Konflik di semenanjung Korea tentunya sudah tidak asing bagi kita, dua negara yang notabenenya bersaudara ini saling bersitegang satu sama lain dari awal lepasnya pendudukan oleh Jepang hingga saat ini, di era modern ini perang nuklir merupakan ancaman yang nyata bagi kita semua. Lantas apa saja yang melatarbelakangi konflik berkepanjangan ini dan dampaknya jika perang Nuklir ini terjadi?.
Sejarah Terjadinya Konflik di Semenanjung Korea
Setelah Jepang kalah pada perang dunia ke-II dan berakhirnya pendudukan Jepang di semenanjung korea, terjadilah perang dingin blok barat yang dipimpin AS dan blok timur yang dipimpin Uni Soviet. Disaat inilah AS dan Uni Soviet meperebutkan pengaruh melalui ideolooginya, korea selatan dibawah pengaruh AS dengan paham liberal dan korea utara dibawah pengaruh Uni Soviet dengan paham komunisnya.
invasi pasukan korea Utara terhadap Korea Selatan dimulai pada 25 Juni 1950 karena sebelumnya pada Desember 1948 PBB mengesahkan bahwa Korea Selatan adalah satu satunya pemerintahan yang sah diwilayah Korea.
Konflik tersebut terjadi hingga genjatan senjata pada 27 Juli 1953 yang ditandatangani di Panmunjom di sebuah desa di perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan, yang mengakhiri pertempuran untuk sementara waktu. Namun, perjanjian damai permanen belum pernah tercapai hingga saat ini.
Ancaman Perang Nuklir dan Dampaknya Terhadap Kestabilan Dunia
Baru-baru ini Vladimir Putin Presiden Russia dan Kim Jong Un Presiden Korut menandatangani perjanjian pertahanan antara Russia-Korut, yang didalamnya terdapat persetujuan timbal balik jika salah satu negara terjadi agresi maka negara yang lain akan membantu. Disaat yang bersamaan pula AS, Jepang, dan Korsel melakukan kerjasama keamanan dan pertahanan.
Tidak lama Korut melakukan uji coba rudal balistik, KCNA media pemerintah Korut menyatakan bahwa Pyongyang berhasil meluncurkan rudal Hwasongpho-11Da-4.5 yang mampu membawa hulu ledak sebesar 4,5 ton.
Hal ini dapat menimbulkan tensi semakin meninggi antara kedua aliansi, walaupun masih saling "kode" namun hal ini menjadi ancaman yang nyata jika Korut atau Korsel melakukan serangan. Satu rudal saja diluncurkan negara-negara dibelakangnya siap membantu. Bukan tidak mungkin perang antara kedua negara dapat meluas, ini dapat menjadi masalah besar bagi politik, keamanan, dan ekonomi dunia.
Ketegangan antara Korut dan negara-negara saingannya seperti Korsel, Jepang, dan AS dapat memicu ketegangan dikawasan lainnya seperti Iran, China hingga Timur Tengah dan wilayah lainnya, yang berpotensi menyebabkan krisis internasional dan tidak terkecuali Indonesia.
Konflik bersenjata juga dapat menyebabkan krisis kemanusiaan yang besar pengungsi kelaparan, warga sipil jadi korban. Penggunaan senjata nuklir ini yang sangat dikhawatirkan, senjata nuklir dapat menyebabkan bencana yang mengerikan seperti bom Hirosima dan Nagasaki yang sedikitnya menewaskan 129.000 korban jiwa, termasuk juga radiasi dan kerusakan lingkungan.
Dampak Ekonomi
Perang sering kali membuat ekonomi merosot, serangan Nuklir dapat menghancurkan infrastruktur dan sarana-sarana publik termasuk pabrik dan transportasi. Tidak hanya dirasakan negara yang terlibat, negara yang tidak terlibat juga akan merasakan dapaknya, perang dapat mengganggu aktifitas rantai perekonomian internasional terutama pada sektor elektronik, otomotif, dan pangan. Perubahan ini dapat menimbulkan ekonomi global semakin melambat dan harga-harga bahan pokok akan naik.
Hubungan Konflik Korsel-Korut Dengan Konflik Israel-Palestina
Disisi lain konflik di Timur Tengah antara Israel dan Palestina sedang memanas, AS dan Russia juga terlibat walaupun terlibat secara tidak langsung. Konflik ini menurut saya menjadi ajang mengukur kekuatan masing-masing negara yang terlibat, yaitu aliansi AS dan aliansi Russia.
Pada 31 Juli dini hari seusai menghadiri acara pelantikan presiden Iran, pemimpin tertinggi Hamas Haniyeh tewas terbunuh di Teheran Ibukota Iran. Iran dan Hamas tentu menuduh Israel dalang dibalik pembunuhan pemimpin Hamas tersebut, dan telah berikrar akan membalas pembunuhan tersebut. Jika Iran melangkah terlalu jauh menyerang Israel tentu AS tidak bakal tinggal diam, begitu juga Russia dan Korut yang pada dasarnya adalah sekutu dari Iran akan membantu serangan Iran. Jika perang Iran dan Israel pecah sudah hampir dipastikan Perang Korut dan Korsel akan pecah juga. Ini menjadi kekhawatiran dunia, negara- negara dunia ke-3 harus segara mengambil tindakan.
Langkah Yang tepat Agar Konflik Tersebut Tidak Semakin Meluas
Pemimpin-pemimpin dunia harus segera mengambil tindakan supaya Konflik Korut-Korsel ataupun Konflik Iran-Israel tidak semakin meluas. Pemimpin negara-negara dunia ke-3 harus bisa menengahi dan mengambil peran besar dalam mencegah konflik tersebut semakin memanas.
Termasuk Indonesia, presiden bisa mengadakan pertemuan untuk membahas masalah ini, atau bisa juga melobby negara-negara yang terlibat di Majelis Umum PBB.
Dengan memahami konflik yang terjadi dibelahan dunia manapun yang dalam hal ini adalah konflik Korea, diharapkan masyarakat baik tua maupun muda bisa jadi lebih aware terkait isu-isu atau bahaya yang mengancam keamanan dan kedaulatan negara kita.
Daftar Pustaka
(UNC, History of the Korean War, n.d.) (VOA, Korea Utara Klaim Rudal Uji Coba Dapat Angkut Hulu Ledak Super Besar, 2024) (Wong, Vladimir Putin dan Kim Jong Un berikrar saling bantu melawan 'agresi', apa artinya?, 2024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H