Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kini Saya Pun Mantap Berkata: Nuklir Itu Aman

2 Oktober 2018   09:50 Diperbarui: 2 Oktober 2018   10:13 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta pemanfaatan tenaga nuklir | Foto: Retno Agustyah - Bapeten

BATAN,  deteksi dini dan Ruang Komando Bapeten yang keren

Sebagai sebuah fasilitas nuklir, BATAN tentunya mendapat porsi lebih dalam hal pengawasan dan perijinan untuk memastikan keamanan. Beruntung bagi saya dan peserta lain diajak Bapeten untuk mengunjungi fasilitas nukir BATAN di Serpong, Tangerang Selatan. Kesempatan yang sangat langka, karena saya bisa masuk persis ke dalam reaktor nuklir. Dan kesan menakutkan mengenai reaktor nuklir langsung sirna. 

Kunjungan ke BATAN. Tidak ada dokumentasi di dalam reaktor | Foto: Bambang Setiabudi - Bapeten
Kunjungan ke BATAN. Tidak ada dokumentasi di dalam reaktor | Foto: Bambang Setiabudi - Bapeten
Reaktor nuklir sama sekali tidak seangker yang saya duga. Malah saya pikir friendly. Tidak ada peralatan-peralatan yang menjuntai ke sana ke mana yang mengesankan angker. Kolam air pendingin reaktor yang tenang, jauh dari imaji sebuah kolam raksa yang apapun jatuh ke sana menjadi lebur. Belum lagi ditambah dengan penjelasan dari bapak-bapak BATAN yang gampang dicerna, ramah dan jauh dari kesan kaku. Sangat dimengerti jika ada seseorang pemuka warga yang sangat anti nuklir lalu langsung berubah menjadi endukung setelah melihat reaktor nuklir dari dekat.

Stasiun-stasiun detektor yang ada, enam ada di Batan Serpong | Foto: Abdul Qohhar - Bapeten
Stasiun-stasiun detektor yang ada, enam ada di Batan Serpong | Foto: Abdul Qohhar - Bapeten
Namun demikian, kewaspadaan tentunya harus diutamakan. Dan disinilah Bapeten selalu berkiprah. Beberapa detektor radiasi dipasang di Batan dan berbagai fasilitas nuklir yang dimiliki negara kita. Enam detektor dipasang di Serpong, satu detektor di Bandung dan satu juga di Jakarta. Untuk melindungi pimpinan negara, satu detektor pun dipasang di Istana Presiden.

Pak Abdul Qohhar memperkenalkan ruang 'komando
Pak Abdul Qohhar memperkenalkan ruang 'komando
Stasiun-stasiun detektor ini adalah bagian dari infrastruktur deteksi dini, yang dikenal dengan sistem nasional RDMS. Stasiun itu tersambung ke ruang komando yang berada di kantor Bapeten, di kawasan Hayam Wuruk. DI ruangan ini, monitor-monitor terpasang di dinding dan di atas meja. Grafik-grafik yang muncul memperlihatkan berbagai aspek radioaktif yang menjadi perthatian. Jika di suatu tempat monitor menunjukan grafik yang tidak biasa, para pegawai Bapeten akan langsung menindaklanjuti. Bahkan, sebagai sistem deteksi dini, ruang komando ini pun digunakan untuk mengantisipasi paparan radioaktif dari fasilitas nuklir yang bermasalah di negara lain.

Skema RDMS | Foto: Abdul Qohhar - Bapeten
Skema RDMS | Foto: Abdul Qohhar - Bapeten
Ternyata, negara kita itu memiliki insititusi yang keren ya. Beruntung saya mengikuti kegiatan ini. Perlu lebih banyak edukasi publik seperti ini, karena sosialisasi Bapeten ini bisa menggantikan stigma negatif negatif menjadi positif.

bapeten-banner1-5bb2d7f6ab12ae7fd5359164.png
bapeten-banner1-5bb2d7f6ab12ae7fd5359164.png
 Ya, kini saya pun mantap berkata NUKLIR ITU AMAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun