Mohon tunggu...
Rifky Julio
Rifky Julio Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate (Baca: Penggangguran)

Sekedar menulis apa yang ingin ditulis. Antropologi | Anime | Daily Life | Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hari Kelam bagi Penggemar Sepak Bola Indonesia

2 Oktober 2022   16:30 Diperbarui: 2 Oktober 2022   16:45 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sarapan di hari Minggu kali ini tidak seperti biasanya. Sambil menonton salah satu kanal televisi, saya mendapatkan sebuah berita mengejutkan sekaligus menyayat hati.

130 orang tewas dalam Tragedi Kanjuruhan.

Tragedi sepak bola paling mematikan di Indonesia.

Begitu tulisan di headline program berita tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi?!

Arema FC vs Persebaya Surabaya

Saya sebenarnya melewatkan pertandingan kedua kesebelasan karena ada pekerjaan. Saya hanya mengetahui hasil akhirnya dari post akun FB BRI Liga 1, yakni kemenangan 3-2 untuk Persebaya atas Arema. 

Saya tidak terlalu terkejut dengan hasil tersebut karena Persebaya memang tim yang bagus dalam menyerang, sedangkan Arema masih dalam masa transisi bersama pelatih baru Javier Rocha. Saya malah menyesal tidak menonton langsung pertandingannya di tv, sebab adanya 5 gol pasti pertandingan berjalan seru.

Seperti biasa saya amati kolom komentar postingannya yang tetap panas seperti biasa. Ada yang bersyukur dengan hasilnya-kemungkinan dia adalah bonek-dan ada yang mengejek kekalahan Arema di kandangnya sendiri. Sebelumnya Arema sudah kalah melawan Persija 0-1, dan kalah dari Persib 1-2, di Stadion Kanjuruhan. Dua kekalahan itu sudah cukup membuat sakit hati para Aremania. Apalagi Arema FC adalah juara Piala Presiden 2022, pasti mereka merasa sangat kesal dan tidak percaya Arema FC akan terseok-seok seperti saat ini.

Saya terus scrolling kolom komentar tersebut. Isinya rata-rata sama, saling adu pendapat, dan beberapa komentar out of topic yang tidak ada hubungannya dengan hasil pertandingan. Sampai saya menemukan komentar yang membagikan sebuah video. Dari thumbnail-nya terlihat seperti kerusuhan dalam lapangan. Caption-nya juga menegaskan kalau suporter memasuki lapangan Kanjuruhan. Ah seperti biasa, mereka tidak berubah ya. Saya putuskan untuk tidak menonton videonya. Paling isinya begitu-begitu saja lalu nantinya akan ada sanksi untuk Arema FC dari PSSI.

Setelah itu saya pergi dari kolom komentar dan lanjut scrolling di beranda FB. Rebahan sambil menunggu dengan tidak sabar pertandingan besok antara Persib vs Persija. Pastinya akan seru dan hasil pertandingannya akan meramaikan persaingan di BRI Liga 1. 

Begitu pikir saya malam itu.

Oh boy... Just how fast the night changes?

Tragedi Kanjuruhan

Saya tidak menyangka kalau video di kolom komentar tadi malam adalah bagian dari tragedi mengerikan di Kanjuruhan. Sambil menghabiskan sarapan dan mendengarkan keterangan reporter, saya cuma bisa membayangkan betapa ramainya media sosial hari ini dan konsekuensi dari kejadian ini.

Setelah sarapan, saya membuka beranda FB. Benar saja, isinya sudah dipenuhi topik dan pendapat mengenai Tragedi Kanjuruhan. Kekecewaan, kemarahan, kesedihan bersatu dalam ruang digital Facebook. Saya yakin Twitter, Instagram, dan platform media sosial lain juga ramai oleh topik ini.

Tragedi Kanjuruhan dilaporkan telah menyalip Tragedi Hillsborough-tragedi mengerikan yang menimpa penggemar klub Liverpool dan cukup terkenal sedunia. Itu saja sudah membuat saya tidak bisa berkata apa-apa. Tragedi ini luar biasa mematikan.

Diketahui bahwa Tragedi Kanjuruhan sudah menyebar ke media olahraga luar negeri seperti Bleacher Football dan Mirror Football. CNN International, Al-Jazeera, dan SkySport juga sudah meliput tragedi ini. Luar biasa memalukan.

Konsekuensi

Selepas seluruh emosi tumpah menanggapi kejadian ini, netizen tertuju pada satu pertanyaan. Apa konsekuensi dari kejadian ini?

Jika menilik tragedi di masa lalu, maka kita harus bersiap menerima sanksi dari federasi terkait. Arema FC telah mendapatkannya, yakni dihukum tidak boleh bermain di Stadion Kanjuruhan sampai akhir musim 2022/2023 alias tahun depan. BRI Liga 1 juga sudah mendapatkannya, yakni dihentikan sementara selama satu minggu.

Namun, ada ketakutan lain dari para penggemar sepakbola. Hal ini menyangkut sanksi dari federasi FIFA yang pastinya akan berdampak langsung pada Tim Nasional Indonesia. Tim ini sedang berada di puncaknya bersama Shin Tae-yong. Para penggemar takut dan khawatir kejadian ini bisa saja mempengaruhi keikutsertaan Timnas Indonesia di Piala Asia 2023. Tentu saja akan sangat mengecewakan jika hal demikian terjadi.

Meski begitu, belum ada konfirmasi mengenai hal tersebut. Semua masih berharap keikutsertaan Timnas tidak terdampak oleh Tragedi Kanjuruhan. Selain itu, karena tragedi ini berada dalam lingkup domestik-tidak seperti Tragedi Helsey-Brussels di ajang Piala Champions 1985-kemungkinan besar tidak akan disanksi FIFA. Ya kita hanya bisa berharap. Kecuali pada satu hal yaitu Piala Dunia U-20 2023.

Penggemar sepakbola nasional sepertinya sudah pesimis dengan pelaksanaan kompetisi tersebut di tanah air. Keamanan adalah hal yang signifikan dan hal itu baru saja dihancurkan dalam Tragedi Kanjuruhan. FIFA tentunya akan meragukan kelayakan Indonesia sebagai tuan rumah-berkat pemberitaan luar biasa oleh media luar negeri. Belum lagi tim nasional negara lain yang pastinya ingin bermain di tempat yang relatif aman. Jadi bisa dikatakan sudah tidak ada harapan lagi untuk Piala Dunia U-20 2023. Sampai jumpa.

Konsekuensi lainnya? image sepakbola yang memburuk di masyarakat Indonesia. Sudah bukan rahasia lagi kalau sebagian masyarakat memang tidak tertarik dengan sepakbola Indonesia. Bahkan di penggemar sepakbola pun, ada yang sama sekali tidak menonton Liga 1. Semua kembali ke selera sih, dan saya tidak menyalahkan mereka. Permainan klub Liga 1 memang tidak seindah klub Eropa. Dan yang paling berpengaruh adalah ulah suporter yang selalu saja bikin sakit kepala. Entah rusuh lah, tawuran lah, bikin kegaduhan lah. Lalu muncul tragedi ini yang semakin memojokkan image sepakbola Indonesia.

Hari yang Kelam

Buat saya-sebagai penggemar sepakbola-hari ini cukup kelam. Namun, kepedihan bagi keluarga korban jauh lebih dalam. Turut berduka kepada para korban dan keluarga.

Sepakbola harusnya kita nikmati, bukan kita sesali. Kita harus berbenah, bukan malah saling menyalahkan. Jangan kaget jika sepakbola tidak ada lagi di negeri ini.

Nila setitik rusak susu sebelanga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun