Banyak kasus tindakan bullying yang terjadi di lingkungan sekolah dan rumah melibatkan pelaku serta korban di bawah umur. Menurut hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter tahun 2014, tindakan perundungan atau bullying terjadi hampir di setiap sekolah di Indonesia. Tetapi, hanya beberapa kasus bullying yang dilaporkan ke sektor pendidikan. Tentu saja hal ini sangat meresahkan orang tua, para guru dan staf pengajar. Bullying adalah tindakan yang sangat merugikan. Baik bagi korban maupun bagi pelaku perundungan sama-sama berisiko merasakan efek negatif bullying.
Â
Jenis-jenis bullying
Bully adalah segala perilaku kekerasan fisik ataupun mental yang dilakukan satu orang atau lebih dengan cara melakukan penyerangan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku kekerasan ini biasanya menimpa anak-anak dan remaja yang secara fisik lebih lemah dari teman-teman sebayanya.
Perundungan sendiri dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori, yaitu:
1.)Kontak fisik langsung. Contohnya ialah memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, menampar, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, memeras dan merusak barang yang dimiliki orang lain.
2.)Kontak verbal langsung. Misalnya mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs), mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.
3.)Perilaku nonverbal langsung. Termasuk melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam. Umumnya, jenis bullying ini disertai oleh kontak fisik atau verbal.
4.)Perilaku nonverbal tidak langsung. Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, serta mengirimkan surat kaleng.
5.)Cyber bullying. Kemajuan teknologi ternyata memiliki sisi negatifnya. Menyakiti orang lain dengan media elektronik seperti mengirim rekaman video intimidasi dan menuliskan komentar jahat di media sosial tergolong ke dalam perundungan di dunia maya.
6.)Pelecehan seksual. Terkadang, tindakan pelecehan dikategorikan sebagai perilaku agresi fisik atau verbal.
Dampak kasus bullying bagi korbannya
Perilaku bully di atas bisa menimbulkan berbagai efek negatif bagi korban, antara lain:
1.)Gangguan mental, mulai dari sensitif, rasa marah yang meluap-luap, depresi, rendah diri, cemas, kualitas tidur menurun, keinginan menyakiti diri sendiri, hingga bunuh diri.
2.)Menggunakan obat-obatan terlarang.
3.)Presestasi belajar menurun.
4.)Menarik diri dari lingkungan sosial sehingga tidak bisa berinteraksi dengan orang lain.
Perubahan perilaku sebagai tanda-tanda anak di-bully
Anak-anak yang di-bully umumnya akan berbohong dan menyembunyikan faktanya. Oleh karena itu, sebagai orang tua, Anda harus jeli mengamati perubahan tingkah laku anak, seperti:
- Nafsu makan berkurang
- Tiba-tiba tidak punya teman atau menghindari interaksi sosial
- Barang-barang miliknya sering hilang atau hancur
- Susah tidur
- Kabur dari rumah
- Terlihat stres saat pulang sekolah atau usai mengecek ponselnya
- Muncul luka di tubuhnya
KesimpulanÂ
Perilaku Bullying hanya menimbulkan dampak negatif bagi korban dan pelaku. Bullying bisa dihindari mulai dari melakukan sosialisasi tentang dampak Bullying,beri perhatian lebih kepada anak yang kurang perhatian
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI