Pada Rabu, 13 November 2024, mahasiswa semester 3 Program Studi Manajemen Dakwah kelas A, B, C, dan D mengikuti kuliah bersama dengan tema "Studi Kasus & Praktik Implementasi" dalam mata kuliah Filsafat Dakwah. Kuliah ini bertujuan untuk mengasah kemampuan analisis mahasiswa melalui studi kasus dakwah kontemporer, dengan fokus pada tantangan dan solusi strategis yang dihadapi dalam konteks nyata. Selain itu, mahasiswa juga dilatih untuk melakukan simulasi praktik dakwah dan menyusun strategi berbasis teori keilmuan, sehingga mampu mengintegrasikan konsep teoretis dengan implementasi praktis yang relevan di masyarakat.
Studi Kasus Analisis Dakwah: Pendekatan Ustadz Hanan Attaki dalam Berdakwah
Da'i muda yang berhasil menggabungkan metode dakwahnya dengan pendekatan modern adalah Ustadz Hanan Attaki. Ia sering berbicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan generasi muda, seperti karir, hubungan percintaan, kekhawatiran tentang masa depan, dan penggunaan media sosial. Ia mampu menyampaikan ajaran agama dalam konteks yang dekat dengan kehidupan sehari-hari audiensnya dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
Salah satu kunci keberhasilan dakwah Ustadz Hanan adalah penggunaan media sosial. Ia menjangkau generasi muda yang terhubung erat dengan dunia digital melalui platform seperti Instagram, YouTube, TikTok, dan podcast. Sehingga konten dakwahnya lebih mudah diterima audiens, kontennya disampaikan dalam format video yang singkat tetapi sarat makna. Selain itu, ia aktif berinteraksi dengan pengikutnya melalui komentar atau sesi tanya jawab, yang menghasilkan komunikasi dua arah yang efektif.
Gaya dakwah Ustadz Hanan yang santai dan lucu sangat menarik. Setiap pesan, meskipun ringan, memiliki nilai moral dan spiritual yang mendalam. Selain itu, ia sering menggunakan cerita-cerita inspiratif dari Al-Qur'an, hadis, atau tokoh Islam untuk menggambarkan konsep agama dalam kehidupan nyata.
Dalam dakwahnya, Ustadz Hanan tidak hanya berkonsentrasi pada aspek agama; dia juga membahas masalah sosial seperti toleransi, ekonomi masyarakat, dan ancaman ekstremisme. Dengan membangun kesadaran kritis terhadap masalah sosial, ia menunjukkan bahwa Islam tidak hanya tentang ibadah, tetapi juga solusi untuk masalah modern.
Dakwah Ustadz Hanan Attaki menjadi contoh keberhasilan dalam menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang relevan, dekat, dan menarik bagi generasi muda melalui pendekatan yang kreatif, interaktif, dan adaptif.
Simulasi Praktik Dakwah dan Pengembangan Strategi Berbasis Teori Keilmuan dengan Pendekatan oleh Ustadz Hanan Attaki
Untuk menjangkau audiens kontemporer, terutama generasi muda, Ustadz Hanan Attaki berhasil mengintegrasikan dakwah dengan teori keilmuan modern. Metodenya didasarkan pada teori sosial, komunikasi, dan pembelajaran yang relevan dengan masalah zaman. Teori interaksi simbolik mengatakan bahwa pemahaman bersama terbentuk melalui simbol seperti bahasa dan media sosial. Ustadz Hanan mengadakan sesi tanya jawab interaktif di platform seperti Instagram dan TikTok, membuat dakwahnya lebih dinamis dan sesuai dengan keinginan audiens.
Penggunaan media digital untuk menyebarkan nilai-nilai Islam menunjukkan pemanfaatan Teori Diffusion of Innovations oleh Ustadz Hanan. Dengan konten video singkat yang menarik, ia secara bertahap memperkenalkan ajaran agama dan mendorong audiens untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari mereka. Metode ini membantu pesan dakwah tersebar di kalangan remaja yang akrab dengan teknologi digital.
Selain itu, metode Teori Konstruktivisme memanfaatkan pendidikan aktif dan partisipatif. Dalam ceramahnya, Ustadz Hanan mengajak audiens untuk berbicara dan berbagi pengalaman mereka sehingga mereka tidak hanya menerima pesan tetapi juga belajar agama secara mandiri. Langkah ini membuat nilai-nilai agama lebih mudah dipahami dan diinternalisasi.
Dengan menggunakan grup daring seperti WhatsApp dan Telegram, Ustadz Hanan membangun komunitas dakwah yang kuat dengan menggunakan Teori Social Capital. Orang-orang di komunitas ini berbagi pengetahuan, berbicara, dan terlibat dalam kegiatan sosial. Metode ini membuat anggota menjadi lebih dekat satu sama lain, memungkinkan dakwah menyebar lebih luas dengan dukungan jaringan sosial yang kuat.
Salah satu komponen penting dari pendekatan Ustadz Hanan adalah menilai seberapa efektif dakwahnya. Dia dapat melakukan ini dengan meminta pendapat audiens melalui survei online dan komentar di media sosial. Dengan bantuan proses evaluasi, dia dapat terus meningkatkan penyampaian untuk menjadi lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan audiens di masa depan.
Metode yang didasarkan pada teori yang digunakan oleh Ustadz Hanan Attaki menunjukkan bagaimana dakwah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, menjadikannya lebih relevan, adaptif, dan efektif dalam menjangkau masyarakat zaman modern.
Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan dakwah Ustadz Hanan Attaki berhasil menyampaikan ajaran Islam kepada generasi muda melalui metode yang relevan, interaktif, dan berbasis teori keilmuan modern. Dia menciptakan dakwah yang dinamis dan dekat dengan kehidupan sehari-hari audiensnya dengan menggunakan media sosial sebagai sarana utama. Dia melakukan ini dengan menggabungkan teori komunikasi, sosial, dan pembelajaran. Sebagai contoh model dakwah kontemporer yang adaptif terhadap tantangan zaman, dia memiliki gaya dakwah yang santai, ringan, namun penuh makna. Dia juga memiliki kemampuan untuk membangun komunitas dan menilai seberapa efektif pesan itu. Ini menunjukkan bahwa Islam dapat disampaikan dengan cara yang relevan dan menarik sekaligus menjadi solusi atas berbagai masalah sosial dan spiritual kontemporer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H