Bulan Februari ini, Ketapels kembali mengadakan ketemuan yang dibuat rutin bulanan. Ketemuan yang tentunya mempererat silaturahim dan ada inspirasi yang dipetik. Pertemuan bulan ini diadakan di rumah kediaman salah satu anggotanya, Mas Iswadi atau kita biasa panggil Mas Didi. Mas Didi pula yang menjadi nara sumber acara.  Beliau akan bicara tentang proses kreatif di balik penulisan novel  Cintaku Setengah Agama.
Kenapa buku novel itu yang dikupas?
Ya tentu saja alasan utamanya adalah karena Mas Didi lah yang menjadi penulis novel itu. Jadi kan pertemuan kekeluargaan ini akan lebih enak, mengalir dan menginspirasi, sekaligus Mas Didi sebagai penulisnya bisa ditanya segala hal terkait banyak hal.
*Motivasi pembakar cita-cita*
Mas Didi sebenarya sudah menelorkan satu buku, yaitu buku motivasi bertema menghasilkan uang dari menulis opini. Jadi sebenarnya sudah pecah telor. Tapi sebagai penulis, Mas Didi tercambuk dan tertantang ketika suatu ketika mendapatkan motivasi dari penulis kahot, Asma Nadia. Menulis Satu Buku Sebelum Mati. Dia terbakar dengan lalu membuat sebuah target sendiri: satu NOVEL sebelum mati.
Ah, sebuah target yang setinggi langit. Apalagi buat penulis yang bukan novelis. Tapi, Mas Didi seolah mengejewantahkan apa yang dikatakan Bung Karno: Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.
Keren.
*Demotivasi dan moitivator*