Mohon tunggu...
Muhammad Rifky Fahreza
Muhammad Rifky Fahreza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa aktif dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta, Faktultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Studi Manajemen Dakwah. Hobi saya adalah mempelajari teknologi baru yang digunakan pada zaman sekarang dan sekaligus mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tazkiyatun al-Nafs sebagai Upaya Memperbaiki Diri

2 Desember 2023   17:31 Diperbarui: 3 Desember 2023   08:52 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejatinya manusia tak luput dari yang namanya dosa. Akan tetapi, masih banyak manusia yang tidak tau cara memperbaiki diri dengan baik. Dalam kehidupan sehari hari, manusia sering terjebak dengan memiliki pikiran yang bersifat material, memiliki hawa nafsu yang tidak dapat terkontrol, dan terkadang memiliki gangguan terhadap lingkungkan sekitarnya yang dapat mengotori kejernihan hatinya. Dan cara untuk menghilangkan semua itu adalah dengan penyucian jiwa yang disebut Tazkiyatun al-Nafs.

Konsep Tazkiyatun al-Nafs adalah menyucikan, mengembangkan, dan memurnikan jiwa dan hati agar mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mampu berinteraksi dengan sesama. Tazkiyatun al-Nafs merupakan upaya menyucikan dan menguatkan jiwa dari segala pengaruh negatif yang dapat menghambat pertumbuhan spiritual. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang pengertian, metode, dan pentingnya Tazkiyyat al-Naf dalam kehidupan kita sebagai umat Islam.

A.  Pengertian Tazkiyatun al-Nafs

Tazkiyatun al-Nafs terdiri dari dua kata: at-tazkiyat dan an-nafs. Secara etimologi, kata Tazkiyat berasal dari kata zaka atau zakat yang artinya suci dan berkembang. Sedangkan, nafs berarti jiwa. Jadi, dapat kita simpulkan Tazkiyat al-Nafs adalah penyucian jiwa dari segala perbuatan-perbuatan buruk dan berupaya untuk meningkatkan dan menguatkan diri kita agar selalu dekat dengan Allah SWT dengan cara memperbaiki kualitas spiritual kita dan selalu mengamalkan ajaran-ajaran agamanya.

B. Pembagian Jiwa Menurut Al-Qur'an

Firman Allah SWT, Al-Qur'an, membagi ketiga aspek tersebut ke dalam tiga sumber yang berkaitan. Dengan kata lain, disebutkan tiga sumber yang darinya keadaan-keadaan ini mengalir secara terpisah. Dilihat dari akibat yang ditimbulkan, nafsu terbagi menjadi beberapa macam, antara lain:

1) Nafsu Ammaarah

Nafsu Ammarah adalah nafsu yang membawa kita terhadap perbuatan-perbuatan yang buruk. Pada nafsu bagian ini, jiwa masih belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang membawa manfaat dan mana yang membawa mudharat, dan pada nafsu ini sering membawa ke arah hal yang tidak pantas. Sebagaimana QS. Yusuf/12:53.

"Karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Yusuf/12:53)

2) Nafsu Lawwamah

Nafsu Lawwamah adalah nafsu didalam jiwa kita yang selalu merasa keluh kesah bimbang, dan terkadang lalai. Nafsu dalam jiwa kita selalu diberi hidayah petunjuk dari Allah SWT, selalu mengikuti aturan, patuh terhadap-Nya, serta selalu melakukan kebajikam, namun terkadang masih berbuat maksiat dan terkadang sewaktu-waktu tidak bisa menahan rasa hawa nafsunya. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Qiyamah/75:2.

"Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri)." (QS. Al-Qiyamah/75:2)

3) Nafsu Muthmainnah

Nafsu Muthmainnah adalah nafsu yang sudah mencapai tingkat atas, artinya jiwa kita selalu senantiasa dekat dengan Allah SWT. Ketika kita melakukan maksiat, langsung bertaubat,menjalankan seluruh perintahnya, taat pada aturan-aturannya, dan menghindari sifat yang buruk seperti iri,dengki, hasad, khianat, benci dan selalu istiqamah di jalan Allah SWT.  Allah berfirman dalam QS Al-Fajr/89: 27-30.

(27) (28) (29) (30)

"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku." (QS. Al-Fajr/89: 27-30)

C. Penyucian Jiwa Menurut Al-Qur'an

Perintah menyucikan jiwa merupakan perintah umum yang ditujukan kepada seluruh umat manusia. Al-Qur'an memerintahkan manusia untuk berhati-hati agar tidak merasa suci. Jika jiwa manusia selalu menerima perubahan,  berarti bahwa sebagaimana ia menerima proses pengotoran batin, ia juga dapat menerima proses penyucian. Allah SWT berfirman dalam QS. Asy-Syams/91:7-10.

"Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Q.S. al-Syams/91: 7-10). 

Berikut adalah salah satu cara penyucian jiwa menurut Al-Qur'an antara lain:

1) Beristighfar

Aktivitas yang mudah kita lakukan adalah beristighfar, karena dengan beristigfhar ini, kita bisa menghapus dosa-dosa kecil yang merupakan penyucian jiwa dari perbuatan dosa-dosa yang kita lakukan.

2) Taubat Nasuhah

Taubat Nasuhah adalah taubat yang sebenar-benarnya taubat, maksudnya adalah kita menyesali segala perbuatan dosa atau maksiat yang sudah kita lakukan dan tidak akan mengulanginya lagi.

3) Menjauhkan diri dari Sifat Kebinatangan

Adapun sifat kebinatangan yang dimaksudkan disini adalah, sifat yang menghilangkan sisi kemanusiaan kita. Seperti iri, dengki, kecemburuan, hasad, dan sering menjatuhkan.

Dengan tiga cara di atas, kita dapat melakukan penyucian jiwa agar terhindar dari tindakan-tindakan yang buruk dan kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan tentunya kita dapat meningkatkan kuliatas spiritual kita.

Penulis
Muhammad Rifky Fahreza  

Dosen Pengampu
Dr. Hamidullah Mahmud, Lc., MA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun