Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

10 Destinasi Wajib Kunjung di Pulau Samosir

15 November 2021   18:54 Diperbarui: 15 November 2021   18:57 1243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wisata Danau Toba identik juga dengan wisata Pulau Samosir. Ketika Danau Toba dicanangkan oleh Kementrian Pariwisata sebagai Super Destination, maka wisata Pulau Samosir pun secara otomatis akan terkerek menjadi tujuan prioritas pula. Apalagi sepertinya Pulau Samosir justru lebih dahulu populer sebagai tempat wisata dibandingkan beberapa lokasi wisata baru di sebagian keliling Danau Toba.

Bagi Anda yang memiliki rencana untuk mengunjungi Samosir, boleh mengikuti jejak saya mengunjungi beberapa tempat wisata yang saya pikir amat patut dikunjungi. Saya kunjungi Pulau Samosir backpackeran berdua rekan perjalanan.

Inilah 10 tempat wisata yang wajib kunjung di Pulau Samosir. (Catatan: hanya di Pulau Samosir, tidak termasuk di Kabupaten Samosir yang berada di sisi darat Danau Toba)

1. Huta Siallagan

Komplek Huta Siallagan | dokpri
Komplek Huta Siallagan | dokpri
Diartikan secara bebas sebagai kampungnya keluarga Siallagan, kampung adat ini terkenal dengan obyek wisata Batu Kursi Raja Siallagan. Batu kursi yang seperti kursi meja untuk sidang, dipakai untuk mengadili orang bersalah sampai dijatuhi hukuman. 

Termasuk jika keputusannya adalah hukuman mati, yang bagian perutnya diberikan kepada para petinggi dan algojo karena bisa membuat sakti. Di sinilah terjadi kesalahpahaman dengan julukan Kampung Kanibal yang selama ini melekat.

Saya pikir Huta Siallagan harus dikunjungi karena dua hal. Pertama, kompleks kampung adatnya sudah dibenahi sehingga sudah siap menerima wisatawan. 

Kedua, di sinilah saya merasakan pentingnya seorang guide. Dan guidenya bagus, menemani dan menjelaskan segala hal yang ada di kampung adat itu, termasuk cerita tentang Batu Kursi secara mendetail. Juga saya memahami filosofi rumah adat dan bahkan patung Sigale-gale lebih rinci di sini.

Huta Siallagan berada di Ambarita, Simanindo. Berjarak sekitar sepuluh menit menggunakan sepeda motor sewaan dari Tomok

Batu kursi itu | dokpri
Batu kursi itu | dokpri

2. Kampung Ulos Huta Raja

Menenun sebagai kegiatan keseharian | dokpri
Menenun sebagai kegiatan keseharian | dokpri

Seperti sudah banyak diketahui, ulos adalah kain khas Batak. Karena khas nya itulah menjadi menarik untuk melihat proses pembuatannya. Sebenarnya ada beberapa kampung yang memproduksi ulos di Samosir ini. 

Tapi saya memutuskan untuk mengunjungi Kampung Ulos Huta Raja yang berada di Huta Bolon, Pangururan. Lumayan jauh sih dari Pasar Tomon sebagai titik referensi perjalanan di Samosir. 

Sekitar satu jam setengah menggunakan sepeda motor. Cukup jauh sih, cuman ya seru saja, karena pemandangan sepanjang perjalanannya begitu indah.

Seperti halnya Huta Siallagan, Kampung Ulos ini juga sudah dibenahi menjadi lebih cantik dengan fasilitas lebih rapi. Ada tambahan area pandang ke Danau Toba di sebelah kompleks utama. Dan di kompleks utama ya apalagi yang perlu dicari selain ibu-ibu yang sedang menenun kain ulos itu. 

Mereka menenun tidak untuk acara show, tetapi menenun sebagai kegiatan sehari-hari. Akan sangat menarik jika kita membuka komunikasi dengan ibu-ibu penenun dan penduduk setempat. Ramah-ramah dan suka bercanda.

Kampung Ulos itu | dokpri
Kampung Ulos itu | dokpri

3. Pantai Pasir Putih Batu Hoda atau KM-0 Samosir

Km 0 Samosir, Batu Hoda | dokpri
Km 0 Samosir, Batu Hoda | dokpri

Berjarak tidak terlalu jauh dari Kampung Ulos, kami mampir ke Pantai Pasir Putih. Meski bukan pinggir laut, tapi hanya pinggir danau, penduduk di sini tetap memanggilnya “Pantai”. Dan beneran pasirnya putih. 

Ada beberapa pantai pasir putih di area sini. Tetapi saya memilih Pantai Pusir Batu Hoda di Simanindo, Pangururan. Pantai ini saya lihat dikelola secara professional, dengan lahan parkir yang teratur dan cukup luas. 

Diteduhi cukup banyak pohon teduh serta aksen lampion membuat lokasi ini cukup bagus untuk berfoto. Belum lagi batu karang kecil yang terhampar di pantainya menjadi obyek foto yang keren. Juga papan petunjuk Km0 Samosir menjadi focus tersendiri.

Sebelum datang ke sini, sempatkan dulu untuk menggali cerita hikayat Batu Hoda dari internet. Jika berentung, siapa tahu ada petugas di sana atau guide yang bisa bercerita banyak tentang hikayat itu.

4.Air Terjun Sigarattung

Air terjun tanpa air :) | dokpri
Air terjun tanpa air :) | dokpri

Sekitar 20 menit perjalanan sepeda motor dari Pasar Tomok, berlawanan arah dari area Pantai Pasir Putih dan Kampung Ulos, tujuan saya adalah air terjun Sigarattung. 

Di luar perkiraan saya, ternyata air terjun ini berada persis di sebelah jalan utama. Harusnya air terjun ini indah sekali, karena tebingnya tinggi. Tentu dengan tebing yang menjulang, derasnya air terjun menciptakan sensasi tersendiri. 

Sayangnya, saya mengunjunginya tidak pada saat yang tepat. Musim kemarau ternyata belum berlalu, sehingga debit air yang mengalir bisa dikatakan nol. Kering. Waktu sekarang-sekarang ini, saat hujan sudah mulai stabil, rasanya saat tepat untuk melihat air terjun yang indah ini.

5. Danau Aek Natonang

Adem | dokpri
Adem | dokpri

Danau ini adalah satu dari dua danau yang dijuluki “Danau di atas Danau”.  Saya mengunjunginya setelah melewati air terjun Sigarattung. Jaraknya sekitar setengah jam dari Tomok. Melewati jalanan yang berliku, tapi dengan kondisi kualitas jalan yang bagus. 

Aek Natonang ternyata tidak terlalu luas. Saya sih lebih senang menyebutnya sebagai “Situ”. Lokasinya sudah lumayan tertata, dengan beberapa area dijadikan fasilitas rumah makan dan spot foto. 

Sementara saya justru melipir di sisi lain yang lebih menarik: bersebelahan dengan gerombolan kerbau besar yang sedang makan rumput. Ditambah pemandangan danau yang adem serta semilir angin yang saat itu dingin, dengan santai saya rebahkan punggung di rerumputan. Bebas. Lepas.

6. Danau Sidihoni

Kecil ya | dokpri
Kecil ya | dokpri

Ini danau kedua yang dijuluki “Danau di atas Danau” itu. Lokasinya sebenarnya lebih dekat ke Pangururan. Artinya kalau diukur dari Pasar Tomok, posisinya berada di sisi berlawanan Pulau Samosir. 

Tapi, saya bersama rekan seperjalanan putuskan untuk meneruskan perjalanan dari Danau Aek Natonang. Jarak yang ditempuh dari Aek Natonang sekitar 30km, ditempuh sekitar 40 menitan dengan sepeda motor. 

Perjalanan ke Danau Sidihoni itu menarik sekali karena kita berjalan menembus hutan atau bukit. Ya, istilahnya kita membelah Pulau Samosir. Dan dengan kondisi jalan yang mulus, kita malah diuntungkan dengan menikmati hutan kiri kanan yang kadang menarik sekali ketika tanamannya berbeda.

Danau Sidihoni sendiri tidak seperti diduga. Kecil sekali ukurannya. Rasanya gak jauh lah dengan Situ Pamulang di Tangerang Selatan. Bedanya Danau ini berada dikelilingi hutan dan udara yang sejuk. DI satu sisi, danau ini dibatasi dengan bukit tinggi berumput. Ah, menarik sekali. 

Sementara hal lain yang tak kalah menarik muncul dari danau itu sendiri. Warnanya merah darah. Tapi, ketika air danau itu diambil menggunakan ember, tidak terlihat warna merahnya. 

Itu juga yang menjadi pintu percakapan saya dengan ibu setempat yang sedang mencuci baju ditemani anak dan ponakannya yang sama-sama ceria. Ramah-ramah mereka.

Mendung | dokpri
Mendung | dokpri

7. Bukit Beta, Tuktuk

Bentang alam Jalan Pulau Samosir | dokpri
Bentang alam Jalan Pulau Samosir | dokpri

Awalnya, lokasi ini tidak ada dalam rencana. Sederhana alasannya. TIdak terpikirkan dan luput dari pencarian. Padahal selama dua hari di Samosir, praktis saya selalu lewati. Dan tahu ada Bukit Beta pun, karena penasaran saja: kok banyak yang naik bukit di belakang warung Muslim Umi Fazilla, tempat saya sering makan. 

Ketika saya daki ke bukit yang tidak terlalu tinggi itu, barulah saya tahu. Bukit ini harus disinggahi. Dari bukit ini kita bisa melihat pemandangan Danau Toba dan juga tebing-tebing tinggi yang secara jelas memperlihatkan bentang alam Toba. 

Tebing-tebing yang berada tepat di sebelah jalan utama, Jalan Pulau Samosir. Tebing-tebing tinggi gagah dengan kehijauan sawah-sawah di depannya, diselingi bangunan gereja. “Kalau waktunya pas, bisa lihat air terjun dari sini. Banyak air terjun”, kata Umi Fazilla saat saya ceritakan. Iya, seperti halnya Air Terjun Sigarattung, beberapa air terjun di sini – yang seharusnya terlihat dari Bukit Beta, pun menjadi kering.

Yang paling menarik saya lihat saat itu adalah anak-anak yang sedang bermain sepakbola. Bayangkan bermain sepakbola di tanah dengan pemandangan yang sangat indah.

8. Tuktuk Siadong

Satu sudut Tuktuk Siadong | dokpri
Satu sudut Tuktuk Siadong | dokpri

Sebenarnya ini bukanlah Kawasan wisata spesifik. Tuktuk Siadong adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Simanindo. DI Tuktuk inilah saya menginap di sebuah homestay murah meriah. Iya Tuktuk adalah sebuah kawasan tempat menginap wisatawan. Ya mirip-mirip di Bali gitu, Seminyak atau apalah. Banyak homestay, hotel atau villa. 

Kebanyakannya tentunya dengan view menghadap ke Danau Toba. Iya, tepian Danau Toba yang bukan berbentuk pantai landai berpasir. Bisa jadi kondisi seperti ini tidak menarik bagi wisatawan. 

Tapi menarik bagi saya yang mengeksplor kawasan itu di pagi hari dengan acara lari pagi. Sangat menarik melihat aktivitas warga di pagi yang sejuk itu: ada yang olahraga, ada yang besihkan kafe, ada yang membantu mencuci anjing bakar, dan tentu saja di hari Minggu itu terlihat mereka-mereka yang sedang berjalan menuju gereja. Termasuk anak-anak dengan pakaian terbaiknya.

9. Pasar Tomok

Pasar Tomok di pagi hari | dokpri
Pasar Tomok di pagi hari | dokpri

Pasar Tomok disimpan di nomor akhir karena mayoritas wisatawan yang datang ke Pulau Samosir pasti akan menyinggahinya. Iya, Pasar Wisata Tomok itu persis berada di jalur keluar dari Pelabuhan Tomok. Kapal yang saya tumpangi dari Ajibata, Parapat, berlabuh di sini. 

Pasar ini menjual berbagai pernak-pernik oleh-oleh khas Toba. Keluar dari area Pelabuhan, kita akan bertemu jalan raya dengan deretan warung dan restoran serta toko. 

Di sini, saya sempatkan dulu makan pagi di restoran muslim. Menyeberangi jalan kita bisa masuk lagi ke jalan dengan lebar yang sama yang juga menjual pernak-pernik oleh-oleh. 

Jalan atau gang pasar itu mengarah ke Obyek Wisata Sigale-gale. Yang menarik dari Pasar Wisata Tomok itu adalah harganya. Murah-murah sih menurut saya. Namun demikian, saya pikir Pasar Tomor harus direnovasi sehingga lebih menarik.

10. Pertunjukan Tari Patung Sigale-gale


Papan pengumuman | dokpri
Papan pengumuman | dokpri
Sebenarnya lokasi wisata ini mungkin yang paling dikenal dan dicari. Apalagi lokasinya sangat dekat dengan Pasar dan Pelabuhan Tomok. Namun, saya menaruhnya di list terakhir dengan berbagai pertimbangan logis: saya mengunjunginya di ujung perjalanan. 

Jadinya, saya sudah memiliki standar dari kunjungan ke beberapa tempat wisata sejenisnya. Jika ingin melihat keunikan rumah adat, saya lebih memilih mengunjungi Kampung Ulos atau Huta Siallagan. 

Rumah adat di Kampung Ulos lebih rapih, lebih tertata meski rumahnya dihuni penduduk keseharian. Sementara rumah adat di Huta Siallagan lebih baru meski memang ditujukan sebagai contoh dan belum tentu dihuni.  

Sementara itu, saya sendiri tidak terlalu tertarik dengan pertunjukan tari patung sigale-gale. Sederhana saja alasannya. Saya lihat tarif menontonnya per-orang cukup tinggi buat saya yang sedang backpackeran. 

Apalagi setelah mendengarkan uraian bahwa sekarang ini Patung Sigale-galenya menari tidak karena rohnya dipanggil dan datang. Praktek memanggil roh itu sudah ditinggalkan.

Patung Sigale-gale di Tomok | dokpri
Patung Sigale-gale di Tomok | dokpri

Itulah sepuluh tempat wisata yang saya kunjungi selama backapackeran dua hari di Pulau Samosir. Ada bebeapa tempat wisata menarik lainnya di Kabupaten Samosir, termasuk yang berada di luar Pulau Samosir. Namun sayang, waktunya terbatas.

Enjoy Pulau Samosir. Enjoy Toba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun