Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pidio, Aplikasi Video Keren Besutan Anak Negeri

2 Agustus 2016   09:02 Diperbarui: 2 Agustus 2016   11:13 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pidio: Cara baru mengumpulkan dan berbagi video keren | Foto: Satyo Nugroho

 

Coba tengok beranda fesbuk Anda. Banyak berseliweran video youtube yang dibagi / share kan? Video-video yang dibagikan itu keren-keren, inspiratif, motivatif dan positif. Terkadang haru, banyak juga yang lucu-lucu. Jari tidak akan tahan untuk tidak menyentuh dan berbagi video-video itu.

Namun, pernahkah Anda mengalami kejengkelan ketika ingin menonton lagi video youtube yang pernah dibagikan namun susah sekali menemukannya?

Anda tidak perlu jengkel. Sekarang sudah muncul mobile-apps keren yang memfasilitasi hal itu. Itulah Pidio.

Tampilannya keren, fitur-fiturnya mudah dan memikat

Halaman di appstore dan halaman login | Foto: Screenshot
Halaman di appstore dan halaman login | Foto: Screenshot
Dari sejak mulai masuk ke apps store, diunduh dari Google Play atau App Store secara gratis...tis...., kita sudah bisa melihat tampilan apps yang menarik perhatian dengan permainan warna lembut dan warna-warni. Penulis mengakui jika apps ini memiliki tampilan grafis yang menawan. Salah satu yang paling disukai adalah halaman login-nya dengan nuansa lembut. Lembut (halah) itu jugalah pengalaman login secara mudah, dengan memanfaatkan akun facebook.

Informasi downloadnya di http://pid.io/info

Halaman Home dan Trending Videos | Foto: screenshot
Halaman Home dan Trending Videos | Foto: screenshot
Halaman utama (Home) dari apps ini juga terlihat menarik. Halaman ini memunculkan video-video yang dishare oleh teman-teman yang difollow. Hal ini memudahkan pemilik akun untuk melihat video-video yang menarik minatnya, dan kemudian berbagi di laman facebook. Demikian pula di laman trending video. Keren punya.

Halaman People you follow dan Suggested People yang menarik | Foto: Screenshot
Halaman People you follow dan Suggested People yang menarik | Foto: Screenshot
Seperti halnya facebook, Pidio pun menampilkan aktivitas mereka yang berada dalam lingkaran pertemanan, sehingga pemilik akun bisa setidaknya melihat video-video yang positif yang bisa diikuti.

Yang paling menarik menurut penulis adalah fitur suggested people-nya. Iya, menarik, karena kita bisa mencari orang-orang yang sekiranya memiliki taste yang sama, sehingga kita bisa mendapatkan video yang dicari dan “gue banget”.

Tonton, bagikan dan rapi urutannya

Pidio mudah sekali digunakannya, semudah Anda menggunakan jari dan semudah Anda berbagi. Jika kita menemukan video yang menarik, kita tinggal tonton video itu dan lalu bagikan di fesbuk. Apa yang dibagikan di facebook itu akan otomatis terekam dan terurutkan dalam akun Pidio. Dengan demikian, suatu saat kita ingin melihat video yang pernah dishare, kita bisa dengan gampang menelusurinya. Bahkan, untuk memudahkan pengguna, Pidio pun memiliki fasilitas mengkategorikannya.

Halaman profile pemilik akun, dengan sejarah video yang dishare | Foto: Screenshot
Halaman profile pemilik akun, dengan sejarah video yang dishare | Foto: Screenshot
Tidak itu saja.......

'Karena gak semua orang bisa bikin video keren, tapi semua orang bisa mengumpulkan dan berbagi video-video yang keren'.

Itulah yang menjadi slogan awal pengembangan Pidio. Namun, tentunya Pidio tidak berhenti di sini saja. Selain grafis, tampilan dan fitur-fiturnya yang keren dan memikat, Pidio ternyata memiliki road map pengembangan yang keren punya yang tentunya sangat menarik untuk terus dinantikan. 

Dari bocoran yang penulis dapat, Pidio akan terus berkembang sangat menarik sehingga memberi manfaat yang jauh dari hanya sekadar aplikasi berbagi video saja.

Aplikasi besutan anak negeri berciri lokal berfungsi global

Aplikasi yang soft-launchnya dilakukan tanggal 27 Juli 2016 itu, menarik pula dilihat dari sisi pengembangnya.

Aplikasi ini didevelop oleh seorang Satyo Nugroho, sarjana lulusan Institut Teknologi Bandung. Ayah seorang putri semata wayang yang sedang berkuliah di Melbourne dan suami dari seorang dosen sebuah perguruan tinggi di Jakarta ini adalah owner serta Direktur PT Teknologi Multimedia Indonesia, http://www.pure-technology.net. Perusahaan ini bergerak di pengembangan aplikasi mobile dan internet. Salah satu aplikasi yang pernah perusahaan itu kembangkan adalah Indosat MyCare.

Satyo Nugroho, developer Pidio | Foto: Satyo Nugroho
Satyo Nugroho, developer Pidio | Foto: Satyo Nugroho
“Untuk aplikasi mandiri, Pidio adalah yang pertama saya kembangkan”, begitu ungkap Satyo, cowok berpenampilan muda ini, pada saat wawancara ringan melalui media whatsapp. “Ternyata membuat aplikasi mandiri itu tantangannya jauh lebih besar daripada membuatkan aplikasi untuk klien”.

Berikut percakapan penulis dengan developer Pidio itu.

Apa kira-kira latar belakang menarik sampai memiliki ide membuat Pidio?

Tidak dipungkiri, minat pengguna mobile phone terhadap layanan video sangat tinggi. Saat ini ada jutaan video yang sudah diupload ke internet, dan terus meningkat dari hari ke hari. Banyak sekali video-video itu yang bagus dan mendidik, serta menghibur. 

Namun, sayangnya banyak pula dari video-video yang bagus itu tidak sampai ke mata kita. Sebabnya sederhana, akses ke video-video tersebut terbatas atau kurangnya informasi tentang video-video itu. Di sinilah kami berfikir untuk memberikan layanan yang berbeda dari yang sudah ada saat ini.

Aplikasi ber-genre 'video discovery' ini saat ini sudah ada beberapa di dunia, termasuk diantaranya Pinterest, Vodio, We Heart You dll. Pidio mencoba memberi layanan yang berbeda yaitu pengguna tidak perlu upload videonya sendiri, tapi cukup membagikan video-video yang mereka anggap bagus atau mewakili ide yang ingin mereka sampaikan. Pidio pun dikembangkan dengan gayanya sendiri, dan diharapkan menjadi aplikasi lokal yang bisa sesuai dengan pasar lokal sendiri di Indonesia.

Satyo bersama istri, anak dan ponakan | Foto: Satyo Nugroho
Satyo bersama istri, anak dan ponakan | Foto: Satyo Nugroho
Jadi intinya berbagi inspirasi atau motivasi atau sesuatu yg positif?

Betul. Misalnya saya suka teknologi, tapi saya bukan orang yang ahli dalam menyampaikan ide atau pemikiran saya dalam bentuk video. Dalam hal ini saya bisa bagikan video-video bagus yang bisa sesuai dengan ide saya dan dapat memberikan manfaat kepada orang lain

Setiap orang bisa punya ide yang berbeda-beda, dan tentunya mereka bisa melakukan hal yang sama dan membagikan ide dan inspirasi kepada teman-temannya melalui Pidio. Pidio disiapkan untuk menjadi platform di mana pengguna bisa mengumpulkan dan berbagi video-video pendidikan, misalnya, untuk bagaimana cara pemrograman komputer dari a sampai z. Hal ini akan sangat membantu, karena dari jutaan video sejenis yang ada di Internet, kita bisa membantu mengkurasi video-video itu. Dipilih yang paling bagus-bagus aja, jadi follower kita tidak lagi kebingungan mana video yang paling bagus untuk topik tertentu.

Apa ada screening nantinya terhadap konten negatif yang dishare?

Salah satu alasan kita belum mengijinkan pengguna untuk upload video sendiri adalah untuk mencegah konten negatif. Jadi dalam hal ini, kita sudah memanfaatkan screening yang dilakukan oleh Youtube (dan sumber lainnya) untuk konten negatif.

Namun demikian, kita juga tetap memberikan fitur untuk melaporkan konten negatif, maupun pengguna-pengguna yang dianggap negatif. Dan kami berhak untuk memblok konten maupun user negatif sesuai dengan yang tercantum dalam 'Ketentuan Penggunaan' di aplikasi Pidio.

Satyo beserta keluarga besar perusahaannya | Foto: Satyo Nugroho
Satyo beserta keluarga besar perusahaannya | Foto: Satyo Nugroho
Apa sasaran Pidio memang pasar lokal atau mengingat fungsinya yang positif, juga menyasar pasar luar ?

Pidio sih dibangun dengan target menjadi global app. Tapi untuk tahap awal, rencananya akan difokuskan untuk pasar Indonesia dulu, mengingat pasar di Indonesia sendiri saat ini besar sekali. Setelah menancapkan kuku di pasar lokal, baru mungkin kita akan ekspansi ke pasar global. Meski demikian, kami launch versi awal ini dalam bahasa Inggris, kita segera akan support multi-language English dan Bahasa Indonesia.

Pidio sendiri sebenarnya artinya apa? Kok seperti kata video dibaca orang sunda?

Memang. Justru nama Pidio itu inspirasinya dari cara orang Sunda ngomong video. Hahaha. Serius. Iya, beneran. Lokal banget kan? Tidak ada filosofi njelimet. Ya supaya asosiasinya masih tetep dekat dengan video. Dan mudah diingat saja.

Apa inspirasi yang ingin sampaikan dari pengembangan Pidio ini?

Apa ya. Mungkin dalam pengembangan Pidio buat saya pribadi bukan cuman sekedar bikin aplikasi atau bisnis baru, tetapi juga lebih untuk menyemangati diri sendiri bahwa:

  • Kita tidak boleh berhenti belajar, tentang apapun. Saya belajar banyak selama pengembangan aplikasi Pidio ini

  • Kita tidak boleh berhenti bergerak. Sekecil apapun langkah yg kita ambil, asalkan kita konsisten, kita akan semakin deket dengan tujuan.

  • Buatlah sesuatu, bahkan walaupun sederhana. Karena akan lebih baik membuat sesuatu yang sederhana daripada membuat sesuatu yang besar tapi hanya dalam angan-angan.

Satyo Nugroho dan pameran fotografinya | Foto: William Yusuf
Satyo Nugroho dan pameran fotografinya | Foto: William Yusuf
Di akhir pembicaraan, pria yang hobi fotografi dan telah melakukan beberapa pameran fotografi ini mengemukakan kegembiraannya melihat antusiasme anak-anak muda terhadap teknologi aplikasi. Dia melihat inilah salah satu teknologi yang perlu didorong terus, karena selain bernilai tinggi bagi pelakunya, juga banyak membawa manfaat dan kemudahaan bagi penggunanya.

Meski dia melihat dukungan dari ekosistem maupun dari pemerintah juga sangat baik, namun pendidikan formal terkait bidang teknologi informasi dirasakan masih sangat terbatas. Jika hal ini bisa digenjot lagi oleh pemerintah, mungkin dalam beberapa tahun ke depan Indonesia bisa sejajar dengan India, dan beberapa Negara lainnya di Asia dan Eropa yang saat ini sudah lebih maju dalam bidang teknologi informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun