Mohon tunggu...
Rifki Pratama
Rifki Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dampak TransJakarta Operasi 24 Jam bagi Pengguna Wanita

23 Desember 2022   17:51 Diperbarui: 23 Desember 2022   18:16 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi halte TransJakarta larut malam, Sabtu (17/12/2022). Foto: Rifki Pratama

PT Transportasi Jakarta (TransJakarta), sistem transportasi bus rapid transit (BRT) di Jakarta, menjadi layanan 24 jam mulai Senin (12/9). Ini merupakan langkah penting dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan transportasi publik di ibu kota Indonesia.

Dalam akun media sosial PT Transjakarta menjelaskan kebijakan ini dibuat untuk memperlancar aktivitas warga di malam hari. Selain itu, Kepala Divisi Sekretaris PT Transjakarta Anak Rizkani Noor juga menyebutkan bahwa diharapkan kebijakan ini bisa meringankan masyarakat yang terdampak naiknya harga BBM.

"Layanan 24 jam setiap hari ini berlaku di 13 koridor. Semoga penambahan waktu layanan ini ikut membantu masyarakat di saat harga BBM naik," kata Anang, dikutip dari Tempo.

Sebelumnya, Transjakarta hanya beroperasi selama jam kerja, yaitu dari pukul 5 pagi hingga tengah malam. Namun, dengan layanan 24 jam, para pengguna Transjakarta sekarang dapat menggunakan jasa tersebut kapan saja, tidak peduli jam berapa.

Peluncuran layanan 24 jam ini dilakukan oleh Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, bersama dengan Wali Kota Jakarta, Ma'ruf Amin. Mereka mengatakan bahwa layanan 24 jam ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan aksesibilitas transportasi publik bagi warga Jakarta, terutama bagi mereka yang bekerja di jam malam atau yang memiliki kebutuhan mendesak di tengah malam.

Untuk menunjang layanan 24 jam ini, Transjakarta juga akan menambah jumlah armadanya, serta meningkatkan frekuensi keberangkatan bus pada jam-jam sibuk. Selain itu, Transjakarta juga akan memberikan insentif kepada para supir bus yang bersedia bekerja di jam malam.

"Dibukanya kembali sistem operasi 24 jam karena banyaknya aktivitas masyarakat yang hingga larut malam sehingga PT Transjakarta menginginkan untuk pengoperasian normal untuk mempermudah masyarakat," kata salah satu petugas TransJakarta yang tidak mau disebutkan namanya saat diwawancarai pada Sabtu (17/12).

Petugas TransJakarta juga menambahkan walaupun kerja petugas 24 jam, tetapi tidak dipegang oleh tiap petugas, di dalamnya terdapat pembagian waktu dan PT Transjakarta juga ikut menyusun jadwal untuk para petugas agar petugas tidak kewalahan dan dapat bekerja secara efektif. Selain itu, tujuan terpentingnya agar Transjakarta tetap dapat melayani pengguna selama 24 jam secara maksimal.

"Sebelum adanya pemberlakuan 24 jam ini yah, kita sebagai petugas sebenarnya sama aja karena sistem ini kan ada penjadwalannya, gak berpengaruh ke kita sebagai petugasnya juga," sambungnya.

Senada dengan petugas TransJakarta, pengguna layanan TransJakarta, Fathimatuz Zahrah mengungkapkan bahwa dia terbantu dengan diberlakukannya kebijakan TransJakarta beroperasi 24 jam. Menurutnya, kebijakan ini memudahkan masyarakat yang membutuhkan transportasi umum pada malam hari.

"Pendapat saya tentang diberlakukannya Transjakarta selama 24 jam ini yaitu merasa dimudahkan untuk dapetin transportasi yang murah Karena transportasi umum di malam hari itu terutama di malam hari itu susah jadi kita bakalan pakai ojol dengan diberlakukannya Transjakarta 24 jam ini kita merasa diuntungkan karena bisa lebih hematkan karena kalau ojol pasti lebih mahal," ucapnya saat diwawancarai pada Jumat (9/12) di Lobby Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Namun, ada beberapa dampak yang mungkin terjadi dengan adanya Transjakarta yang beroperasi 24 jam. Pertama, biaya operasional Transjakarta akan meningkat karena harus menyediakan armada dan tenaga kerja yang lebih banyak. Kedua, ada kemungkinan terjadi peningkatan kejahatan di sekitar rute Transjakarta, terutama di malam hari. Namun, pemerintah telah mengambil langkah-langkah preventif dengan menambah pengamanan di sekitar rute Transjakarta dan menyediakan layanan keamanan 24 jam bagi penumpang.

Selain itu, Fatimatuz Zahra juga mengungkapkan kekhawatirannya dengan kebijakan ini. Pelecehan seksual adalah hal yang dikhawatirkan olehnya, terlebih lagi sempat ada kasus pelecehan seksual di dalam TransJakarta baru-baru ini.

Tetapi, kejadian ini sudah ditangani oleh pihak TransJakarta dengan menangkap para pelaku pelecehan seksual, menambah bus Wanita, dan juga menambah pengamanan di sekitar rute TransJakarta. Pihak TransJakarta juga menolak adanya tindak pelecehan seksual sesuai yang terdapat di akun sosial medianya "Transjakarta secara tegas menolak adanya tindakan pelecehan seksual di transportasi publik," dikutip dari postingan Instagram @pt_transjakarta yang diunggah pada Jumat (25/11).

Secara keseluruhan, dampak Transjakarta yang beroperasi 24 jam diharapkan akan positif bagi warga Jakarta. Dengan adanya transportasi umum yang tersedia di malam hari, diharapkan dapat meningkatkan mobilitas warga dan mengurangi kemacetan di ibu kota Indonesia terutama bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi atau ingin mengurangi emisi karbon.

"Saya sih sebagai petugas berharap dengan pemberlakuan TransJakarta selama 24 Jam semakin membantu masyarakat yang mau beraktifitas malam hari seperti pulang/pergi. Jadi ga usah khawatir lagi buat cari transportasi yang sedia 24 jam. Dan juga semoga kedepannya dari kantor pusat meningkatkan keamanan seperti petugas yang diperbanyak agar mencegah tindak kejahatan di TransJakarta pada malam hari," harapnya sebagai petugas TransJakarta.

Dari sisi pengguna, Fatimatuz Zahra juga berharap agar adanya sosialisasi kepada masyarakat agar terhindar dari pelecehan seksual. Dan masyarakat harus berani untuk speak up, tidak hanya diam ketika dilecehkan atau melihat orang lain dilecehkan.

"Harapan kedepannya dengan diberlakukannya TJ 24jam ini Seharusnya diadakan sosialisasi kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual. Kita tuh harus berani speak up. Kalau misalnya kita merasa Ini adanya pelecehan seksual Jangan cuma diam atau mungkin kita lihat atau mungkin kita lihat orang lain yang dilecehkan sama penumpang lain juga kita juga harus berani speak up. Ditambah lagi PLB juga harus di tingkatin ya, lebih ditingkatkan sih biar kita merasa aman sebagai penumpang Transjakarta," pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun