Mohon tunggu...
rifky galvaleri
rifky galvaleri Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswa

mahasiswa yang pengen jadi jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Adil-ku Bisu

15 Maret 2020   10:27 Diperbarui: 15 Maret 2020   10:30 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

adil-ku bisu

Sudah terang padahal ia punya cahaya
Sudah kokoh ia punya badan
Mendengar adalah pedoman nya
Yang tampak nya sudah menjadi dusta terbesar nya
Bagai tembok kokoh nan tinggi yang tak bisa digapai
Yang hanya bisa dilihat namun berpura mendengar
Ia seharusnya memberi adil akan segala hal yang diwakilkan
Ia pula seharusnya menggapai asa tinggi menggantung yang nyatanya tak pernah disentuh
Kami hanyalah bunga layu di taman cantik yang tak dikehendaki adanya
Terlihat bahkan sangat nampak terlihat
Namun menjadi buta ketika mata nya menyorot kepada kami
Jika kami bunga
Yang terus menyuarakan keadilan tumbuh
Maka akan kami sebar benih benih disekitar
Menggantikan perjuangan menggapai asa yang lama menggantung tak tersentuh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun