Mohon tunggu...
Nugraha Rifky. A
Nugraha Rifky. A Mohon Tunggu... Guru - Pelajar/Mahasiswa

Halo, nama saya Nugraha Rifky Agustian, saya adalah pelajar/Mahasiswa dari Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan Mental di Indonesia Tahun 2024: Antara Tantangan dan Harapan

19 Juni 2024   18:00 Diperbarui: 19 Juni 2024   18:28 22488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan di mana individu mampu mengatasi tekanan hidup yang normal, bekerja secara produktif, dan berkontribusi pada komunitasnya. Di Indonesia, perhatian terhadap kesehatan mental semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya aspek ini dalam kehidupan sehari-hari. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan kesejahteraan mental secara menyeluruh.

Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh dengan dinamika bagi kesehatan mental di Indonesia. Di satu sisi, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi, namun di sisi lain, juga muncul secercah harapan untuk perbaikan.

Kondisi Kesehatan Mental di Indonesia Tahun 2024:

Menurut data WHO, prevalensi gangguan mental di Indonesia mencapai 9,8% pada tahun 2021, dengan angka depresi mencapai 6,6%. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat di tahun 2024, terutama akibat dari dampak pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan kasus gangguan mental di Indonesia, antara lain:

  • Stres: Beban kerja yang tinggi, masalah keuangan, dan situasi sosial yang tidak kondusif dapat memicu stres yang berlebihan, yang pada akhirnya dapat berujung pada gangguan mental.
  • Trauma: Bencana alam, kekerasan, dan pengalaman traumatis lainnya dapat meninggalkan luka emosional yang mendalam dan meningkatkan risiko gangguan mental.
  • Stigma sosial: Stigma negatif terhadap orang dengan gangguan mental masih menjadi hambatan utama bagi mereka untuk mencari bantuan dan memperburuk kondisi mereka.
  • Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan mental: Masih banyak masyarakat yang kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan mental yang berkualitas dan terjangkau.

Tantangan yang dihadapi:

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam konteks kesehatan mental adalah stigma sosial. Banyak orang yang masih menganggap masalah kesehatan mental sebagai hal yang memalukan atau tabu untuk dibicarakan. Hal ini membuat mereka yang mengalami masalah mental enggan mencari bantuan profesional. Selain itu, kurangnya fasilitas dan tenaga kesehatan mental yang memadai di banyak daerah juga menjadi kendala besar. Menurut data Kementerian Kesehatan, Indonesia hanya memiliki sekitar 0,4 psikiater per 100.000 penduduk, jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh WHO. Adapun tantangan yang lain adalah:

  • Peningkatan kasus gangguan mental: Prevalensi gangguan mental diprediksikan akan terus meningkat, seiring dengan meningkatnya stres dan trauma di masyarakat.
  • Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan mental: Keterbatasan infrastruktur, tenaga profesional, dan edukasi publik masih menjadi hambatan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan mental yang memadai.
  • Stigma sosial: Stigma negatif terhadap orang dengan gangguan mental masih menjadi tantangan yang harus dihadapi.
  • Kurangnya dukungan pemerintah: Dukungan pemerintah terhadap isu kesehatan mental masih terbilang minim, baik dalam hal anggaran maupun kebijakan.

Harapan dan Upaya Perbaikan:

Meskipun terdapat berbagai tantangan, tahun 2024 juga menghadirkan secercah harapan untuk perbaikan kesehatan mental di Indonesia. Berikut beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut:

  • Peningkatan kesadaran masyarakat: Semakin banyak masyarakat yang sadar tentang pentingnya kesehatan mental dan berani mencari bantuan.
  • Peningkatan akses terhadap layanan kesehatan mental: Pemerintah dan organisasi non-pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan mental yang berkualitas dan terjangkau
  • Pengembangan infrastruktur dan tenaga profesional: Pemerintah terus membangun infrastruktur dan meningkatkan jumlah tenaga profesional di bidang kesehatan mental.
  • Kampanye anti-stigma: Berbagai kampanye anti-stigma dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental dan mengurangi stigma negatif.
  • Peningkatan dukungan pemerintah: Pemerintah mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk kesehatan mental dan mendukung berbagai program untuk meningkatkan kesehatan mental masyarakat

Langkah-langkah Meningkatkan Kesehatan Mental:

Beberapa langkah yang dapat diambil individu untuk meningkatkan kesehatan mental mereka meliputi:

  • Olahraga Teratur: Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.
  • Makan Seimbang: Nutrisi yang baik dapat memengaruhi kesehatan mental secara positif.
  • Tidur Cukup: Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan mental.
  • Mencari Dukungan: Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental jika merasa kewalahan.
  • Meditasi dan Relaksasi: Teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga dapat membantu menenangkan pikiran.

Kesimpulan: 

Kesehatan mental adalah aspek penting dari kesejahteraan individu yang memerlukan perhatian dan upaya serius dari semua pihak. Dengan meningkatkan kesadaran, mengurangi stigma, dan memanfaatkan teknologi, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat secara mental. Langkah-langkah kecil yang dilakukan setiap individu dapat berdampak besar dalam membangun komunitas yang lebih mendukung dan memahami pentingnya kesehatan mental. Kesehatan mental di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, namun di tahun 2024, muncul secercah harapan untuk perbaikan. Dengan upaya bersama dari berbagai pihak, diharapkan kesehatan mental di Indonesia dapat semakin membaik dan semua orang dapat mengakses layanan yang mereka butuhkan.

Nugraha Rifky Agustian / Irenne Putren, S.Pd., M.Pd / Bahasa Indonesia / Fakultas Ekonomi & Bisnis / Akuntansi S1/Universitas Pamulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun