DOSENKU PANUTANKU Saya Rifky Zahrul Aprilian mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Saya mahasiswa semester 2 saat ini.Â
Dalam artikel atau kesempatan saat ini, saya ingin berbagi sedikit pengalaman ataupun ilmu saya yang saya sendiri merasa tidak akan mendapatkan ilmu ini dari atau di tempat lain.Â
Cerita ini tentag salah satu dosen di kampus saya. Saya merasa bahwa beliau adalah dosen yang luar biasa karena selama ini dosen yang saya tahu adalah mereka yang menyampaikan pembelajaran atau ilmu untuk mahasiswa yang mereka ajar dan cukup sampai disitu.Â
Namun dosen saya yang satu ini cukup berbeda, menarik, dan menurut saya semua universitas membutuhkan dosen yang seperti beliau ini.Â
Cara mengajar beliau adalah dengan cara bukan di tujukan kepada mahasiwanya, beliau yakin bahwa mahasiswanya adalah orang-orang pantas, pintar dan sudah bisa berfikir sendiri tentang kehidupan ini, beliau memberikan ilmu dengan ikhlas di tujukan kepada masyarakat yang ada di luar sana, dengan mahasiswa sebagai tokoh utamanya. Jadi saya atau kami harus bisa memberikan ilmu kami juga untuk masyarakat luas di luar sana.Â
Tentu saja itu merukan hal sangat luar biasa bagi saya, yang dasarnya saya adalah orang desa yang kurang mengerti ilmu-ilmu diluar sana.Â
Coba kita bayangkan jika ilmu-ilmu yang beliau sampaikan dan mahasiswa seperti kami bisa mencapai atau menggapai semua lini masyarakat di berbgai tempat atau pelosok, pasti Negara imi akan semakin baik dan sangat berkembang kedepannya.Â
Sudah Selama 2 semester saya berkuliah di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim malanga atau biasa di sebut UIN MALANG. Sudah selama itu pula saya bertemu dengan dosen yang menurut saya luar biasa, beliau adalah pak edi. Beliau mengajar dua mata kuliah yang berbeda selama 2 semester.Â
Pada semester pertama adalah mata kuliah Pancasila, kemudian pada semester ke dua beliau di beri tanggung jawab mengajar mata kuliah Kwarganegaraan di kelas kami.Â
Dengan mata kuliah yang berbeda beliau tetap mengajar dengan konsep yang sama dan sangat luar biasa. Selama dua semester tersebut atau setara dengan satu tahun. Kami selalu di berikan tugas yang menurut kami nyeleneh. Karena saya berfikir pembeljaran beliau ini sangat berbeda dengaan dosen-dosen yang lain. Beliau mengajar dengan tanpa silabus.Â
Beliau mengajar tanpa dengan materi yang di berikan kampus untuk mahasiswa jadi beliau menentukan sendiri mahasiswany haris belajaar apa tanpa harus terikat dengan universitas. Saat mengambil materi untuk pertemuan itu atau unutk sekali pertemuan beliau selalu memberikan topik yang ada di sekiyar saya, mulai dari lingkugan keluarga, teman, dan bermasayarakat.Â