Mohon tunggu...
Puja Rosa R
Puja Rosa R Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Maraknya Isu Penolakan Ahok sebagai Calon Gubernur DKI 2017 Mendatang

30 Agustus 2016   19:49 Diperbarui: 30 Agustus 2016   20:06 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Munculnya isu pencalonan ahok sebagai calon DKI I tahun 2017 mendatang. Ditanggapi beragam oleh kalangan masyarakat. Dalam hal ini tanggapan negatif oleh masyarakat direalisasikan dalam bentuk dukungan moral penjegalan Ahok sebagai gubernur. Tidak kurang dari beberapa elemen masyarakat dalam bebagai kalangan, berkumpul menyamakan persepsi untuk menolak Ahok sebagai gubernur DKI I. Mereka berpendapat bahwa kepemimpinan Ahok arogan dan tidak mengutamakan kepentingan masyarakat bawah serta melenceng daripada kebijakan-kebijakan yang berlaku bagi kota DKI Jakarta.

Pada hakikatnya penjegalan yang dilakukan oleh masyarakat, merupakan bentuk ketidakpuasan pribadi dan golongan yang tidak mau menerima Ahok sebagai gubernur. Di sisi lain tunggangan politik mengalir dengan deras, karena ada kepentingan-kepentingan yang tidak terealisasi bagi mereka sebab Ahok memiliki prinsip serta kebijakan yang bersebrangan dengan masyarakat.

Sudah barang tentu, hal ini merugikan bagi mereka dalam kanca politik maupun status sosial dalam masyarakat. Adapun tindakan penolakan yang disampaikan, haruslah sesuai dengan hukum yang berlaku serta dengan cermat dan jernih, bukan merupakan pelampiasan dendam pribadi atau golongan kepada Ahok. Jika ini terjadi, akan ada gesekan-gesekan dalam masyarakat yang menyebabkan unsur SARA dan ini bertentangan dengan nilai-nilai pancasila.

Yang di pertanyakan sekarang ini kepada kita sebagai masyarakat Indonesia yang berpacasila dan berjiwa nasionalisme adalah, apakah kita masih menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan tanpa memandang suku etnis pada rakyat dan masyarakat Indonesia ? mengapa masih ada diskriminasi kepada orang-orang yang besungguh-sungguh, ingin membuat suatu perubahan dari hati nurani mereka yang bersungguh-sungguh ingin memimpin sebuah ibukota, agar menjadi lebih baik. Kita seringkali menghujat, menghina, membesar-besarkan kesalahan-kesalahan pada diri seseorang, kebiasaan melihat keburukan pada orang lain sehingga menyebabkan matinya hati dan perasaan pada setiap individu.

Apa hanya Ahok bukan muslim lantas dia disingkirkan ? apakah kita seorang muslim atau nasrani lebih baik daripada seorang penyandang nama Ahok ? jawabannya tidak, bagi penulis yang prinsip adalah tidak penting apakah dia seorang muslim/nasrani, yang utama dia profesional dalam memimpin dan memiliki kecakapan serta kemampuan dalam menjadi orang no.1 di pemerintahan. Percuma lebel muslim yang disandang dalam memimpin tapi sifatnya melebihi sifat-sifat Fir’aun ataupun Qarun. Saya rasa berkaca pada diri sendiri, apakah kita layak menyebut diri kita baik ? dan mengaku-ngaku baik ? perilaku dan tindakan kita bahkan nyaris seperti sifat-sifat yahudi dan zionis.

Perbedaan pendapat haruslah disampaikan dengan bijak. Hindari sifat sering menghujat dan mencela serta sportif dalam menganalisa permasalahan. Harapan penulis, janganlah mudah terprovokasi yang menyebabkan kita tidak bisa dengan jernih melihat suatu persoalan. Hal ini kita sikapi dengan mengedepankan persoalan-persoalan yang prinsip.

Calon gubernur DKI bukan terletak pada etnis dan sukunya, akan tetapi bagaimana cara dan strategi serta profesionalitas dalam menjalankan tugasnya, agar tercipta DKI yang benar-benar membawa warganya menjadi lebih baik dan mampu menuntaskan beberapa hal-hal yang menjadi masalah crusial di DKI Jakarta. Seperti banjir, lapangan kerja, tata ruang kota dan sektor-sektor lainnya.

Akhirnya penulis sekali lagi mengajak mari kita kuatkan dan kita kukuhkan kembali semangat patriotism dan nasionalisme bangsa serta menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila. Semangat proklamasi dan UUD 1945 agar tercipta kerukunan antar sesama suku etnis dan agama serta pencegahan unsur SARA dalam nilai-nilai kehidupan baik sebagai masyarakat biasa ataupun sebagai pemimpin bangsa.

Nama                           : Annisa Nurul Awalia
NIM                            : 07041181621187
Jurusan/Kelas              : Ilmu Hubungan Internasional/A
Kampus                       : Indaralaya
Dosen Pembimbing     : Nur Aslamiah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun