Sepele kan. Selama ini yang sering dilihat adalah para jamaah itu meletakkan sendalnya begitu saja. Setelah tikar atau sejadah tergelar, kaki langsung menginjaknya dan duduk. Meninggalkan sendal dan sepatu apa adanya. Padahal, banyak kejadian, posisi-posisi sendal berantakan itu mengganggu rapinya saf / barisan solat. Banyak saf yang terputus karena jamaah meletakkan sendal dan sepatunya di sebelah kiri atau kanannya. Otomatis tetangga sebelahnya tidak bisa merapatkan sejadahnya, bukan?
Padahal, jika sendal itu diletakkan dengan rapi di posisi depan atau belakang sejadahnya, maka saf bisa rapat. Dan jika orang dewasa melakukan hal itu, tanpa berkata pun anak-anak akan mengikutinya.
Terbayang tidak jika dalam solat berjamaah di lapangan itu, solat Ied diutamakan di lapangan, yang diikuti jemaah yang membludak, ada berapa ruang kosong yang bisa diisi jamaah-jamaah yang masih mengantri masuk di luar lapangan. Tidakkah kita memiliki rasa iba sedikit untuk memberikan jamaah haknya yang "dirampas" oleh sendal-sendal kita. Apa kita masih tega melihat ruang kosong semetara di luar pagar para jamaah yang terlambat, mungkin karena alasan darurat dan bukan alasan malas, celingak-celinguk mencari ruang kosong? Itu pelajaran tentang Empati buat anak kecil.
4. Mengisi ruang kosong
Sering terjadi dalam solat Ied di lapangan, satu keluarga yang berombongan atau satu kelompok anak muda dengan teman-temannya, tidak mau bergeser atau pindah ke ruang kosong di saf depannya. Alasannya masuk akal. Jika ruang kosong di depan itu tentunya akan "menceraiberaikan" kelompok atau keluarga mereka. Dan itu tidak cool, tidak keren dan tidak kompak. Padahal, ada hal yang lebih baik dibandingkan dengan membuat sebuah amal baik agar saf solat sempurna? Perasaan tidak kompak itu hanya perasaan berlebihan, karena toh ujung-ujungnya tiap orang adalah individu....kecuali mereka yang membawa dan harus mendampingi anak kecil.
5. Mengambil dan membuang koran bekas alas sejadah
Para jamaah lantas langsung berdiri dari tempat duduknya setelah khatib Ied menuntaskan khutbahnya. Mereka lalu memakai sendal dan sepatunya, bergabung dengan keluarganya, bercakap sedikit dengan tetangganya dan lalu ....pulang. Lah, itu koran bekas yang tadi padi dibawanya dibiarkan begitu saja, dan membuat lapangan menjadi tempat sampah raksasa ....setelah solat kembali fitri / bersih. Kontradiksi.
Loh, kan ada petugas kebersihan? Itu kan tugasnya.