Kita berada di era digital dimana semua dapat diakses terutama belanja yang dapat dilakukan secara online.Media sosial dimanfaatkan oleh penjual dalam mempromosikan barangnya dengan menarik seperti: menggunakan artis/tokoh yang memiliki nama,membuat video dengan editing dan konsep yang menarik sehingga barang tersebut menjadi viral.Â
Nah dengan viralnya barang tersebut permintaan yang terima penjual akan meningkat sehingga penjual akan menaikan harga terutama pada barang yang sengaja diproduksi secara ekslusif.Harga barang  yang mahal akan memberi kesan pada orang yang membeli produk tersebut.Â
Kenapa orang mau membeli barang yang mahal tersebut?.Hal ini berkaitan dengan faktor psikologi yang disebut Fear Missing Out (FOMO) .Seseorang ingin merasakan kepuasaan sesaat tanpa memandang kegunaan barang tersebut dan ingin menikmati apa yang orang lain rasakan.Mereka tidak ingin ketinggalan dengan trend yang sedang terjadi.Â
Menurut sejumlah penelitian FOMO memiliki dampak buruk diantarnya adalah terganggu waktu makan dan tidur,rasa penyesalan akibat membeli barang yang tidak dibutuhkan dan yang paling parah adalah terlilit hutang.Â
Disisi lain penjual berhasil meraup keuntungan besar karena berhasil menerapkan viral marketing pada bisnisnya.Viral marketing diperkenalkan oleh Jefrey F.Raypot pada artikel yang ia buat dengan judul "The Virus of Marketing".Virus tersebut dianalogikan sebagai proses pemasaran yang menyebar luas ke jejaring media digital secara cepat.Dari hasil beberapa riset yang dilakukan terbukti viral marketing sangat efektif pada kesadaran merek brand awarenss yang dapat dilihat hasilnya dari penjualan produk.
Intinya viral marketing telah memberikan pandangan pemasaran modern, disisi lain kita perlu menerapkan keseimbangan antara memanfaatkan psikologi konsumen dan kesejahteraan konsumen.Penjual perlu mengembangkan strategi yang tidak hanya mengutungkan tetapi harus etis dan bertanggung jawab kepada konsumen.Sebagai Konsumen juga harus mempertimbangkan butuh tidaknya barang tersebut jika ingin memberikan self reward pada diri sendiri boleh-boleh saja tapi jangan berlebihan dan mengesampaikan kebutuhan pokok demi mendapatkan sebuah kepuasaan sesaat. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H