Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

#KetapelsMembatik: Generasi Milenial, Kearifan Lokal, dan Inspirasi Komunitas

9 April 2017   17:46 Diperbarui: 10 April 2017   01:30 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antusias. Melek Teknologi. Jiwa Enterpreuneur. Opportunistic.

Itulah karakteristik anak muda sekarang yang sering disebut Generasi Milenial. Generasi yang berada dalam rentang kelahiran 1980 – 1995 ini. Sepintas terlihat agak-agak gimana gitu mengenalkan sebuah kearifan lokal, dalam hal ini membatik yang nota bene dianggap konsumsi generasi terdahulu, kepada generasi yang tidak bisa diam dan lebih asyik dengan gawai? Apalagi yang dikenalkan tidak hanya soal batik, tetapi filosofi di belakangnya dan diselipkan inspirasi bisnis dari pelakunya. Hil yang mustahalkah?

Ternyata tidak, saudara. Keantusiasan, jiwa enterpreuneur sekaligus perasaan ingin tahu anak muda ternyata lebih menyeruak ke permukaan. Hal yang secara jelas terlihat pada acara #KetapelsMembatik, yang diselenggarakan oleh Komunitas Ketapels (Kompasianer Tangsel Plus) bekerja sama dengan Kompasiana dan Danamon. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 25 orang, yang sebagian terbesar adalah anak-anak muda Generasi Milenial. Dari awal acara, anak-anak muda ini sudah mencetak sebuah kebanggaan: datang sebelum waktu acara, sehingga acara dimulai tepat waktu. ON TIME. Kereeeen.

Nelty dan Batik Tangsel


Inti dari acara #KetapelsMembatik ini adalah mengenal batik khas dari Tangerang Selatan yang dibawakan oleh salah seorang perajin dan pengusaha batik yang mengangkat beberapa kearifan lokal Tangerang Selatan ke dalam batiknya: Dra. Nelty Fariza Kusmilianti. Tangerang Selatan sebagai kota yang baru dibentuk beberapa tahun lalu sedang mencari jati diri dalam bentuk kearifan lokal. Nah, Bu Nelty ternyata menemukan beberapa kearifan lokal yang bisa diterapkan kepada desain batik. Beberapa hal yang dianggap sepele dari lingkungan sekitar tetapi ternyata bisa menjadikan motif batik yang keren adalah kacang sangray, bunga anggrek, ayam wareng, rumah bladongan, rampak bedug sampai dengan berbagai jenis situ. Motif-motif batik itu kemudian dikombinasikan dengan berbagai warna sehingga tampak indah. Desain Bu Nelty sudah diperkenalkan dalam beberapa event lokal Tangerang Selatan, regional Banten bahkan sudah go international. Di sisi ini, angkat topi buat Bu Nelty yang sudah mengangat kearifan lokal ke tingkat lebih jauh, internasional.

Anak muda membatik? Seru dan keren

Untuk menambah pemahaman mengenai membatik, pihak penyelenggara membuat sebuah acara di pertengahan. Praktik membatik. Si sesi ini, semua peserta tanpa terkecuali diberikan selembar kain mori dan canting untuk membatik. Mereka berkelompok beberapa orang dalam satu grup mengelilingi katel berisi malam. Karena cuaca tidak mendukung, dan hujan mengguyur, acara workshop yang sedianya akan diselenggarakan di luar pun akhirnya diubah ke dalam. Meskipun berkutat dengan udara gerah dan asap dalam ruang, namun antusias peserta begitu tinggi. Beberapa orang bahkan mengaku ini adalah pertama kalinya memegang canting. Bu Nelty sengaja tidak memberikan kain yang sudah diberi motif untuk diikuti, karena beliau belajar dari workshop-workshop sebelumnya jika hal itu akan membatasi dan mengerem keinginan peserta. Alhasil, para peserta membuat desain yang pastinya berbeda satu dengan lainnya.

Kegiatan membatik ini tidak saja dilakukan di atas kain. Para peserta pun diajak mengikuti proses selanjutnya berupa mewarnai dan menghilangkan malam sampai penjemuran. Terlihat sekali rona wajah anak-anak muda itu excited banget.

Padu padan batik biar tambah kece

Padu padan batik, bersama fashion blogger, Leonita | Foto: Leonita
Padu padan batik, bersama fashion blogger, Leonita | Foto: Leonita

Acara hari Sabtu, 25 Maret 2017 itu bertambah seru dengan hadirnya fashion blogger: Leony. Anak muda trendi ini mengisi sesi selanjutnya dengan saran tentang padu padan batik dalam pakaian resmi ataupun untuk acara lainnya. Menurut Leony, padu padan itu penting untuk membuat batik lebih menarik dan lebih banyak digunakan. Leony pun membuktikan bahwa penggunaan batik dalam pakaian bisa menambah penampilan makin kece.

Danamon dan pembiayaan UKM

Sesi berikutnya lebih ke arah finansial, pembiayaan UKM seperti bisnisnya Bu Nelty. Tentukan sesi ini difasilitasi oleh Bank Danamon sebagai sponsor kegiatan komunitas ini. Bank Danamon memang memiliki fokus memajukan para pengusaha UKM dengan memberikan kredit bagi UKM. Ternyata Danamon memiliki berbagai fasilitas pinjaman usaha yang bisa dipilih sesuai kondisi keuangan dan jenis usaha kita.

Inspirasi Komunitas

Acara di akhir minggu ini berlangsung seru. Seluruh peserta yang datang sepertinya menikmati acara. Salut sekali kepada para peserta yang datang tepat waktu. Satu kebiasaan yang ingin ditanamkan komunitas selama ini, yaitu datang dan memulai acara tepat waktu, ternyata disambut dengan positif.

Mengadakan sebuah acara bagi sebuah komunitas yang berisi penulis-penulis lepas, apalagi acara yang berisi inspirasi, awalnya terlihat tidak mudah. Tetapi komunitas Ketapels bisa membuktikan bahwa dengan kolaborasi yang erat antara semua pihak, panitia, peserta, nara sumber, kompasiana dan sponsor, kegiatan seru berisi kearifan lokal bisa tetap terlaksana, diterima generasi milenial dan tetap menginspirasi. Bukankah ini bukti bahwa Komunitas itu sudah saatnya pegang kendali?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun