Â
Analisis Interaksi-Simbolik
Kesehatan dan pengobatan dalam analisis ini dianggap terkonstruksi secara sosial oleh interaksi orang-orang. Kesehatan yang terkonstruksi secara sosial dapat dilihat pada masyarakat miskin yang menganggap kelaparan dan malnutrisi merupakan hal yang wajar. Sama halnya dengan masyarakat kelas atas yang tidak terlalu memikirkan efek samping dari pola makannya.
Respon terhadap suatu penyakit juga merupakan konstruksi sosial, seperti pengidap AIDS yang punya rasa takut dan kefanatikan tak logis, siswa yang tidak peduli dengan penyakit saat masa liburan tetapi merasa sakit di masa menjelang ujian tengah semester. Oleh karena itu, bagaimana seseorang merasakan sebuah penyakit pastinya akan berpengaruh pula pada perasaannya. Keadaan itu sering disebut gangguan psychosomatic.
Sosiolog Joan Emerson (1970) juga memberi gambaran mengenai cara seorang dokter pria yang melakukan tes ginekologi. Seorang pria yang menyentuh alat genital wanita bisa saja dianggap sebagai tindakan seksual atau bahkan pelecehan. Maka dari itu, demi menjaga profesionalitas dan meyakinkan pasien, dokter pria itu menghias ruangan tesnya penuh dengan peralatan medis.
Ia juga mengenakan seragam dan bersikap profesional, menganggap menyentuh genital wanita sama seperti menyentuh bagian tubuh lainnya. Seorang perawat wanita juga biasanya menemani dokter tersebut dalam tes ginekologi. Selain untuk membantu dokter, kehadiran perawat juga berfungsi menghilangkan kesan negatif "pria dan wanita berduaan di satu ruangan".
Sehingga dapat disimpulkan, analisis interaksi-simbolik memiliki kelebihan untuk mengungkap apa yang orang-orang pandang sebagai sesuatu yang sehat atau berbahaya, tergantung faktor-faktor lain baik medis atau non-medis. Analisis ini juga menunjukkan bahwa dalam prosedur kesehatan, secara tidak langsung staf medis dan pasiennya saling terlibat satu sama lain. Sayangnya, analisis ini belum bisa memberikan jawaban yang obyektif tentang standar dari keadaan yang baik dan sehat.
Â
Analisis Konflik Sosial
Analisis Konflik Sosial ini menjelaskan sebuah fenomena kesehatan yang berhubungan erat dengan isu kesenjangan sosial. Analisis ini dilatarbelakangi dari pemikiran Karl Marx, berusaha mengaitkan pengobatan dengan kapitalisme.
- Akses ke Perawatan Medis
Pada masyarakat kapitalis, kesehatan dijadikan sebuah komoditas yang akhirnya membuat faktor kekayaan berpengaruh pada kesehatan. Hal tersebut menjadi masalah karena tidak semua masyarakat bisa mendapatkan perawatan medis yang sama, khususnya masyarakat miskin. Masalah seperti ini terjadi di masyarakat negara industri, seperti Amerika Serikat contohnya, yang mana sulitnya akses bagi orang miskin terjadi karena tidak ada sistem perawatan medis yang universal. Para ahli teori konflik pun mengakui bahwa dalam masyarakat kapitalis, orang-orang kaya mendapatkan perawatan medis yang lebih memadai ketimbang orang-orang miskin.
- Efek dari Motif Keuntungan