Di Indonesia, fenomena "fear of missing out" atau FOMO juga menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang sulit untuk menemukan keseimbangan ini. Melihat konten influencer atau figur publik yang terus tampil aktif membuat banyak orang merasa perlu untuk selalu "update" agar tidak tertinggal tren.Â
Namun, kita bisa memilih untuk lebih selektif dalam mengikuti konten yang memberi inspirasi atau dampak positif. Dengan begitu, media sosial bisa menjadi sarana pengembangan diri, bukan sumber stres tambahan.
Pada akhirnya, hidup adalah soal menikmati dan memaknai setiap momen yang kita miliki. Teknologi, jika digunakan dengan bijaksana, bisa menjadi alat yang memperkaya kehidupan kita, bukan malah mengambilnya.Â
Menemukan keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata mungkin tidak mudah, terutama ketika kita sudah terbiasa dengan arus informasi yang cepat. Namun, dengan kesadaran dan komitmen, kita bisa menjadi lebih hadir dalam kehidupan nyata dan menjalani hidup yang lebih bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H