Beberapa ahli teori konflik sosial justru berpendapat bahwa karakteristik pengobatan kapitalis adalah masalah sesungguhnya. Karakteristik itu ditunjukkan dari adanya motif mencari keuntungan. Motif tersebut telah merubah para dokter, rumah sakit, dan industri farmasi menjadi sebuah perusahaan bermilyar dollar. Tugas utamanya pun bergeser untuk mencari keuntungan setinggi-tingginya dibanding menyembuhkan orang sakit. Imbasnya adalah seringkali dilakukan tes-tes dan operasi bedah yang sebenarnya tidak perlu. Namun, pada akhirnya masyarakat tetap menerima keadaan seperti itu. Biaya yang mahal dalam perawatan medis sudah dianggap normal apalagi jika menyangkut penyakit-penyakit yang sulit disembuhkan.
- Politik dalam Pengobatan
Pengobatan medis yang sejatinya merupakan hal yang ilmiah mengklaim bahwa dirinya netral dalam hal politik. Meski begitu, terkadang pengobatan yang ilmiah itu memilih salah satu pihak dalam suatu isu sosial. Contohnya seperti yayasan kesehatan yang selalu menentang aturan kesehatan yang berbayar dari pemerintah, serta menolak segala rencana program kesehatan dari pemerintah. Bahkan jika diulik lebih dalam lagi, secara ilmiah perawatan medis telah mendepolitisasi gejala kesehatan dengan mengecualikan isu sosial di dalamnya agar menjadi gejala biologis yang lebih sederhana. Hal itu dapat dilihat dari penjelasan penyakit secara ilmiah, bahwa penyakit hanya berhubungan dengan bakteri dan virus dan tidak ada hubungannya dengan kesenjangan sosial. Dengan kata lain, buruknya sanitasi dan pola makan yang tidak sehat telah menyebabkan orang menjadi sakit. Lalu bagaimana jika sejak awal orang yang sakit itu memang sudah miskin? Itu artinya isu kesenjangan sosial juga berpengaruh pada kesehatan masyarakat.
Jadi singkatnya, analisis konflik sosial ini menitikberatkan fenomena kesehatan dengan isu kesenjangan sosial. Adanya isu tersebut menyebabkan perbedaan kualitas kesehatan antara golongan kaya dan golongan miskin. Kritik paling umum diterima oleh analisis ini adalah turunnya keuntungan di pelayanan kesehatan Amerika Serikat yang dilatarbelakangi standar hidup yang lebih tinggi dibanding masyarakat lainnya.
Dari ketiga analisis teoretik diatas dapat disimpulkan bahwa fenomena kesehatan memiliki keterkaitan juga dengan isu sosial. Bahkan, ilmuwan Perancis Louis Pasteur (1822 - 1895) yang semasa hidupnya meneliti bakteri yang menyebabkan penyakit, memberikan sebuah pernyataan bahwa faktor lingkungan sosial dimana bakteri berada lebih berpengaruh pada penyakit dibanding bakteri itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H