Ciledug, kota di Tangerang, Banten, kerap dilanda luapan air hujan. Dalam rentang 5 tahun terakhir, Ciledug dilanda beberapa kali banjir dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Salah satu bencana air terdahsyat terjadi di awal tahun 2020, menenggelamkan kawasan Perumahan Ciledug Indah dan sekitarnya.
Bukan hanya melumpuhkan aktivitas warga, banjir ini meninggalkan luka mendalam bagi perekonomian lokal. Berikut beberapa bukti dan fakta yang menunjukkan dampak signifikan banjir terhadap ekonomi Ciledug:
1. Luka Finansial bagi Usaha Kecil Menengah (UKM):
Banjir menghancurkan infrastruktur dan inventaris toko, memaksa banyak UKM tutup sementara atau permanen. Hal ini mengakibatkan hilangnya pendapatan dan berdampak pada mata pencaharian para pengusaha.
Contohnya, toko kelontong milik Pak Budi di Ciledug Indah mengalami kerusakan parah akibat banjir. Perabotan dan stok barangnya hancur, sehingga ia harus menutup tokonya selama beberapa minggu. Ia mengalami kerugian jutaan rupiah dan kesulitan untuk kembali bangkit.
2. Aktivitas Ekonomi Terhenti:
Banjir melumpuhkan aktivitas ekonomi di Ciledug. Pasar tradisional, toko, dan tempat usaha lainnya terpaksa tutup karena terendam air. Hal ini menyebabkan berkurangnya perputaran uang dan berdampak pada pendapatan masyarakat.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), banjir di Ciledug pada tahun 2020 menyebabkan kerugian ekonomi mencapai puluhan miliar rupiah.
3. Rantai Pasokan Terhambat:
Banjir mengganggu rantai pasokan barang dan jasa di Ciledug. Akses jalan yang terputus dan terhambatnya transportasi mengakibatkan tertundanya pengiriman barang dan jasa. Hal ini berdampak pada kelancaran bisnis dan meningkatkan harga barang.
Contohnya, pengiriman bahan baku untuk industri tekstil di Ciledug terhambat akibat banjir. Hal ini menyebabkan keterlambatan produksi dan berdampak pada pemenuhan pesanan pelanggan.
4. Hilangnya Pekerjaan:
Banjir menyebabkan banyak orang di Ciledug kehilangan pekerjaan. Karyawan di sektor formal dan informal terpaksa dirumahkan karena tempat usaha mereka tutup. Hal ini memperburuk angka pengangguran dan memperparah kemiskinan di Ciledug.
Menurut data Dinas Sosial Kota Tangerang, banjir di Ciledug pada tahun 2020 menyebabkan ratusan orang kehilangan pekerjaan.
5. Beban Keuangan bagi Pemerintah Daerah:
Banjir membawa beban keuangan yang besar bagi pemerintah daerah. Biaya untuk perbaikan infrastruktur, evakuasi warga, dan bantuan sosial pasca banjir menjadi pengeluaran tak terduga yang membebani anggaran daerah.
Contohnya, Pemerintah Kota Tangerang harus mengeluarkan dana miliaran rupiah untuk perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir di tahun 2020.
Banjir di Ciledug bukan hanya masalah genangan air, tetapi juga bencana ekonomi yang berdampak luas bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Diperlukan upaya penanggulangan banjir yang komprehensif dan berkelanjutan untuk meminimalisir dampak negatifnya terhadap ekonomi lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H