tersebut ia berikan ke saya. Jadi, saya sekarang memegang akun Instagram @tumblrsepakbola dan @tumblrnba. 

Pada saat akun bola saya ambil alih, akunnya memiliki delapan ribu pengikut. Saya merakit kedua akun tersebut secara berbarengan. Akun bola menyentuh sepuluh ribu pengikut, akun basket menyentuh lima ribu pengikut, sampai keduanya menyentuh 40rb pengikut. Nah, pada momen inilah followers dari kedua akun mulai turun. Saya gak tahu kenapa, mungkin algoritma Instagram berubah. 

Mungkin Instagram ingin saya memakai fitur-fitur baru yang mereka rilis, tapi gak saya pakai fitur tersebut, misalnya Reels. "Apakah konten kata-kata dengan template bola dan basket sudah sepi peminat?" Saya juga gak ngerti. "Apakah dengan hadirnya TikTok, followers saya pindah platform?" Mungkin saja. Sempat saya riset mengenai akun-akun yang kontennya sama dengan saya.

 Sebenarnya, konten kata-kata dengan tempalate bola tidak sepi peminat, cuma karena akun-akun lain followers-nya lebih banyak dari saya atau lebih established, jadi akun saya yang tersingkir. Jumlah followers yang turun juga per seratus orang, seperti tersayat-sayat, jadi sangat terasa sakitnya.

Seiring berjalannya waktu, kedua akun saya turun terus followers-nya dan tidak pernah bertambah lagi (sampai saat ini), karena itulah saya mengorbankan salah satu akun. Saya memutuskan untuk tidak melajutkan @tumblrsepakbola, mengingat itu pemberian teman saya dan akhirnya saya mengembalikan akunnya. 

Sampai saat ini, akunnya masih ada tetapi sudah tidak beroperasi. Saya juga kehabisan kata-kata untuk dijadikan konten. Semenjak memegang dua akun, konten di kedua akun kata-katanya sama. Untuk apa isi kontennya sama, sementara sebagian followers saya ada yang mengikuti kedua akun. 

Saya tinggalkan @tumblrsepakbola dan fokus mengurusi @tumblrnba. Perbedaan dari kedua akun sudah sangat jelas. Saya yang membuat @tumblrnba walaupun memang ide besarnya dari @tumblrsepakbola. Walaupun pengikut @tumblrnba terus menurun, saya cukup senang. Saya cukup senang bisa membuat komunitas basket 'kecil-kecilan'. Saya tahu olahraga favorit masyarakat Indonesia kebanyakan adalah sepak bola. 

Tidak sedikit orang yang mengatakan,"apaan sih basket, apaan sih NBA, seruan juga bola." Maka dari itu, saya buatlah akun @tumblrnba untuk menunjukkan, "Ada lho, olahraga yang sama serunya kayak bola" dan "basket gak kalah seru kok." Tapi, makin ke sini, makin banyak yang jadi suka sama NBA, peminatnya semakin banyak, dan omongan yang gak enak tentang basket juga berkurang. Pada akhirnya, saya senang telah membuat akun @tumblrnba dan semoga peminat basket (NBA) semakin banyak di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun