Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Woodlot Malang, Hostel Keren ''Lima Bintang'' Tidak Hanya Buat ''Backpacker''

8 Januari 2018   17:41 Diperbarui: 8 Januari 2018   17:49 3749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di dalam kompartemen jika ditutup. Lega. Anak di bawah sepuluh tahun bisa masuk. DI atas itu? Ranjang sendiri lah. Itu aturannya | Foto: Rifki Feriandi

Pengalaman menginap yang berkesan, boleh dong dibagikan.

Ini pengalaman saya saat menginap di sebuah penginapan murah khas backpacker yang ternyata sangat keren. Namanya Woodlot Hostel.  Saya sebut penginapan ini hostel lima bintang.  Ingat ya, lima bintang loh bukan bintang lima. Nyari backpackeran hostel rasa bintang lima mah ngelunjak namanya .

Lukisan di dinding area Check-in dan Ruang Bersama | Foto: Rifki Feriandi
Lukisan di dinding area Check-in dan Ruang Bersama | Foto: Rifki Feriandi

Lalu, kenapa disebut hostel lima bintang?

Simpel.  Karena dalam pencarian google, saya baca hostel ini mendapat lima bintang dari pengunjung yang menjadi reviewernya.  Dan saya yang menginap tiga malam selama liburan akhir tahun kemarin pun sangat menyetujuinya.

Ini lima bintang yang saya sematkan ke Woodlot Hostel,  yang membuat hostel ini layak menjadi pilihan menginap.

Peruntukan

Mau backpackeran, solo travelling atau short business, Woodlot cocok untuk semua | Foto: Rifki Feriandi
Mau backpackeran, solo travelling atau short business, Woodlot cocok untuk semua | Foto: Rifki Feriandi
Sengaja ditaruh di awal. Biasanya hostel itu disebut juga sebagai penginapan backpacker yang melayani tamu yang hanya membutuhkan tempat untuk numpang tidur saja, murah dan tidak memerlukan fasilitas semacam kolam renang, gym segala rupa. Umumnya, backpacker hostel hanya menyediakan ranjang tidur berupa ranjang tingkat / bunk bed. Iya, dan Woodlot pun menyediakan bunk bed. 

Tapi, ternyata Woodlot berbeda. Tempat ini tidak sekadar penginapan untuk backpacker yang sering identik dengan pendaki gunung dan solo traveler dengan ransel. Woodlot ternyata sangat layak menjadi penginapan alternatif untuk solo businessman atau solo enterpreneur atau pegawai yang mendapat tugas ke Malang. Kenapa?  Karena Woodlot didesain sebagai hostel 'selevel lebih mewah' dibanding penginapan backpacker normalnya. 

Kompartemen: ranjang tingkat berprivasi | Foto: Rifki Feriandi
Kompartemen: ranjang tingkat berprivasi | Foto: Rifki Feriandi
Salah satu kemewahannya adalah pemberikan privasi kepada konsumennya dengan menyediakan ranjang tingkat / bunk bed (atau disebut kompartemen) yang tertutup. Karena tertutup, ranjang ini bisa disebut juga sebagai ompartemen atau dan mirip "kapsul". Ini juga alasan kenapa Woodlot Hostel bisa disebut sebagai hostel pertama dengan sistem kapsul. 

Aksen kayu membuat hangat dan
Aksen kayu membuat hangat dan
Di kategori ini saya beri lima bintang.

Lokasi

Woodlot Hostel tampak depan. Lokasi tepat di tengah kota | Foto: Rifki Feriandi
Woodlot Hostel tampak depan. Lokasi tepat di tengah kota | Foto: Rifki Feriandi
For sure,  Woodlot mendapat bintang lima dari segi lokasi. Sederhana. Woodlot berada si pusat kota dan dekat ke mana-mana. Ke mana-mana bisa berjalan kaki. Beralamat di Jalan MGR Sugiyopranoto, papan nama Woodlot bisa terlihat dari Toko Oen Malang yang terkenal itu karena hanya berjarak kurang dari seratus meter dan empat menit jalan kaki ke Alun-alun Merdeka Malang. 

Berada persis di seberang Gereja Hati Kudus Yesus, Woodlot berjarak kurang dari satu kilometer dari stasiun Malang. Dengan berjalan kaki, hostel ini bisa ditempuh sekitar seperempat jam melewati balaikota dan Alun-alun Tugu. Untuk umat Islam,  jangan khawatir. Tinggal jalan kaki ke Masjid Agung Jami Malang yang berada di salah satu sisi Alun-alun Merdeka Malang. Mau belanja juga tinggal jalan kaki. Ada Sarinah dan Ramayana. Mau relaks nonton, ada Movimaz di Sarinah. Butuh buku bacaan? Gramedia ada di sebelah Oen.

Gereja berada di seberang, dilihat dari dalam ruangan | Foto: Rifki Feriandi
Gereja berada di seberang, dilihat dari dalam ruangan | Foto: Rifki Feriandi
Mau jalan sedikir jauh? Bisa berwisata ke Kampung Warna-warni Jodipan. Cuman kurang dari satu kilometer. Sekitar sepuluh menitan jalan kaki. Ke Kelenteng Eng An Kiong, Mueseum Bentoel, Museum Musik Indonesia juga dekat. Jika malas, tinggal panggil ojek online. Gampang sekali mendapatkan ojek dari Woodlot Hostel. Tourism Center di seberangnya biasanya menjadi tempat berkumpul abang ojek online. Jangan lupa juga, ada beberapa trayek angkot biru yang melintasi di depan hostel atau dekat dengan hotel. 

Lokasi Woodlot Hostel di tengah kota, dekat ke mana-mana | Foto: screenshot
Lokasi Woodlot Hostel di tengah kota, dekat ke mana-mana | Foto: screenshot

Makanan

Cukup kaget saat baca di Traveloka jika Woodlot menyediakan breakfast. Bayangkan, hostel murah kok nyediain sarapan. Ini keren banget. Memang sih, sarapan yang disediakan hanya berupa roti, lengkap dengan mentega, selai dan meses. Tapi itu jayg lebih bagus bukan, daripada kebingungan atau malas keluar. Tamu dipersilakan mengambil roti seseuai keinginan. Dan yang juga menggembirakan adalah tersedianya kopi dan teh kapan pun mau. Ini kan kece buat hostel backpackeran.

Untuk makan berat,  jangan khawatir. 

Dapat kiriman Garlic Porrige, Bubur Bawang dari Beras Merah khas Jl Dieng. Yummy .... | Foto: Rifki Feriandi
Dapat kiriman Garlic Porrige, Bubur Bawang dari Beras Merah khas Jl Dieng. Yummy .... | Foto: Rifki Feriandi
Di sekeliling hostel ada yang jualan nasi pecel dan makanan khas Malang lainnya untuk sarapan. Asal jangan mencari bubur ayam saja, gak akan nemuin seperti di Jakarta atau Bandung. Bubur ayam tidak menjadi pilihan sarapan orang Malang ternyata. Sore menjelang malam, ada nasi atau mie goreng di seberang hotel. Enak. Bisa dibungkus dan dimakan di hostel karena hostel menyediakan peralatan makan dan dapur. 

Jalan sedikit ke akan menjumpai restoran-restoran semisal KFC dan McD. Mau jajajan lebih bervariasi,  jalan dikit lagi ke areal dekat Ramayana. Atau masuk saja ke pusat perbelanjaan. Ada kafe-kafe di sana. Atau, sekalian mau Wisata Kuliner?

Menikmati nasi dan mie goreng di depan hostel | Foto: Rifki Feriandi
Menikmati nasi dan mie goreng di depan hostel | Foto: Rifki Feriandi
Rawon Nguling yang terkenal itu hanya berjarak 800m. Nasi Pecel Jalan Kawi tinggal pake ojek online lima ribu rupiah. Atau pake angkot warna biru saru kali. Bubur Ayam Agus atau Bubur Ayam Endri pun sekitar segituan pake ojek online. Cwie Mie Kahuripan juga cuman satu kilometer jaraknya.

Atau, sesederhana makan bakso pinggir jalan di depan Gramedia pun kita sudah merasakan nikmatnya Bakso Malang.

Teh, gula, kopi, kreamer, selai, meses, roti, toaster. Whatever you want deh | Foto: Rifki Feriandi
Teh, gula, kopi, kreamer, selai, meses, roti, toaster. Whatever you want deh | Foto: Rifki Feriandi
Karena ketidakkhawatiran dengan masalah makan itulah, dan penyediaan roti dan all-time coffee-tea -  saya sematkan lima bintang untuk urusan makanan (sebenarnya sih lebih tepatnya masuk ke kategori lokasi diatas, tapi gak apa-apa deh)

Fasilitas

Seperti lemari-lemari di perpustakaan bukan? | Foto: Rifki Feriandi
Seperti lemari-lemari di perpustakaan bukan? | Foto: Rifki Feriandi
Ini yang beneran beda dan layak mendapat lima bintang.  Bukan saja karena lantai dasar tempat check - in dengan ruang duduk dan pantry yang berkesan hangat dari material kayu yang dipakai, sehingga terlihat 'mewah'  dibanding penginapan backpacker biasa, tetapi justru lantai dua yang menjadi ruang utama. Iya, ruang tempat tamu tidur.

Arah sebaliknya seperti ini. Rapi. Ranjang tingkat yang tertutup. Keren euy | Foto: Rifki Feriandi
Arah sebaliknya seperti ini. Rapi. Ranjang tingkat yang tertutup. Keren euy | Foto: Rifki Feriandi
Sekilas, di lantai ini tidak terlihat tanda-tanda kamar penginapan backpacker,  dengan ranjang tingkat (bunk bed)  terbuka seperti di barak. Ruang utama Woodlot Hostel ini malah mirip koridor di sebuah perpustakaan dengan lemari-lemari kayu besar.  Dan siapa nyana,  di 'dalam' lemari kayu itulah kita tidur. Ya, di Woodlot bunkbed-nya 'ditanam' dalam lemari dua rak. Menjadikannya sebuah kompartemen atau "kapsul".

Satu unit kompartemen dengan bantal yang nyaman, selimut, dua hanger, ukuran lega dan lampu di dalam | Foto: Rifki Feriandi
Satu unit kompartemen dengan bantal yang nyaman, selimut, dua hanger, ukuran lega dan lampu di dalam | Foto: Rifki Feriandi
Menurut Ivan Saputra,  owner,  Woodlot Hostel mengambil konsep penginapan kapsul di Jepang dan ide utama dari backpacker hostel di Singapura.

Beberapa hal yang keren di lantai dua ini adalah:

  • pemakaian material kayu yang membuat kesan hangat
  • kompartemen lega untuk ukuran orang Indonesia, termasuk untuk berdua si Ayah dan si Ade (usia delapan tahun). FYI, seperti hostel backpacker lainnya, satu ranjang hanya diperuntukan bagi satu orang dewasa. Anak berusia >10 tahun harus di ranjang terpisah
  • kompartemennya juga cukup tinggi, terasa tidak sumpek

Suasana di dalam kompartemen jika ditutup. Lega. Anak di bawah sepuluh tahun bisa masuk. DI atas itu? Ranjang sendiri lah. Itu aturannya | Foto: Rifki Feriandi
Suasana di dalam kompartemen jika ditutup. Lega. Anak di bawah sepuluh tahun bisa masuk. DI atas itu? Ranjang sendiri lah. Itu aturannya | Foto: Rifki Feriandi
  • tiap kompartemen dilengkapi lampu samping di dalam dengan desain yang ditanam...keren
  • tiap kompartemen disediakan colokan listrik tersendiri
  • tiap kompartemen diberi tirai penutup, sehingga ada privasi
  • kompartemen atas diberi pagar pengaman

Tirai penutup untuk memberikan privasi, tangga rdan railing kayu sebagai pengaman | Foto: Rifki Feriandi
Tirai penutup untuk memberikan privasi, tangga rdan railing kayu sebagai pengaman | Foto: Rifki Feriandi
  • ada dua gantungan baju untuk digunakan buat baju-baju yang rapi
  • bantal yang tersedia nyaman, dan selimutnya bermodel seperti di hotel 

Colokan listrik dan lampu memudahkan untuk bekerja dalam privasi | Foto: Rifki Feriandi
Colokan listrik dan lampu memudahkan untuk bekerja dalam privasi | Foto: Rifki Feriandi
  • tiap kompartemen disediakan ruang penyimpanan bawaan yang cukup besar, yang berada di bawah ranjang bawah. Ruangan ini cukup besar untuk bisa menampung koper besar
  • terdapat dua tempat solat (muat tiga orang) di tiap lantai...ini keren

Karpet etnis di area tempat solat. Nomor-nomor
Karpet etnis di area tempat solat. Nomor-nomor
  • tersedia cermin di ujung tiap koridor untuk menjaga penampilan backpacker tetap kece
  • terdapat ruang 'keluarga' atau 'hall'  yang cozy, hangat, nyaman dan luas dengan tikar dan beberapa meja cocok untuk bekerja dan berinteraksi

Ruang
Ruang
  • cukup banyak pengatur udara yang membuat ruangan adem dan membuat kita cepat tertidur karena nyaman untuk menarik selimut

Bahkan toilet pun berdesain kayu | Foto: Rifki Feriandi
Bahkan toilet pun berdesain kayu | Foto: Rifki Feriandi
  • tersedia dua toilet dan tiga kamar mandi dengan interior dinding kayu
  • sabun dan sampo tersedia di tiap kamar mandi. Fyi, showernya berair dingin, tidak ada air panas. Reasonable sih untuk ukuran hostel murah. Bukankah buat backpacker, di gunung lebih dingin dibanding mandi air dingin di kota :)
  • ada jemuran handuk di dekat kamar mandi

Ruang
Ruang
Fasilitas lain yang diberikan adalah tersedianya wifi di tiap lantai. 

Di akhir Januari atau Februari, lantai 3 akan resmi dibuka. Lantai itu akan dikhususkan untuk tamu perempuan.

Widih, keren kan. Lima bintang deh jadinya.

Pelayanan

Check-in counter berdekatan dengan area makan dan kumpul lantai satu | Foto: Rifki Feriandi
Check-in counter berdekatan dengan area makan dan kumpul lantai satu | Foto: Rifki Feriandi
Ketika datang, saya disambut Mbak Martini di bagian Check-in. Beliau sangat ramah dan sangat membantu, terutama jika ditanya tentang area-area menarik dan bagaimana mencapainya. Proses check-in tidak sulit, karena saya booking secara online lewat Traveloka. Saat booking saya juga sempat bertanya lewat telpon. Mas-mas yang menjawabnya juga ramah. Konter check-in buka dua puluh empat jam.


Kebersihan

Area penyimpanan sepatu dan sendal, di dekat chek-in counter | Foto: Rifki Feriandi
Area penyimpanan sepatu dan sendal, di dekat chek-in counter | Foto: Rifki Feriandi
Entahlah, apa karena hostel ini baru, tapi sepertinya kebersihan memang menjadi perhatiannya ya. Semua tamu yang menginap diminta untuk menanggalkan sepatu atau sendalnya, dan memasukannya ke lemari sepatu yang berada di dekat konter check-in. Sebagai gantinya, mereka disediakan sendal jepit yang tersedia di keranjang sendal. Ada dua warna, hijau dan biru. Pilih yang sesuai dengan size kakinya. Aturan pemakaian sendal jepit ini menurut saya keren juga ya sehingga ruangan dalam bisa terjaga kebersihannya. Lima bintang juga deh.

Dua ukuran sendal dalam hostel, besar dan kecil | Foto: Rifki Feriandi
Dua ukuran sendal dalam hostel, besar dan kecil | Foto: Rifki Feriandi
Harga


Hostel ini hanya menyediakan satu tipe "ruangan". Rate per malamnya saat high season liburan akhir tahun kemarin adalah 130 ribu rupiah,nett. Sementara itu di luar high season, ratenya 100 ribu nett, baik itu weekday atau weekend. Pembayaran dilakukan di depan. Tamu akan diminta untuk menyimpan uang sebesar 50 ribu sebagai deposit. "Sebagai deposit jika kehilangan kunci atau kehilangan atau pecahnya barang-barang Pak. Karena di dapurnya kan self-service", begitu jelas Martina. 

Bagi saya, dengan lokasi, fasilitas dan pelayanan yang diberikannya, rate Woodlot Hostel itu sudah sangat bagus. Lima bintang juga.


Woodlot Hostle dilihat dari sampin, dari arah Pasar Burung. Beberapa meter dI sebelah kanan adalah Toko Oen | Foto: Rifki Feriandi
Woodlot Hostle dilihat dari sampin, dari arah Pasar Burung. Beberapa meter dI sebelah kanan adalah Toko Oen | Foto: Rifki Feriandi
Puas banget selama tiga malam menginap di Woodlot Hostel selama tiga malam empat hari. Must try hostell nih.....
Woodlot Hostel. Setingkat lebih mewah dari hostel backpacker biasa" - Ivan Saputra, Owner Woodlot Hostel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun