Dalam surah Al-Isra ayat 23-27 ini terdapat ajaran penting yang bisa menjadi pedoman untuk seluruh umat muslim dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Ayat-ayat ini menegaskan pentingnya beretika dan berbakti kepada orang tua, strategi dalam mengelola keuangan, dan larangan untuk menghambur-hamburkan uang secara tidak bijaksana atau bisa disebut pemborosan. Dengan kita memahami dan mengamalkan pesan pokok ini, kita dapat membangun keluarga yang harmonis dan tentram, masyarakat yang sejahtera, serta kehidupan yang penuh berkah. Artikel ini akan mengkaji serta memberikan penjelasan pada setiap ayat nya serta mendalam mengenai setiap aspek tersebut, memberikan pengetahuan serta wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana kita dapat menerapkan nilai-nilai luhur ini dalam kehidupan kita.
A. Al-Isra Ayat 23
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا۟ إِلَّآ إِيَّاهُۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَـٰنًاۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّۢ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًۭا كَرِيمًۭا
Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (QS. Al-Isra'/17: 23)
Ayat ini menjelaskan kepada kita tentang Ilmu Tauhid, yaitu ilmu tentang ilmu yang membahas tentang keesaan Allah SWT. Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan perintahnya kepada kita untuk tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Setelah menekankan tentang makna tauhid, Allah SWT memerintahkan agar berbuat baik kepada orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa setelah kepentingan Allah, kepentingan orang tualah yang paling utama. Memperlakukan orang tua dengan baik termasuk berbakti, penuh hormat, dan memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang, terutama ketika mereka sudah tua.
Dalam ayat ini juga dijelaskan agar kita selalu menghormati orang tua dengan perkataan dan sikap kita, bagaimana perlakuan kita terhadap orang tua. Tentu nya kita sebagai anak harus selalu hormat kepada orang tua kita dan juga menjaga sikap kita terhadapnya. Saat orang tua sudah memasuki usia lansia, kita harus merawat dan mengasuh nya yang lebih baik kita rawat di rumah daripada di pantai jompo. Dan juga Allah SWT melarang kita untuk mengucapkan kata kata kasar yang bisa membuat hati orang tua kita tersakiti, karena itu akan menjadi dosa untuk kita nantinya. Karena berkata “ah” saja yang hanya menunjukkan rasa kesal kita pun itu dilarang oleh islam. Dan yang terakhir, kita diperintahkan untuk membahagiakan hati kedua orang tua kita dengan cara berbicara dengan ucapan yang penuh hormat dan santun.
B. Al-Isra Ayat 24
وَا خْفِضْ لَهُمَا جَنَا حَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا
Artinya: "Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil." (QS. Al-Isra'/17: 24)
Dalam ayat ini, kita diperintahkan untuk menerapkan sikap rendah hati dan penuh kasih sayang terhadap kedua orang tua kita. Pada kalimat “rendahkanlah dirimu” artinya kita harus menunjukkan rasa hormat kita dan tidak sombong di hadapan mereka, dan memperlakukan mereka dengan penuh kelembutan dan perhatian. Selanjutnya ayat ini juga mengajarkan kepada kita agar selalu mendoakan kedua orang tua kita dengan membaca doa untuk kedua orang tua, yaitu:
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
Artinya: "Wahai Tuhanku. ampunilah aku dan kedua orang tuaku (ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku waktu aku kecil."
Kita berdoa kepada Allah SWT untuk mengasihi mereka sebagaimana mereka mengasihi kita dan mendidik kita ketika kita masih kecil. Doa ini menunjukkan penghargaan dan rasa syukur kita atas rasa kasih sayang dan pengorbanan yang telah mereka berikan. Dalam ayat ini, kita ajarkan untuk selalu diingatkan penting nya sikap rendah hati, kasih sayang, dan rasa syukur kita kepada orang tua. Ini merupakan bagian dari akhlak mulia yang harus dimiliki setiap muslim dalam memperlakukan orang tua mereka. Dan yang terakhir, ayat ini juga menjelaskan tentang penghormatan kita terhadap orang tua. Menghormati orang tua adalah bentuk nyata dari rasa kasih sayang serta rasa terima kasih kita kepada orang tua atas segala yang telah pengorbanan yang telah mereka keluarkan untuk kita. Dengan mengamalkan tutur kata yang santun, sikap santun, dan mendoakan orang tua, kita tidak hanya menunaikan tugas kita sebagai anak, namun juga membawa keberkahan dan ketentraman dalam kehidupan kita dan keluarga.
C. Al-Isra Ayat 25
رَّبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَا فِيْ نُفُوْسِكُمْ ۗ اِنْ تَكُوْنُوْا صٰلِحِيْنَ فَاِ نَّهٗ كَا نَ لِلْاَ وَّا بِيْنَ غَفُوْرًا
Artinya: "Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang yang baik, maka sungguh, Dia Maha Pengampun kepada orang yang bertobat." (QS. Al-Isra'/17: 25)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT mengetahui apa yang ada di dalam hati setiap manusia. Tidak ada yang bisa disembunyikan dari-Nya, bahkan itu dari perasaan kita, niat kita, dan juga pemikiran terdalam kita. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui Segala Isi Hati. Allah SWT berfirman dalam surah At-Taghabun ayat 4 yang berbunyi:
وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ
Artinya:” Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. At-Taghabun/64:4)
Selain itu, ayat ini juga menjelaskan tentang seseorang yang selalu berbuat kebaikan (shaleh), dan Allah SWT menyadari dan menghargai akan kebaikan yang orang itu lakukan. Maka disini kebaikan tersebut mencakup amal perbuatan yang ia lakukan dengan ikhlas dan dengan niat yang benar. Dan yang terakhir, ayat ini menjelaskan tentang pengampunan orang yang melakukan taubat. Ayat ini mengajarkan bahwa Allah SWT sangat mengetahui keadaan hati kita dan bahwa Dia menghargai kebaikan dan keikhlasan kita. Bagi mereka yang berbuat baik dan bertaubat, Allah selalu siap memberikan ampunan-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Bijaksana.
D. Al-Isra Ayat 26
وَاٰ تِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَا لْمِسْكِيْنَ وَا بْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا
Artinya: "Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros." (QS. Al-Isra/17: 26)
Dalam ayat ini dijelaskan agar kita selalu memberikan hak kepada kerabat dekat. Hak yang dimaksudkan disini ialah dukungan finansial, kasih sayang, perhatian, atau bantuan dalam berbagai bentuk lainnya yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain memberik hak untuk kerabat, kita juga diperintahkan untuk membantu para orang yang miskin dan orang yang sedang dalam perjalanan jauh (musafir). Ini yang menunjukkan bahwa pentingnya solidaritas sosial dan kepedulian terhadap mereka yang sedang membutuhkan bantuan. Dan yang terakhir, ayat ini juga menegaskan tentang larangan perilaku boros serta menghambur-hamburkan uang untuk keperluan yang tidak ada gunanya. Pemborosan ini ada tindakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak disukai oleh Allah SWT. Mengelola harta dengan bijaksana ialah bagian dari tanggung jawab yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Secara keseluruhan, ayat ini menunjukkan betapa pentingnya mengelola harta secara bijaksana dan menghormati mereka yang dekat dengan kita dan yang membutuhkan. Ini menunjukkan keseimbangan antara tanggung jawab keuangan dan kepedulian sosial.
E. Al-Isra Ayat 27
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَا نُوْۤا اِخْوَا نَ الشَّيٰطِيْنِ ۗ وَكَا نَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al-Isra/17: 27)
Dalam ayat ini, orang-orang yang selalu menghambur-hamburkan uang untuk keperluan yang tidak semestinya dianggap sebagai saudara-saudara nya setan. Ini menyatakan bahwa pemborosan ialah perlakuan yang sangat tercela dan dekat dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh setan yang suka dengan keburukan serta kemaksiatan. Selain itu, ayat ini menunjukkan bahwa setan sangat ingkar dan tidak bersyukur kepada Tuhannya. Dengan menyebut pemboros sebagai saudara setan, ayat ini memperingatkan bahwa pemborosan adalah tindakan yang jauh dari syukur dan ketaatan kepada Tuhan. Secara keseluruhan, ayat ini menunjukkan bahwa pemborosan adalah perbuatan yang sangat buruk dan menjauhkan seseorang dari sifat-sifat yang baik dan terpuji. Karena pemborosan mengaitkan seseorang dengan sifat setan yang ingkar kepada Allah, seorang Muslim dianjurkan untuk bersikap bijaksana dalam menggunakan harta mereka dan menghindari pemborosan.
Penulis
Muhammad Rifky Fahreza
Dosen Pengampu
Dr. Hamidullah Mahmud, Lc., MA
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI