Tips Diet Dari Yang Gagal Diet (a.k.a Calon Alumni Buncit Boys)
Badan bagus, six pack, slim sehingga enak dipandang dan gampang milih baju. Itu dambaan cowok, tidak hanya generasi milenial. Demikian juga pinggang ramping badan keren juga dambaan cewek. Makanya, tips diet-diet bermunculan di internet. Tentu dengan segala saran-saran berdasarkan kisah sukses mereka-mereka yang berhasil menurunkan berat badan. "Tips turun berat badan 20 kg dalam satu bulan" atau sekian kg dalam seminggu lalu dibaca. Padahal tips itu dengan "syarat dan ketentuan berlaku", yang sayangnya sering dilupakan mereka yang terlalu semangat dengan resolusi ideal itu.Â
Jadi pengen bilang "Diet itu berat. Kamu gak akan sanggup. Biar Mas Hedy saja".
Karena berat, siapa tahu tips diet dari saya, penulis yang beberapa kali gagal diet dan masih gagal :) , bisa sedikit memberikan inspirasi tambahan yang realistis berdasarkan pengalaman sendiri, curcol beberapa kawan, story Mas Hedy dan pengamatan terhadap anggota Blogger Buncit Boys.
BBB. Blogger Buncit Boys.
Screening kedua adalah dilihat pada saat makan di rumah makan Padang. Dari kedua ujian itu, akhirnya terpilih cuman enam orang anggota. Ono Sembunglango, Rahab "Madyang" Ganendra, Tauhid "Bue" Patria. Choirul "Roelly" Huda. Sementara itu Dzulfikar Al 'ala, Yusep "PapiKyh" Hendarsyah, Dede Ariyanto dan beberapa kawan lainnya langsung dieliminasi. Meskipun komunitas memiliki kutipan keren "Semua akan buncit pada waktunya", tetapi mereka tidak memiliki prospek menjadi buncit.
Saya lalu dimasukkan ke dalam grup ini, meski inginnya teriak "Why meee?". Tapi, ketika seorang sahabat berkomentar di medsos "Kang, kok jadi endut lagi?", terpaksa deh saya ikhlaskan menjadi anggota. Gak apa-ap lah, sebentar lagi juga jadi alumni. Cieee.
Rumah Makan Padang sebagai sumber inspirasi tips diet
Mau mencari inspirasi cara berdiet, yok kita ke rumah makan Padang. Beneran. Saya sendiri mengambil beberapa lessons learnt dari meja panjang berisi makanan-makan lezat itu. Bukan, ini bukan tentang makannya yang kaya kolesterol dan kalori, tetapi lebih dari itu.
- Telisik dulu keadaan pribadi, karena bisa jadi itu menentukan kemudahan diet. Jika dilihat dari cerita anggota BBB, bisa terlihat kondisi menentukan prestasi, eh kebuncitan. Rahab terkondisikan karena sebagai Ketua Komunitas KPK (Komunitas Penggila Kuliner) dia kan harus makan dan mencicipi makanan. Roelly adalah seorang jurnalis yang sering dihadapkan dengan pekerjaan yang melelahkan yang meski sebenarnya menguras energi, ternyata justru dorongan menambah energinya jauh lebih besar.Â
- Itu belum dihitung kemudahan tidur di mana saja sebagai pengganti lembur. Bule terkondisikan sebagai jomblo dadakan, yang "disapih" dari istrinya karena tugas mulia menjaga orang tuanya (semoga cepat sembuh mertuanya Mas). Kondisi sendirian membuat dia bisa makan apa saja. Sementara the birtday boy, Ono, bisa jadi dia terkondisikan sebagai blogger femes yang sering menghadiri event dan tidak bisa menolak masakan yang tersaji.Â
- Jadi, jika Anda seorang pegiat komunitas kuliner, pekerja keras, blogger aktif atau (apalagi "dan") jomblo, maka usaha diet Anda akan berkali lipat sulitnya. Terima kenyataan ini. Jadi: Tips 1. Kuatkan diri, bulatkan tekad dan pasrah jika Anda sering bersentuhan dengan kuliner.Tips 2. Relaks, jangan bekerja terlalu keras.Tips 3. Berusaha mendapatkan seseorang yang memperhatikanmu. Haish...
- Dis-moi ce que tu manges, je te dirai ce que tu es.(Hei, ini dapat dari internet :) ). You are what you eat. Jika Anda omnivora sejati, makan apa saja yang INGIN dimakan, sagala bres (Sunda), sadarilah usaha diet Anda akan sulit. Lihatlah dari nasi berbentuk mangkok telungkup di rumah makan Padang itu. Bukankah ada yang minta "tambo ciek", dan beneran makan satu piring nasi tambahan.Â
- Ada yang nasi tambahannya separuh (meski lalu separuh sisanya tetap dimakan dengan alasan "Sayang, mubazir"). Ada yang cukup satu piring saja tanpa nambah. Sementara saya memutuskan sepiring dibagi dua dengan Mas Satto Raji (maaf Mbak Wardah Fajri, ini "sepiring dibagi dua" loh, bukan "sepiring berdua" :) ). Jadi: Tips 4. Kurangi deh porsi nasinya
- Jangan biarkan tangan bergerak lebih cepat dari pikiran di otak. Sebenarnya sih saya sudah mengambil satu kikil untuk menu makan siang itu, ya ditambah sayur daun singkong plus sambal hijau. Tapi tangan ini kok jelalatan sendiri nyari yang lain. Lalu ayam pop pindah posisi. Diikuti rendang. Mata pun seperti mengamini "Terlihat monoton ah kalo nasi cuman pake kikil doang. Harus lebih berwarna deh". Jadi Tips 5. Abaikan keserasian tampilan makanan, ambil saja yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan. "Ini memang berat. Tapi kamu sanggup, Dilan".
- Saat tangan masing-masing sibuk mencari "pegangan" yang berbeda, tapi anehnya kita kompak. Kita ikhlasin menyerahkan semua menu sayuran untuk Mas Hedy. Dan beneran, dia lebih milih makan yang berbau sayuran - yang sebenarnya tidak berbau, nasi sedikit sekali, biasanya dia makan kentang atau singkong, menghindari masakan yang digoreng, lebih memilih yang dibakar, cari yang kira-kira santannya sedikit atau masakan yang direbus. Dia jelas sangat pemilih. Picky. Karena seperti perlunya kita memilih teman yang baik, dia secara menohok memberi TIps 6. Pilih makanan seperti memilih istri. Pilih yang baik (atau yang baik-baik).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H