Mohon tunggu...
Rifky Safwan Ramadhan
Rifky Safwan Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Perencanaan Wilayah dan Kota ITK 2019

Institut Teknologi Kalimantan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Urbanisasi Kota Balikpapan: Tantangan Pemindahan Ibu Kota Negara Baru

11 Mei 2020   23:42 Diperbarui: 31 Maret 2021   15:07 1567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan semakin berkembangnya zaman menuju era modern tentunya banyak kota-kota besar yang semakin gencar melakukan pembangunan di segala aspek.

Pembangunan tersebut juga akan memacu perkembangan ekonomi yang ada pada daerah tersebut sehingga akan menjadi magnet bagi penduduk luar untuk berdatangan mencari pekerjaan yang lebih memadai dan bertempat tinggal disana.

Hal ini biasa disebut dengan urbanisasi dengan meningkatnya proporsi jumlah penduduk yang bermukim di suatu daerah perkotaan.

Pada survei penduduk yang dilakukan pada tahun 2010, tingkat urbanisasi di Indonesia menjadi 49.8 % penduduk yang bertempat tinggal wilayah perkotaan.

Angka ini meningkat dari 14.8% dari tahun 1961 (Rusli 2012). Di Indonesia terdapat beberapa provinsi yang memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibanding provinsi lainnya. Salah satu provinsi yang memiliki tingkat urbanisasi tinggi yaitu Kalimantan Timur.

Berdasarkan perkembangan penduduk sejumlah kota di Indonesia di tahun 2010 tingkat urbanisasi di Kalimantan Timur mencapai 66.2% per tahun. Tingkat urbanisasi di Kalimantan Timur yang tinggi ini juga akan berpengaruh pada kota-kota yang ada di provinsi Kalimantan Timur tersebut.

Seperti halnya dengan Kota Balikpapan yang kemungkinan besar akan menjadi sasaran urbanisasi selanjutnya terkait isu pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur. Kita ketahui juga bahwa Kota Balikpapan merupakan kota terbesar kedua di Kalimantan Timur setelah Kota Samarinda.

Sama seperti kota-kota besar lainnya, dari tahun ke tahun penduduk di Kota Balikpapan semakin bertambah seiring waktu. Cepat atau lambat pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Baru ke Kalimantan Timur pasti akan terjadi, dan Kalimantan Timur sendiri mulai dari sekarang harus berbenah diri terkait hal tersebut.

Menurut Balikpapan pos Kota Balikpapan merupakan daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Baru nantinya dan diperkirakan dalam lima tahun kedepan jumlah penduduk Kota Balikpapan yang sering disebut kota minyak ini akan mengalami peningkatan jumlah penduduk yang cukup signifikan.

Seperti dilansir dari laman Liputan6.com bahwa diperkirakan 1,5 juta penduduk yang merupakan aparatur sipil negara yang bekerja di kementrian dan lembaga, tingkat legislatif dan yudikatif serta pelaku ekonomi turut migrasi ke Ibu Kota Negara Baru nantinya. Sehingga akan meningkatkan jumlah penduduk yang ada di Kota Balikpapan juga nantinya.

Sumber Gambar: www.freedomnesia.id
Sumber Gambar: www.freedomnesia.id

Dikutip dari laman Balikpapan Prokal.co Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Balikpapan Hasbullah Helmi mengatakan, sesuai dengan data tahun 2019 jumlah penduduk di kota Balikpapan sebanyak 667.188 jiwa  atau mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 2,6 persen dari tahun 2018 sebanyak 649.806 jiwa. Pertumbuhan penduduk tersebut juga diperkirakan akan terus naik seiring bertambahnya tahun.

Pemindahan ibu kota baru nantinya juga menjadi alasan dan cara untuk menekan laju urbanisasi yang terjadi di daerah Jawa. Namun hal ini juga akan berimbas bukan hanya kepada wilayah yang di tinggalkan namun juga kepada wilayah yang di tuju.

Seperti halnya Kota Balikpapan yang pertumbuhan penduduk nya akan melonjak tinggi dengan adanya IKN baru. Kita belum bisa mengetahui dengan jelas apakah kebijakan pemindahan IKN baru ini nantinya akan menjadi potensi atau malah menimbulkan berbagai permasalahan yang ada.

Jika kita teliti lebih lanjut terkait penyebab utama bertambahnya jumlah penduduk di kota Balikpapan bukan hanya sekedar dari banyaknya tingkat fertilitas (kelahiran) saja, melainkan juga dari perpindahan penduduk yang datang ke wilayah Balikpapan.

Jika kita melihat sekarang ini jumlah penduduk yang masuk di kota Balikpapan sudah terbilang tinggi bahkan lebih tinggi daripada kelahiran yang terjadi di Kota Balikpapan.

Berdasarkan buku Kota Balikpapan Dalam Angka tahun 2019 yang diterbitkan oleh  Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan, jumlah penduduk yang lahir pada tahun 2018 di Kota Balikpapan berjumlah 12.623 jiwa dengan jumlah kelahiran laki-laki 6.421 jiwa dan perempuan 6.202 jiwa sedangkan jumlah penduduk yang masuk atau datang ke Balikpapan berjumlah 31.199 jiwa.

Hal ini telah jelas memperlihatkan bahwa pertambahan jumlah penduduk di Kota Balikpapan lebih banyak mengarah pada jumlah penduduk yang masuk pada wilayah ini dibandingkan dengan jumlah kelahiran ataupun kependudukan lainnya.

Banyaknya jumlah penduduk yang melakukan urbanisasi ke Balikpapan tentunya bukan tanpa alasan saja. Banyak faktor yang menjadi daya tarik serta pendorong terjadinya hal tersebut. Banyaknya lonjakan penduduk di Balikpapan awalnya disebabkan karena perkembangan industri minyak yang ada di kota ini dan menjadi daya tarik mengapa banyak pendatang luar daerah yang berdatangan ke Balikpapan.

Alasan utama dari hal tersebut karena ingin memperbaiki ekonomi mereka dengan mencari pekerjaan yang lebih baik di Balikpapan nantinya. Selain itu juga dikarenakan perkembangan Kota Balikpapan yang terbilang unggul di banding kota lainnya di Kalimantan Timur ini menjadikan Kota Balikpapan sebagai pintu gerbang Kaltim dan diposisikan sebagai kota transit.

Urbanisasi yang akan terjadi di Balikpapan terkait pemindahan IKN nantinya dapat dijadikan proses untuk membangun suatu kemajuan peradaban masyarakat yang lebih unggul di bidang ekonomi, sosial, budaya dan berbagai bidang lainnya. Urbanisasi juga akan menjadi potensi bagi kota Balikpapan sebagai kota tujuan dengan semakin meningkatnya produksi hasil masyarakat yang tentunya akan menggerakkan perekonomian di Balikpapan.

Selain itu tentunya taraf pendidikan akan semakin ditingkatkan dan akan muncul berbagai sekolah dan perguruan tinggi yang berkualitas nantinya.

Dikarenakan persaingan yang begitu ketat untuk mendapat pekerjaan yang layak di Kota Balikpapan nantinya maka banyak penduduk akan memilih lembaga penddikan yang berkualitas.

Dari hal ini tentu juga akan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang ada di Balikpapan dan dapat bersaing dengan masyarakat kota besar lainnya. Namun urbanisasi ini juga dapat menimbulkan berbagai macam masalah apabila tidak ada pengendalian di dalamnya.

Tentunya hal ini yang ditakutkan Indonesia terkait pemindahan IKN baru dengan meningkatnya jumlah penduduk yang ada namun tidak diikuti dengan pengembangan SDA yang memadai.

Adanya urbanisasi ini telah menimbulkan berbagai masalah di Indonesia. Urbanisasi ini tidak hanya menimbulkan permasalah pada kota yang ditinggalkan namun juga menimbulkan masalah pada kota yang di tuju. Seperti halnya Kota Balikpapan sebagai kota tujuan urbanisasi.

Dengan meningkatnya urbanisasi di Balikpapan maka akan menimbulkan berbagai permasalahan seperti : meningkatnya angka kemiskinan, kriminalitas, tingkat pengangguran yang tinggi, penggunaan lahan yang tidak memadai, kemacetan yang semakin meningkat dan banyak permasalahan lainnya.

Hal inilah yang akan menjadi tantangan bagi Kota Balikpapan dengan meningkatnya urbanisasi akibat pemindahan IKN baru ke Kaltim. Kota Balikpapan diharapkan dapat mengatasi segala permasalah terkait lonjakan penduduk nantinya.

Dengan urbanisasi yang terjadi di Balikpapan akibat pemindahan IKN Baru tentunya akan menimbulkan berbagai pertanyaan. Pertanyaan terbesar ialah bagaimana cara Kota Balikpapan menghadapi urbanisasi agar tidak memberikan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dan juga potensi yang ada pada Kota Balikpapan. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam menangani hal tersebut.

  • Dalam skala nasional, pemerintah Indonesia dapat melakukan pemerataan pembangunan di berbagai daerah. Pemerataan dapat dilakukan pada penyediaan fasilitas kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan juga penyediaan fasilitas lainnya yang sama antara desa dan kota. Karena salah satu alasan utama melakukan urbanisasi ialah kurangnya fasilitas yang ada di desa. Sehingga penduduk daerah lain tertarik menuju kota yang fasilitasnya lebih memadai.
  • Dalam skala kota, pemerintah kota dapat melakukan pengembagan yang merata pada daerah perbatasan sehingga masyarakat tidak menumpuk pada pusat kota.
  • Menciptakan lapangan pekerjaan pada dan memberikan edukasi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dari hal ini diharapkan juga dapat menekan angka kriminalitas yang tinggi akibat banyak nya jumlah pengangguran yang ada.
  • Memaksimalkan layanan angkutan kota baik di dalam kota ataupun antar kota sehingga mengurangi kemacetan.
  • Membangun wilayah rumah susun untuk mengatasi masyarakat yang tidak sesuai aturan dan hendak dipindahkan ke wilayah yang lebih layak huni.
  • Menjalin kerja sama dalam pengembangan berbagai sektor dengan kota-kota terdekat ataupun kota lainnya untuk menjadikam kota Balikpapan sebagai penyangga IKN Baru dan pintu masuk Kaltim.
  • Pemerintah juga harus melancarkan usaha-usaha untuk mengembangkan basis perekonomian di pedesaan dan juga melakukan pemberdayaan terhadap potensi desa sehingga mengurangi terjadinya migrasi dari desa ke kota. Karena alasan ekonomilah banyak masyarakat yang bermigrasi dari desa ke kota besar. Jika program ini diharapkan dapat menjadi penyelesaian jangka panjang terhadap masalah migrasi desa-kota yang tinggi.
  • Memberikan penyuluhan terkait program pemerintah seperti Keluarga Berencana (KB) untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Tumbuhnya Wilayah Metropolitan: Menuju Pembangunan Daerah yang Inklusif dan Berkelanjutan. Dikutip dari World Bank.org pada tanggal 15 April 2020:

Anonim. 2019. 2019,Penduduk Balikpapan Capai 667 Ribu Jiwa: Rata-rata Kenaikan 2,1 Persen Pertahun. Dikutip dari Balikpapan Prokal.co pada tanggal 19 April 2020:

Badan Pusat Statistik. 2010. Sensus Penduduk 2010. Jakarta: BPS Pusat.

Badan Pusat Statistik Kaltim. Kependudukan. Kaltim

Badan Pusat Statistik Balikpapan. 2019. Balikpapan Dalam Angka 2019. Balikpapan.

Firstfutureplan. 2018. Dampak Urbanisasi Bagi Kota Balikpapan. Dikutip dari Future Plannerdotblog.wordpress pada tanggal 21 April 2020:

Harahap, Fitri Ramdhani. 2013. Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota di Indonesia. Dosen Jurusan Sosiologi: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bangka Belitung. Bangka Belitung. (sumber, diakses pada tanggal 12 April 2020).

Kusumawardani, Anggi. 2010. Upaya Penanganan Urbanisasi. Dikutip dari News Okezone.com pada tanggal 25 April 2020

Mutmainnah, Lala dkk. 2015. Urbanisasi di Kota Balikpapan: Formasi Sosial Keluarga Pendatang Miskin di Kota Balikpapan. Jurusan Sosiologi Pedesaan: Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Bogor. (sumber, diakses pada tanggal 12 April 2020).

Rosadi, Saud. 2019. Jadi Calon Ibu Kota Negara, Kaltim Siapkan 2 Kota Penyangga. Dikutip dari Merdeka.com pada tanggal 21 April 2020

Rusli S. 2012. Ilmu Kependudukan. LP3ES. Bogor.

Todaro, M.P dan S.C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi Edisi 9 Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta. (sumber, diakses pada tanggal 9 Mei 2020).

Utomo, Happy Ferdian Syah. 2019. Rencana Pemindahan Ibu Kota Indonesia Jadi Sorotan Dunia. Dikutip dari Liputan6.co pada tanggal 18 April 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun