Dengan menggunakan grup daring seperti WhatsApp dan Telegram, Ustadz Hanan membangun komunitas dakwah yang kuat dengan menggunakan Teori Social Capital. Orang-orang di komunitas ini berbagi pengetahuan, berbicara, dan terlibat dalam kegiatan sosial. Metode ini membuat anggota menjadi lebih dekat satu sama lain, memungkinkan dakwah menyebar lebih luas dengan dukungan jaringan sosial yang kuat.
Salah satu komponen penting dari pendekatan Ustadz Hanan adalah menilai seberapa efektif dakwahnya. Dia dapat melakukan ini dengan meminta pendapat audiens melalui survei online dan komentar di media sosial. Dengan bantuan proses evaluasi, dia dapat terus meningkatkan penyampaian untuk menjadi lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan audiens di masa depan.
Metode yang didasarkan pada teori yang digunakan oleh Ustadz Hanan Attaki menunjukkan bagaimana dakwah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, menjadikannya lebih relevan, adaptif, dan efektif dalam menjangkau masyarakat zaman modern.
Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan dakwah Ustadz Hanan Attaki berhasil menyampaikan ajaran Islam kepada generasi muda melalui metode yang relevan, interaktif, dan berbasis teori keilmuan modern. Dia menciptakan dakwah yang dinamis dan dekat dengan kehidupan sehari-hari audiensnya dengan menggunakan media sosial sebagai sarana utama. Dia melakukan ini dengan menggabungkan teori komunikasi, sosial, dan pembelajaran. Sebagai contoh model dakwah kontemporer yang adaptif terhadap tantangan zaman, dia memiliki gaya dakwah yang santai, ringan, namun penuh makna. Dia juga memiliki kemampuan untuk membangun komunitas dan menilai seberapa efektif pesan itu. Ini menunjukkan bahwa Islam dapat disampaikan dengan cara yang relevan dan menarik sekaligus menjadi solusi atas berbagai masalah sosial dan spiritual kontemporer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H