Si Ayah ucapin terimakasih banyak. Dan lalu kita ngobrol. Bagaimana hati-hati mereka yang bersih, empati dan penuh rasa setia kawan sosial. Yang satu, abang penjual ubi, langsung ngehubungi ibu-ibu di seberangnya, meski mungkin saja dia gak kenal. Si ibu yang nemuin berinisiatif baik, meski rencananya terhalang jarak jauh. Si ibu yang bicara dengan riang berbicara seolah senang telah membantu orang yang kehilangan.
Dan.....ketika si Ayah 'ngeupeulan', memberi ucapan terimakasih dalam bentuk uang, si ibu yang nemuin gak mau nerima. Setelah dipaksa, akhirnya nerima. Itu pun dengan akad yang baik 'saya terima ya Pak'.
Akhirnya pamitan ke semua, termasuk menepuk akrab abang penjual ubi itu.
Si Ayah meninggalkan lokasi dengan bahagia. Karena ternyata kesetiakawanan sosial seperti itu sangat berarti. Ada rasa bahagia. Karena kesetiakawanan sosial itu ternyata adalah sebuah rejeki.
Saatnya menularkan karakter seperti itu kepada anak-anak nih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H