"Doain aja ada rejeki, nanti uangnya buat beli semen," doa ibunya.
Sebenarnya rumah keluarga Purnama masih dalam perbaikan. Mereka sekeluarga harus pindah dari rumah kontrak yang lama karena rumah tersebut sudah terjual. Kondisi rumah mereka pun dapat dibilang belum dapat dihuni sempurna. Sehingga pembangunannya pun sedikit mencicil bagian tiap bagian.
Melihat kondisi tersebut, Purnama teringat perlombaan cerpen tersebut. Jikalau menang, setidaknya dia bisa menggunakan uang tersebut untuk membeli semen. Tanpa berpikir lama, segeralah dia kembali ke kamarnya, mengumpulkan ide untuk cerpen yang ingin dibuatnya.
Sudah tiga hari, dia mengumpulkan ide dan malam hari sebelum jatuh tempo pengumpulan. Dia menuliskan semuanya cerita dan kegundahan dalam hatinya dalam sebuah karyanya. Dia berdoa semoga karya ini dapat mengabulkan keinginannya untuk dapat memenangkan hadiah.
Setelah menunggu sekitar dua minggu, Bu Indah memanggil Purnama untuk ke ruangannya.
"Selamat ya, Purnama kamu cerpen kamu menang juara 2." Bu Indah menyampaikan.
"Terima kasih, Bu." Purnama berkata lembut dan sedikit meneteskan air mata.
Sesampainya di rumah Purnama berlari memanggilnya ibunya dan menyerahkan semua uang yang dia terima. Ibunya terkejut dan sangat bersyukur. Uang yang tak seberapa itu, diberikan Purnama dengan sepenuh hati dan rasa cinta kepada keluarganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H